Bos Lion Air: Berat, semua maskapai di Indonesia rugi di 2017
Merdeka.com - Maskapai penerbangan Lion Air tercatat mengalami kerugian sepanjang tahun 2017 lalu. Kerugian yang dialami maskapai disebut cukup besar dan lebih tinggi dibanding kerugian tahun sebelumnya.
Direktur Utama Lion Air, Edward Sirait mengakui, tahun lalu merupakan masa-masa terberat untuk dunia penerbangan. Dia mengklain semua maskapai yang ada di dalam negeri mengalami kerugian serupa.
"Berat, gak ada yang gak berat. Semuanya (maskapai rugi), gak ada airlines di Indonesia setau saya yang untung," kata Edward dalam sebuah acara diskusi di Kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, Senin malam (5/2).
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Bagaimana Lion Air berkembang? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
-
Kapan kecelakaan pesawat terjadi? De Havilland Comet merupakan desain jet komersial awal yang memiliki jendela persegi. Namun, dalam waktu lima tahun setelah diperkenalkan, tiga Komet mengalami serangkaian kecelakaan tragis dan menewaskan semua penumpang di dalamnya. Melansir IFLScience & Daily Mail, Senin (13/5), setelah kecelakaan ketiga di 1954, penyelidikan menemukan bahwa retaknya kusen jendela menjadi penyebabnya.
-
Apa masalah yang dihadapi Boeing Starliner? Menurut juru bicara Boeing, empat dari lima pendorong yang sebelumnya tidak berfungsi kini sudah bekerja normal, hanya satu dari 27 pendorong yang masih offline, yang tidak mempengaruhi misi kepulangan.
-
Apa dampak gempa pada pesawat? Gempa tetap bisa memengaruhi penerbangan dari aspek navigasi dan keselamatan.
Edward mengatakan, bisnis penerbangan mengalami kondisi keuangan yang berat sejak tahun 2016. Tidak heran jika ada maskapai yang sampai menutup perusahaannya. "Rugi makin besar, bahagia hanya sampai Tahun 2015 saja, Tahun 2016 ya masih bisa senyum, 2018 gigit jari, intinya berat. Jadi jangan dikata ada perusahaan yang akhirnya angkat bendera putih (menyerah) itu nyata, itu bukan hanya bicara risk management ya itu pertempuran kan," ujarnya.
Edward menjelaskan beberapa penyebab kerugian di antaranya adalah nilai tukar rupiah yang tidak stabil, lesunya daya beli penumpang dan harga bahan bakar pesawat yang naik.
"Kita punya nilai tukar lumayan tinggi kan, kemudian di akhir-akhir tahun ini harga fuel kan naik. Terus ada masa kemarin itu penumpangnya agak lesu kan, jadi berat. Walaupun secara total penumpang nasionalnya tetap bertumbuh, tetapi bagi airlines gak bisa naikin yield, makanya teriak semua," ujarnya.
Edward berharap harga minyak dunia tidak akan bergejolak agar tidak mempengaruhi stabilitas keuangan maskapai penerbangan. "Makanya nih mudah-mudahan kan minyak mentah naik nih, kalau avtur naik lagi ya makin berat," keluhnya.
Kondisi tersebut, lanjutnya, juga terjadi di beberapa maskapai di negara lain. "Bisnis airlines secara global sama kok, Emirates juga sama, yang saya tahu ya, airlines-airlines the best untung gak segede tahun sebelumnya. Semua rugi, berat. Cuma masalah besaran (kerugian) berbeda-beda."
Kendati demikian, Edward enggan mengungkapkan berapa total kerugian yang diderita perusahaannya. Selain itu, proses audit masih berlangsung sehingga total kerugian pastinya belum diketahui.
"Relatif ya, pokoknya rugi lah. Intinya rugi naik dibanding 2016. Kalau ditanya ruginya besar, ya besar, berapa nilai nominalnya tunggu hasil audit.
Edward saat ini tengah gencar melakukan penerbangan malam hari sebagai salah satu strategi menutup kerugian perusahaan. "Kami sudah lakukan peningkatan-peningkatan utilisasi dengan terbang malam ke China kemudian lakukan efisiensi, salah satu yang kami kejar itu kan dalam rangka untuk kurangi ketergantungan penggunaan valas yang notabene akan pengaruh ke operasional penerbangan kan."
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mandala Airlines kini berganti nama menjadi Tigerair Mandala.
Baca SelengkapnyaKesulitan keuangan yang menerpa MYAirline terjadi setelah CEO maskapai tersebut Rayner Teo mengajukan pengunduran dirinya minggu lalu.
Baca SelengkapnyaBaginya, efisiensi di tubuh BUMN terus menjadi agenda utama pada perusahaan-perusahaan milik negara yang ia pimpin.
Baca SelengkapnyaBatik Air menjadi sorotan karena pilot dan co-pilot tertidur saat mengemudikan pesawat.
Baca SelengkapnyaLion Air Group saat ini menguasai hampir 70 persen dari market share pesawat domestik dengan total 367 pesawat.
Baca SelengkapnyaMelansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu.
Baca SelengkapnyaErick berencana jumlah BUMN akan dipangkas, menyisakan 40 perusahaan saja di tahun ini.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia hanya ada satu perusahaan bahan bakar pesawat, sehingga butuh adanya kompetisi di sektor ini.
Baca SelengkapnyaSalah satunya yaitu waralaba asal Jepang yang sangat diganderungi anak-anak remaja.
Baca SelengkapnyaPembubaran terhadap tujuh perusahaan BUMN tersebut lantaran secara bisnis sudah tidak mampu lagi bersaing.
Baca SelengkapnyaPihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca Selengkapnya