Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Genjot Ekspor, Indonesia Butuh Penguatan Ekspor ke Negara Afrika

Genjot Ekspor, Indonesia Butuh Penguatan Ekspor ke Negara Afrika Pelabuhan. ©2013 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus menyebut bahwa penguatan ekspor ke negara non tradisional seperti Afrika sangat diperlukan untuk mendukung kinerja pertumbuhan ekonomi nasional.

"Jadi sangat perlu untuk meningkatkan ekspor, khususnya ke berbagai daerah atau negara yang selama ini belum kita optimalkan market-nya ke sana," kata Heri dikutip Antara di Jakarta, Jumat (23/8).

Heri mengatakan, potensi pasar Afrika sangat besar, karena negara-negara di kawasan tersebut sedang berproses untuk menjadi negara lower middle income dari sebelumnya negara lower income serta membutuhkan produk-produk kebutuhan dasar seperti pakaian, pangan, dan obat-obatan. "Itu kita bisa bikin semua, artinya, ada kecocokan, mereka butuh apa, kita bisa produksi," kata Heri.

Orang lain juga bertanya?

Untuk memperkuat kinerja ekspor ke pasar Afrika, Heri juga mengharapkan adanya lobi dengan negara mitra dagang guna menurunkan atau bahkan menghilangkan sebanyak-banyaknya tarif yang dapat menghambat perdagangan.

Menurut dia, jika produk Indonesia terbebas dari berbagai hambatan tarif maupun non-tarif, keberadaan produk Indonesia akan lebih kompetitif dibandingkan produk negara-negara pesaing lain yang juga mengincar pasar Afrika. "Kita berdagang di salah satu negara tujuan, tentu kita punya saingan sehingga produk kita harus lebih kompetitif dibanding saingan-saingan kita, sebut saja ada China dan Vietnam," katanya.

Selain itu, Heri mengharapkan adanya strategi perundingan yang benar-benar akan meningkatkan ekspor Indonesia karena setiap perjanjian selalu meminta adanya hubungan timbal balik seperti kemudahan impor dari negara mitra dagang sebagai efek resiprokal.

Sebelumnya, kajian pemetaan mitra dagang non tradisional yang dibuat Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi UI (FEUI) menyatakan pasar Afrika sangat potensial dengan beberapa negara mempunyai pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata Asia dan dunia.

Beberapa produk Indonesia yang berpotensi besar mengisi pasar di negara-negara Afrika adalah barang konsumen yang bergerak cepat atau fast moving consumer goods (FMCG), terutama produk makanan dan minuman, seperti mie instan.

Dalam kesempatan terpisah, Wakil Ketua Bidang Perdagangan Apindo Benny Soetrisno mengatakan langkah strategis dengan membuka pasar ke Afrika harus dilakukan mengingat perekonomian di beberapa negara di kawasan tersebut sedang menggeliat. "Pendekatan dan pembuatan kerja sama dagang secara bilateral dengan negara Afrika wajib dilakukan agar kita tidak ketinggalan dengan negara lain," katanya.

Untuk memperlancar kinerja perdagangan ke Afrika, Benny mengharapkan adanya upaya perundingan untuk menghapus hambatan nontarif yang selama ini masih diberlakukan di sebagian negara di kawasan tersebut.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia mulai menjajaki pasar ekspor ke Afrika melalui Konferensi Tingkat Tinggi Indian-Ocean Rim Association (IORA) yang berlangsung pada Maret 2017.

Salah satu hasil penjajakan tersebut adalah kesepakatan Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dan Mozambik yang akan ditandatangani dalam waktu dekat. Mozambik merupakan pasar potensial karena memiliki pelabuhan laut dan zona perdagangan bebas sehingga diharapkan dapat menjadi hub dari masuknya produk Indonesia ke kawasan Afrika bagian Selatan.

PTA antara Indonesia dan Mozambik ini terbatas pada perdagangan barang yang hanya mencakup produk-produk prioritas serta unggulan kedua negara sehingga kepentingan nasional tetap menjadi prioritas.

