Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Budi Waseso Dihubungi Pengusaha Nakal Ajak 'Bermain' Salurkan Beras Impor

Cerita Budi Waseso Dihubungi Pengusaha Nakal Ajak 'Bermain' Salurkan Beras Impor Budi Waseso. ©2015 merdeka.com/benny silalahi

Merdeka.com - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso bercerita bahwa dia pernah dihubungi pengusaha nakal untuk ‘bermain’ dalam penyaluran stok beras pemerintah. Permainan ini berkaitan dengan masuknya beras impor yang dilakukan pemerintah.

Dia bercerita, setiap beras impor masuk, ada saja pengusaha nakal yang berebut untuk menyalurkan ke masyarakat. Sayangnya, niat penyaluran itu dibarengi dengan embel-embel keuntungan.

Lebih lagi, pengusaha nakal yang disebutnya itu menduga kalau Budi Waseso adalah sosok yang bisa ikut bermain dalam proses penyaluran cadangan beras pemerintah.

Orang lain juga bertanya?

"Sekarang begitu beras ini udah sampai Bulog, mulai rebutan. Ada orang yang gak ngerti saya itu siapa gitu loh. Berani telepon saya, (dan mengatakan) 'Pak Dirut ini kalau boleh saya jadi penyalur ya pak barang itu nanti, saya siap menyalurkan, seminggu sekian pak. Udah lah pak kan ada hitungannya’,” kata Buwas mengisahkan di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Jumat (20/1).

Budi Waseso menduga kalau pengusaha yang meneleponnya itu berpikir kalau dia butuh uang saku menjelang lengsernya dari posisi Dirut Bulog. Padahal, Budi Waseso mengaku kalau hal itu tak pernah ada dibenaknya.

Menanggapi telepon dari pengusaha nakal itu, Budi Waseso hanya melontarkan tanggapan-tanggapan kecil. Tanpa memberikan respons yang berlebihan.

"Sontoloyo bagi saya kan, dia gak tahu siapa saya. 'Oh iya iya Oke oke', wah dia dipikir 'pak dirut sudah mau selesai pasti cari sangu (uang saku), cari duit', ditawarin saya ketawa-tawa 'oke nanti saya pikirkan'. Wah semangat dia, dua kali telepon saya 'pak gimana' saya jawab 'ya nanti dulu lah'," bebernya.

"Saya ngomong sama direksi saya, saya kalau mau main kenapa baru sekarang detik-detik terakhir baru mau main. Terlambat, dari kemarin dong nah kan gitu," sambungnya menegaskan posisinya sebagai orang yang memegang amanah.

Tak Mudah Memutuskan Impor

Pada kesempatan itu, dia menuturkan kalau sebenarnya mengambil keputusan impor bukan lah perkara mudah. Dia bercerita, untuk bisa menjalankan impor, perlu berkali-kali memutar otak mencari solusi.

"Bulog mulai parno katanya, parno apaan? Kita ini tugas dari negara kok (untuk melakukan impor). Jadi enggak ada, kita ini enggak ada, saya justru dikala ada tugas impor kita yang stress tahu enggak," kata dia.

"Emangnya gampang untuk impor?, begitu mau datang saja kita minggir antrean kapalnya, kapan bisa bongkar, belum lagi kalau hujan nanti gimana hayo. Belum lagi angkutannya seperti apa, banyak yang kita pikirin, jadi gak gampang," tuturnya.

Hal ini, bukan pengalaman pertama yang dia dapatkan. Nyatanya, saat berkarir di Badan Reserse Kriminal Polri, dan Badan Narkotika Nasional (BNN) dia sering ditawari hal yang serupa.

"Sama nih pengalaman saya di Bareskrim maupun di BNN ya model-model gini ditawari buat berkolaborasi kejahatan, pelanggaran. Ngapain gitu loh. Karena kita memegang amanah itu ya harus bertanggung jawab sesuai janji sumpahnya," tegasnya.

