Bermodal perahu & alat pancing, nelayan NTT kantongi Rp 500.000/hari
Merdeka.com - Pantai Pede merupakan salah satu destinasi wisata di Labuan Bajo, Komodo, Manggarai Barat. Meski begitu, pantai ini tetap tak lepas dari aktivitas melaut para nelayan.
Salah satu nelayan di Pantai Pede, Supardi mengaku sudah lebih dari 10 tahun menjadi nelayan di pantai ini. Dengan berbekal perahu nelayan fiber dan alat pancing, Supardi bisa membawa pulang Rp 500.000 setiap harinya.
"Saya melaut mulai sore hingga jam 12 malam. Biasanya satu hari saya bisa dapat sekitar 20 ikat yang terdiri dari berbagai ikan. Dan satu ikat kira-kira isinya 4-5 ikan tergantung ukuran," kata Supardi saat ditemui di Pantai Pede, Labuhan Bajo, Komodo, Manggarai Barat, Minggu (22/5).
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Kenapa BMKG meminta nelayan waspada? BMKG lantas meminta para nelayan yang mencari ikan agar waspada karena gelombang tinggi ini berpotensi menimbulkan kecelakaan laut.
-
Apa yang membuat nelayan Kebumen tenggelam? Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Dimana Nelayan Bojonegara cari ikan? Selain rumpon, memperkirakan waktu melaut berdasarkan pengalaman mereka menjadi salah satu strategi melaut. Mereka mengamati pola cuaca dan kondisi laut yang memengaruhi ikan seperti Januari hasil tangkapan akan baik serta November dan Desember ikannya akan sedikit.
-
Apa tanda alam yang diwaspadai Nelayan Bojonegara? Kemunculan angin jadi hal yang patut diwaspadai oleh nelayan di Bojonegara. Tiupan yang akan bertambah besar berisiko memunculkan puting beliung atau seret taun.Kemunculannya ditandai oleh mendung hitam mirip jantung pisang.
-
Di mana nelayan di Kutai Timur mendapatkan bantuan? Melalui Bidang Pelaporan dan Usaha Perikanan Dinas Perikanan, Kutai Timur memberikan sejumlah bantuan mesin ketinting Kelompok nelayan Teluk Dalam 2, Desa Martadinata, Kecamatan Teluk Pandan, Kutim.
Dia menambahkan, setiap ikan yang dia dapatkan bisa langsung dijual kepada masyarakat atau melalui para penadah (tengkulak) di pasar. Setiap ikatnya, Supardi dibayar dengan harga Rp 20.000 - Rp 25.000.
"Salah satu ikan yang paling banyak ditemui di sini itu ikan lembogor dan ikan cepa itu selalu bisa ditangkap setiap hari. Ada juga kakap tapi itu musiman. Kalau di pasar ikan itu bisa dijual dengan harga Rp 35.000 per kilo," imbuhnya.
Sayangnya, harga tersebut belum bisa menutupi ongkos yang dipakai untuk melaut, salah satunya bensin. Supardi mengaku untuk sekali melaut, dia bisa menghabiskan 2-5 liter bahan bakar bensin jenis premium.
Selain itu, para nelayan juga kerap tak melaut jika bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) habis. Alternatifnya, Supardi harus membeli bensin eceran dengan harga Rp 15.000 per liter.
"Bensin saya beli Rp 7.000 per liter. Di sini pom bensin ada dua. Sekali melaut butuh 2-5 liter. Pernah juga tidak melaut karena tidak ada bensin. Karena bensin kita itu dikirim dari Reo, Manggarai Tengah jadi kalau di sana tidak mengirim ya kami tidak melaut," jelas Supardi.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret kehidupan nelayan di tengah laut saat mencari ikan. Terombang-ambing saat hujan badai.
Baca SelengkapnyaProyek reklamasi di teluk Jakarta berdampak pada banyak hal, salah satunya membuat hidup nelayan Muara Angke semakin susah. Berikut potretnya:
Baca SelengkapnyaMasuknya modal asing dan kapitalisme modern mendorong munculnya pranata ekonomi baru di kalangan masyarakat nelayan.
Baca SelengkapnyaNilai tukar nelayan belum mencapai angka yang signifikan sehingga mereka masih belum sejahtera.
Baca SelengkapnyaHasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.
Baca SelengkapnyaPengelolaan SPBU apung kembali menyediakan BBM bersubsidi jenis solar untuk para nelayan di perairan Jakarta.
Baca SelengkapnyaRibuan nelayan tradisional di Lebak Banten tak bisa cari nafkah akibat cuaca buruk. Begini kondisi mereka.
Baca SelengkapnyaSolusi Nelayan juga sudah diintegrasikan dengan Program Subsidi Tepat, lebih dari seribu transaksi di SPBUN program Solusi Nelayan sudah tercatat.
Baca SelengkapnyaPara nelayan mengaku ikan semar tangkapannya semakin melimpah di tengah fenomena El Nino.
Baca SelengkapnyaIni tanggapan Menteri Trenggono soal penghapusan BBM subsidi untuk nelayan.
Baca SelengkapnyaPara nelayan terpaksa tidak melaut saat ombak besar karena sangat membahayakan keselamatan.
Baca SelengkapnyaKepada Pramono, warga Pulau Lancang yang kebanyakan nelayan, mengeluhkan persoalan terkait bahan bakar dan tambak.
Baca Selengkapnya