Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

ESDM: Masyarakat pikir energi fosil murah karena dimanjakan subsidi

ESDM: Masyarakat pikir energi fosil murah karena dimanjakan subsidi Premium. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Direktur Aneka Energi Terbarukan Kementerian ESDM, Maritje Hutapea menyayangkan langkah pemerintah terdahulu yang kerap memanjakan masyarakat untuk sektor energi fosil melalui subsidi bahan bakar minyak (BBM). Hal ini secara tidak langsung membuat masyarakat berpikir jika harga energi fosil sangat murah.

Padahal, harga energi fosil terbilang mahal jika tanpa disubsidi. Di sisi lain, keberadaan Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi terabaikan dan terkesan lebih mahal dibanding energi fosil.

"Kita kan cukup lama energi kita disubsidi, cukup lama. Ratusan triliun per tahun untuk subsidi energi sehingga masyarakat menganggap energi itu murah. Ketika bicara EBT, biaya produksinya tinggi dan enggak pernah disubsidi. Kalau EBT disubsidi, saya yakin bisa bersaing dengan energi fosil," ujarnya dalam diskusi Toward Energy Transformation di Jakarta, Rabu (30/11).

Kendati demikian, kebiasaan 'memanjakan' masyarakat melalui subsidi kini sudah mulai dihilangkan. Pemerintah menjadikan EBT sebagai pilihan baru untuk memanjakan kebutuhan masyarakat akan energi.

"Subsidi sudah mendarah daging di Indonesia puluhan tahun. Tapi sekarang kita sudah mulai beralih, subsidi sudah dicabut. Yang penting keberanian, komitmen, dan konsistensi pemerintah," katanya.

Upaya tersebut nyatanya tidak dilakukan setengah-setengah. Kementerian ESDM mempertegas keinginan tersebut dengan membuat regulasi yang mendorong pengembangan EBT di Tanah Air. Salah satu regulasi yang dibuat adalah peraturan feed in tarif dalam setiap pembangunan pembangkit listrik. Beleid ini juga dinilai tidak akan merugikan investor yang ikut membangun EBT.

"Pemerintah sekarang membuat Feed in Tariff. Misalnya ketika kita bangun PLTA, PLTP, ada investor masuk, kita kasih Feed in Tariff. Dengan tarif itu pengusaha merasa nyaman, modalnya bisa kembali dalam kurun waktu tertentu. Itu diarahkan supaya proyek-proyek EBT bisa bankable," jelasnya.

Melalui beleid tersebut, diharapkan pada 2025 mendatang penggunaan energi fosil menjadi 77 persen. "Untuk penggunaan EBT minimal 23 persen di 2025. Kita sedang menuju transformasi ke energi yang berkelanjutan," pungkasnya.

(mdk/sau)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pemasok Listrik EBT Keluhkan Harga Beli PLN yang Murah
Pemasok Listrik EBT Keluhkan Harga Beli PLN yang Murah

Penjualan listrik berbasis energi terbarukan kepada PLN menggunakan skema perjanjian Independent Power Producer (IPP).

Baca Selengkapnya
Program Makan Siang Gratis Dikabarkan Bakal Pangkas Subsidi Energi, Ternyata Subsidi BBM Pernah Ditentang BJ Habibie
Program Makan Siang Gratis Dikabarkan Bakal Pangkas Subsidi Energi, Ternyata Subsidi BBM Pernah Ditentang BJ Habibie

TKN Prabowo-Gibran menilai penyesuaian subsidi energi bisa menjadi alternatif sebagai sumber pendanaan makan siang gratis.

Baca Selengkapnya
Harga Minyak Dunia Meroket, Menteri Arifin Jawab Kemungkinan BBM Pertalite Naik
Harga Minyak Dunia Meroket, Menteri Arifin Jawab Kemungkinan BBM Pertalite Naik

Arifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.

Baca Selengkapnya
Ada Faktor Teknologi yang Jadi Tantangan Pengembangan Energi Baru Terbarukan
Ada Faktor Teknologi yang Jadi Tantangan Pengembangan Energi Baru Terbarukan

Energi Baru Terbarukan dihadapkan dengan 4 tantangan.

Baca Selengkapnya
Pengamat Nilai Subsidi Pertamax Tidak Tepat: Menambah Beban APBN
Pengamat Nilai Subsidi Pertamax Tidak Tepat: Menambah Beban APBN

Menurutnya, selama ini harga Pertamax sudah ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar.

Baca Selengkapnya
Indonesia Masuk Daftar Negara Pemberi Subsidi BBM Terbesar di Dunia
Indonesia Masuk Daftar Negara Pemberi Subsidi BBM Terbesar di Dunia

Setidaknya ada 7 negara dengan pemberian subsidi bahan bakar fosil terbesar di tahun 2021, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
Mengecewakan? Inilah Alasan Harga Jual Kembali Mobil Listrik Tidak Sesuai Ekspektasi
Mengecewakan? Inilah Alasan Harga Jual Kembali Mobil Listrik Tidak Sesuai Ekspektasi

Harga jual mobil listrik bekas mengalami penurunan signifikan dalam beberapa waktu terakhir, menciptakan gelombang perhatian di pasar otomotif.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Turunkan Target Bauran Energi Baru Terbarukan, Apa Dampaknya?
Pemerintah Turunkan Target Bauran Energi Baru Terbarukan, Apa Dampaknya?

Pemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.

Baca Selengkapnya
Tantangan Beli Mobil Listrik Bekas, Jadi Penuh Dilema Bagi yang Benar-benar Kepincut
Tantangan Beli Mobil Listrik Bekas, Jadi Penuh Dilema Bagi yang Benar-benar Kepincut

Salah satu tantangan utama adalah minat masyarakat yang masih rendah untuk membeli mobil listrik bekas

Baca Selengkapnya
Toyota: Manufaktur Saja Tidak Mampu Bikin Harga Mobil Hybrid Turun, Perlu Insentif Seperti Mobil Listrik
Toyota: Manufaktur Saja Tidak Mampu Bikin Harga Mobil Hybrid Turun, Perlu Insentif Seperti Mobil Listrik

Toyota memandang insentidf diperlukan untuk mobil hybrid (HEV) seperti yang diberikan ke mobil listrik (BEV). Seperti insentif PPN dan PKB.

Baca Selengkapnya
BBM Pertamax Disubsidi, Bakal Dinikmati Orang Kaya?
BBM Pertamax Disubsidi, Bakal Dinikmati Orang Kaya?

Seharusnya alokasi subsidi BBM ditujukan pada sektor konsumen, bukan untuk produknya.

Baca Selengkapnya
Harga jual kembali mobil listrik tidak sesuai dengan harapan karena beberapa alasan.
Harga jual kembali mobil listrik tidak sesuai dengan harapan karena beberapa alasan.

Harga jual mobil listrik bekas mengalami penurunan signifikan dalam beberapa waktu terakhir, menciptakan gelombang perhatian di pasar otomotif.

Baca Selengkapnya