ESDM: Masyarakat pikir energi fosil murah karena dimanjakan subsidi
Merdeka.com - Direktur Aneka Energi Terbarukan Kementerian ESDM, Maritje Hutapea menyayangkan langkah pemerintah terdahulu yang kerap memanjakan masyarakat untuk sektor energi fosil melalui subsidi bahan bakar minyak (BBM). Hal ini secara tidak langsung membuat masyarakat berpikir jika harga energi fosil sangat murah.
Padahal, harga energi fosil terbilang mahal jika tanpa disubsidi. Di sisi lain, keberadaan Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi terabaikan dan terkesan lebih mahal dibanding energi fosil.
"Kita kan cukup lama energi kita disubsidi, cukup lama. Ratusan triliun per tahun untuk subsidi energi sehingga masyarakat menganggap energi itu murah. Ketika bicara EBT, biaya produksinya tinggi dan enggak pernah disubsidi. Kalau EBT disubsidi, saya yakin bisa bersaing dengan energi fosil," ujarnya dalam diskusi Toward Energy Transformation di Jakarta, Rabu (30/11).
-
Kenapa subsidi energi penting? 'Subsidi ini selalu menjadi hal yang penting untuk negara kita ini, karena dengan subsidi maka pemerintah ini memang bisa hadir langsung untuk masyarakat dan membantu masyarakat menghadapi gejolak harga, ketersediaan pasokan, dan lain sebagainya,' tambah Isa dalam sambutannya pada acara tersebut.
-
Dimana harga BBM Pertamina beda? Di area DKI Jakarta, harga bahan bakar Pertamax (RON 92) tetap stabil di angka Rp12.100 per liter. Sementara itu, harga Pertamax Turbo (RON 98) mengalami peningkatan menjadi Rp13.550 per liter.
-
Dimana harga BBM termahal di dunia? Biaya satu galon bahan bakar di Hong Kong mencapai Rp187.000.
-
Kenapa harga baterai mobil listrik mahal? Salah satu alasan utama mobil listrik mahal adalah harga baterainya yang tinggi.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa pemerintah mau kurangi subsidi BBM? 'Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya,' tegasnya di Jakarta, Senin (5/8).'Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan,' kata Rachmat.
Kendati demikian, kebiasaan 'memanjakan' masyarakat melalui subsidi kini sudah mulai dihilangkan. Pemerintah menjadikan EBT sebagai pilihan baru untuk memanjakan kebutuhan masyarakat akan energi.
"Subsidi sudah mendarah daging di Indonesia puluhan tahun. Tapi sekarang kita sudah mulai beralih, subsidi sudah dicabut. Yang penting keberanian, komitmen, dan konsistensi pemerintah," katanya.
Upaya tersebut nyatanya tidak dilakukan setengah-setengah. Kementerian ESDM mempertegas keinginan tersebut dengan membuat regulasi yang mendorong pengembangan EBT di Tanah Air. Salah satu regulasi yang dibuat adalah peraturan feed in tarif dalam setiap pembangunan pembangkit listrik. Beleid ini juga dinilai tidak akan merugikan investor yang ikut membangun EBT.
"Pemerintah sekarang membuat Feed in Tariff. Misalnya ketika kita bangun PLTA, PLTP, ada investor masuk, kita kasih Feed in Tariff. Dengan tarif itu pengusaha merasa nyaman, modalnya bisa kembali dalam kurun waktu tertentu. Itu diarahkan supaya proyek-proyek EBT bisa bankable," jelasnya.
Melalui beleid tersebut, diharapkan pada 2025 mendatang penggunaan energi fosil menjadi 77 persen. "Untuk penggunaan EBT minimal 23 persen di 2025. Kita sedang menuju transformasi ke energi yang berkelanjutan," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penjualan listrik berbasis energi terbarukan kepada PLN menggunakan skema perjanjian Independent Power Producer (IPP).
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran menilai penyesuaian subsidi energi bisa menjadi alternatif sebagai sumber pendanaan makan siang gratis.
Baca SelengkapnyaArifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.
Baca SelengkapnyaEnergi Baru Terbarukan dihadapkan dengan 4 tantangan.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, selama ini harga Pertamax sudah ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada 7 negara dengan pemberian subsidi bahan bakar fosil terbesar di tahun 2021, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaHarga jual mobil listrik bekas mengalami penurunan signifikan dalam beberapa waktu terakhir, menciptakan gelombang perhatian di pasar otomotif.
Baca SelengkapnyaPemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaSalah satu tantangan utama adalah minat masyarakat yang masih rendah untuk membeli mobil listrik bekas
Baca SelengkapnyaToyota memandang insentidf diperlukan untuk mobil hybrid (HEV) seperti yang diberikan ke mobil listrik (BEV). Seperti insentif PPN dan PKB.
Baca SelengkapnyaSeharusnya alokasi subsidi BBM ditujukan pada sektor konsumen, bukan untuk produknya.
Baca SelengkapnyaHarga jual mobil listrik bekas mengalami penurunan signifikan dalam beberapa waktu terakhir, menciptakan gelombang perhatian di pasar otomotif.
Baca Selengkapnya