Reporter: Arief Rahman Hakim

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata Ini Awal Mula Munculnya Mafia Beras di Indonesia
Ternyata Ini Awal Mula Munculnya Mafia Beras di Indonesia

Banyak pedagang nakal yang menjual kembali beras milik pemerintah.

Baca Selengkapnya
Dugaan Mark Up Impor Beras, Politisi PDIP Ajak Perangi Bandit Pangan
Dugaan Mark Up Impor Beras, Politisi PDIP Ajak Perangi Bandit Pangan

Dugaan Mark Up Impor Beras, Politisi PDIP Dukung Perangi Bandit Pangan

Baca Selengkapnya
KPK Tahan Dua Tersangka Kasus Korupsi Bansos Beras Kemensos
KPK Tahan Dua Tersangka Kasus Korupsi Bansos Beras Kemensos

Dua tersangka itu yakni Budi Susanto (BS) dan April Churniawan (AC).

Baca Selengkapnya
Perwira Polisi Ini Nyamar Berpakaian Preman Masuk ke Gudang Beras Oplosan di Serang
Perwira Polisi Ini Nyamar Berpakaian Preman Masuk ke Gudang Beras Oplosan di Serang

Pihaknya sempat kesulitan untuk masuk kedalam gudang beras yang telah diindikasi melakukan kecurangan.

Baca Selengkapnya
Erick Thohir Siap Berantas Oknum Penimbun Beras: Wasit Saja Ketangkep
Erick Thohir Siap Berantas Oknum Penimbun Beras: Wasit Saja Ketangkep

Banyak oknum penimbun beras yang ingin meraup keuntungan di tengah kenaikan harga beras.

Baca Selengkapnya
Demurrage Beras Bulog Diduga Terindikasi Kesalahan Alur Administratif
Demurrage Beras Bulog Diduga Terindikasi Kesalahan Alur Administratif

Asosiasi Geber BUMN menduga ada kesalahan alur administrasi dalam proses impor beras oleh Perum Bulog.

Baca Selengkapnya
Tata Kelola Impor Dinilai Bermasalah Buntut Skandal Demurrage Beras Bulog
Tata Kelola Impor Dinilai Bermasalah Buntut Skandal Demurrage Beras Bulog

Adib tak menampik sejak lama persoalan impor beras di tanah air tak pernah usai.

Baca Selengkapnya
Mencuat Demurrage Rp294,5 M, Kebijakan Pemerintah dalam Mengimpor Beras Dikritik
Mencuat Demurrage Rp294,5 M, Kebijakan Pemerintah dalam Mengimpor Beras Dikritik

"Kami selama ini getol menolak impor beras yang bisa merugikan rakyat."

Baca Selengkapnya
Megawati Ungkap ‘Bobroknya’ Persoalan Impor Pangan, Bikin Rugi Petani Bangsa Sendiri
Megawati Ungkap ‘Bobroknya’ Persoalan Impor Pangan, Bikin Rugi Petani Bangsa Sendiri

Hal itu disampaikan Megawati ketika pidato dalam penutupan Rakernas V PDIP, di Ancol, Jakarta Utara

Baca Selengkapnya
Pengamat Duga Ada Keteledoran Disengaja di Balik Skandal Demurrage Impor Beras
Pengamat Duga Ada Keteledoran Disengaja di Balik Skandal Demurrage Impor Beras

Unsur kesengajaan tersebut diduga hadir dari Perum Bulog pimpinan Bayu Krisnamurthi.

Baca Selengkapnya
Anggota DPR Minta Penegak Hukum Usut ‘Mark Up’ Impor Beras
Anggota DPR Minta Penegak Hukum Usut ‘Mark Up’ Impor Beras

Mark up impor beras diduga menimbulkan kerugian senilai Rp8,5 triliun.

Baca Selengkapnya
Pakar Hukum Nilai KPK Bisa Turun Tangan soal 490.000 Ton Beras Impor Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok
Pakar Hukum Nilai KPK Bisa Turun Tangan soal 490.000 Ton Beras Impor Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok

Sebanyak 490.000 ton beras impor tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Baca Selengkapnya