BUMN soal Tesla Pilih India Bangun Pabrik: Kita Tidak Kecolongan
Merdeka.com - Perusahaan kendaraan listrik Tesla lebih memilih India untuk membangun pabrik mobil ketimbang Indonesia. Disebutkan, ada beberapa faktor yang membuat Tesla memilih India, seperti pajak hingga birokrasi.
Kendati, Juru Bicara Kementerian BUMN Arya Sinulingga menegaskan, Indonesia tidak merasa kecolongan gara-gara pabrikan mobil listrik tersebut bertolak ke India.
"Sebenarnya Tesla kan bikin mobil, nah kita kan bukan bikin mobil. Kami kejar Tesla bukan dari sisi bikin mobil, tapi di sisi EV Batterynya atau di chargingnya. Karena kita sejak awal tidak bicara membangun mobilnya, tapi industri EV battery-nya," ujar Arya dalam siaran langsung televisi swasta, Kamis (4/3).
-
Bagaimana Tesla mendorong popularitas mobil listrik? Nama 'Tesla' diambil dari ilmuwan terkemuka dalam bidang fisika dan teknik listrik, Nikola Tesla, yang inovasinya pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 telah membantu mendorong popularitas mobil listrik hingga saat ini.
-
Apa yang Tesla kembangkan? Akhirnya ia memutuskan untuk mengembangkan arus listrik bolak-balik atau Alternating Current (AC).
-
Bagaimana Tesla membayangkan mobil masa depan? Nikola Tesla memvisualisasikan kendaraan yang mampu beroperasi secara mandiri dan membuat keputusan sendiri. Ia menggambarkan fungsi mobil self-driving, drone, dan robot otonom.
-
Bagaimana Tesla menjaga kebugaran? Pola makan adalah elemen terpenting dalam skema hidup saya. Anda tidak bisa mengharapkan mesin bekerja baik tanpa bahan bakar yang tepat.' kata Tesla mengutip Tesla Universe, Senin (20/5). Tesla menjelaskan bahwa dia mengatur hidupnya berdasarkan hukum alam, termasuk makan dua kali sehari sesuai dengan ritme.
-
Mengapa Tesla percaya listrik nirkabel penting? Dengan gairah utama Tesla yaitu listrik, ia menyatakan bahwa ‘kemajuan seluruh umat manusia diatur oleh daya yang tersedia’, dan meyakinkan bahwa pasokan listrik gratis akan membantu orang-orang yang berjuang melawan kemiskinan dan kelangkaan sumber daya.
-
Mengapa BYD menggeser Tesla sebagai pembuat kendaraan listrik terbesar? Kendaraan BYD kini dijual di lebih dari 60 negara dan perusahaan tersebut baru saja menggeser Tesla dari posisi teratas sebagai pembuat kendaraan listrik terbesar di dunia, menjual 42.000 mobil lebih banyak dibandingkan pesaingnya di AS tahun lalu.
Arya menegaskan, tujuan kerja sama Tesla dengan Indonesia berbeda.
"Makanya ketika kemarin dikatakan Tesla ke India, ya, kita tidak kecolongan, karena kita bukan mau bangun pabrik mobil listrik," tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Kerja Percepatan Pengembangan EV Battery BUMN dan Komisaris Utama PT MIND ID Agus Tjahajana mengatakan, pihaknya lebih condong untuk menunggu keputusan kerja sama tersebut.
"Diskusinya dengan kami belum cukup matang. Kami siap saja sebenarnya Tesla mau di mana saja, kami sediakan lahannya kalau diperlukan, kalau tidak ya, tidak apa-apa. Kita pada posisi yang lebih banyak menunggu saja," katanya.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Thailand saat ini sedang menunggu kabar dari Tesla, mengenai apakah akan membatalkan rencana untuk berinvestasi di Negeri Gajah Putih
Baca SelengkapnyaJokowi optimistis pembangunan industri kendaraan listrik dari hulu ke hilir akan membuat investor berbondong-bondong investasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBASF dan Eramet masih buka peluang untuk terlibat dalam industri kendaraan listrik di Indonesia, dengan cara menjual cadangan produknya.
Baca SelengkapnyaTom Lembong mengatakan produsen mobil Tesla di China telah menggunakan LFP 100 persen dan tidak lagi menggunakan nikel.
Baca SelengkapnyaMenko Luhut menyampaikan, bahwa Tesla masih tetap menggunakan baterai berbasis nikel untuk produksi mobilnya di Shanghai.
Baca SelengkapnyaPro dan kontra terkait insentif mobil hybrid tak berhenti. Ini komentar Hyundai!
Baca SelengkapnyaSiap-siap! Tesla Bakal Rilis Mobil Listrik Murah Tahun Depan
Baca SelengkapnyaPemerintah China Jadikan Tesla sebagai Mobil Dinas, Sukses Besar!
Baca SelengkapnyaLFP dipilih karena biayanya lebih murah ketimbang nikel
Baca Selengkapnya