BI rate turun, bank sentral harap bank segera ubah suku bunga kredit
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai perbankan Tanah Air perlu waktu untuk menurunkan suku bunga pinjaman. Meskipun, BI telah menurunkan suku bunga acuan dari 7,5 persen menjadi 7,25 persen.
"Terkait policy rate ini pasti memerlukan waktu untuk bisa nanti direspons oleh bank-bank. Tapi, di bank-bank itu sendiri masing-masing kan mempunya portfolio yang berbeda-beda dan mungkin punya segmentasi yang berbeda-beda," jelas Agus di Jakarta, Jumat (15/1).
Dia berharap perbankan segera melakukan penyesuaian secepatnya. Dengan begitu kinerja ekonomi Indonesia bisa terakselerasi.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Kapan BRI Prioritas memberikan informasi? BRI Prioritas juga secara rutin mengirimkan informasi market update untuk tujuan investasi, gaya hidup, solusi bisnis, dan solusi personal yang disampaikan melalui media digital serta melalui bantuan Priority Relationship Manager yang profesional, berpengalaman, dan tersertifikasi dalam bidang pengelolaan finansial.
-
Kapan estimasi diperlukan? Dalam sebuah penyusunan rencana atau strategi, selalu dibutuhkan estimasi untuk memperkirakan risiko yang dapat terjadi.
-
Kapan BNI Sekuritas akan merevisi target harga BRI? Bahkan valuasi BBRI disebut menarik akibat adanya tren kenaikan suku bunga sehingga pihaknya akan kembali melakukan reviu.
-
Kapan kebijakan baru BRI berlaku? Kebijakan ini akan berlaku efektif per Agustus 2024.
-
Kapan proses pengajuan KPR BRI selesai? Jika semua proses berjalan lancar, dalam waktu satu bulan kamu sudah bisa melakukan akad kredit. Namun, jika ada kendala, proses penyelesaian pengajuan KPR bisa memakan waktu antara 6 hingga 12 bulan.
Bank sentral melihat stabilitas sistem keuangan tetap terjaga. Ditopang ketahanan sistem perbankan dan kinerja pasar keuangan yang cukup kuat.
Pada November 2015, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat sebesar 21,1 persen. Sementara rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) berada di kisaran 2,7 persen (gross) atau 1,3 persen (net).
Dari sisi fungsi intermediasi, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 9,8 persen (yoy). Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat sebesar 7,7 persen (yoy). (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, Bank Indonesia masih berfokus pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaPerry memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya selama 3 bulan kedepan secara berturut-turut hingga akhir tahun.
Baca SelengkapnyaKebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan alasan naiknya suku bunga jadi 6 persen.
Baca SelengkapnyaSaat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah terus memberikan support terhadap pertumbuhan kredit perbankan dan investasi.
Baca SelengkapnyaKe depan tren penurunan suku bunga kebijakan negara maju khususnya Amerika Serikat terus berlanjut.
Baca Selengkapnyaproyeksi penurunan suku bunga ini berdasarkan hasil analisis dengan sejumlah pelaku pasar keuangan.
Baca SelengkapnyaCadangan devisa tahun ini merupakan posisi tertinggi sepanjang sejarah.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca SelengkapnyaErwin menyatakan, penahanan BI 7 Days Reverse Reporter Rate (BI7DRR) ini juga bermaksud untuk menjaga nilai tukar Rupiah yang tengah dalam tekanan hebat.
Baca SelengkapnyaKeputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi pada sasaran 2,5±1 persen pada tahun 2024 dan 2025.
Baca Selengkapnya