Indonesia telah mencatatkan tren positif dengan Mozambik, melalui surplus neraca perdagangan pada semester I-2019 mencapai USD 52,28 juta, atau tumbuh 139,66 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rosan: Investasi RI-Afrika Terus Menguat
Rosan: Investasi RI-Afrika Terus Menguat

Rosan menuturkan, total investasi Indonesia di negara-negara Afrika mencapai USD2,09 miliar.

Baca Selengkapnya
Stabilkan Ekonomi, Kemendag Bidik Cuan dari Ekspor ke Asia Selatan dan Afrika
Stabilkan Ekonomi, Kemendag Bidik Cuan dari Ekspor ke Asia Selatan dan Afrika

Pemerintah siapkan strategi ekspor produk ke negara lain.

Baca Selengkapnya
Prabowo Sebut Afrika Anggap Indonesia sebagai Negara Berkembang yang Berhasil
Prabowo Sebut Afrika Anggap Indonesia sebagai Negara Berkembang yang Berhasil

Prabowo menekankan, akan ada fokus khusus untuk Afrika saat dia menjabat sebagai presiden.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Ini, Indonesia Bisa Gagal Jadi Negara Maju
Gara-Gara Ini, Indonesia Bisa Gagal Jadi Negara Maju

Indonesia punya semua persyaratan untuk menjadi negara maju

Baca Selengkapnya
BBM Indonesia Selama Ini Tenyata Bergantung ke Singapura, Padahal Tak Punya Ladangan Migas
BBM Indonesia Selama Ini Tenyata Bergantung ke Singapura, Padahal Tak Punya Ladangan Migas

Selain negara di Afrika, pemerintah juga menjajaki peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin.

Baca Selengkapnya
Serbuan Baju Bekas Impor di Indonesia, dari Mana Asalnya?
Serbuan Baju Bekas Impor di Indonesia, dari Mana Asalnya?

Bicara pakaian bekas, Indonesia jadi tempat 'buangan' seperti Nigeria. Kok bisa?

Baca Selengkapnya
Indonesia Bisa Jadi Negara Maju di 2045, Syaratnya Gaji Pekerja Minimal Rp10 Juta
Indonesia Bisa Jadi Negara Maju di 2045, Syaratnya Gaji Pekerja Minimal Rp10 Juta

"Kalau income per bulan USD 10.000 atau Rp150 juta per tahun, berarti minimum income kita itu sekitar Rp10 juta per bulan," kata Menko Airlangga.

Baca Selengkapnya
Indonesia Perlu Waspada Saat Ekonomi Negara Maju Bangkit Kembali
Indonesia Perlu Waspada Saat Ekonomi Negara Maju Bangkit Kembali

Arsjad mengatakan, Indonesia saat ini masih dalam konteks terjebak di perangkat negara berpendapatan menengah (middle income trap).

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bidik Afrika dan Amerika Latin buat Impor Minyak dan Gas
Pemerintah Bidik Afrika dan Amerika Latin buat Impor Minyak dan Gas

Negara Afrika dan Amerika Latin dipilih menjadi alternatif karena rute pengiriman tidak melintasi Timur Tengah.

Baca Selengkapnya
Prabowo: Kalau Untungkan Ekonomi Kita, Why Not Indonesia Join BRICS?
Prabowo: Kalau Untungkan Ekonomi Kita, Why Not Indonesia Join BRICS?

Prabowo juga menyatakan keinginnya pada sebuah konsep perdagangan dunia yang adil.

Baca Selengkapnya
Ada Konflik Timur Tengah, Ekspor Indonesia ke Palestina Turun
Ada Konflik Timur Tengah, Ekspor Indonesia ke Palestina Turun

Perjanjian perdagangan bebas menjadi salah satu strategi utama Indonesia untuk membuka akses pasar yang lebih luas.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Anjlok Nyaris Sentuh Rp16.000 Per USD, Kelas Menengah Perlu Ambil Langkah Begini
Kurs Rupiah Anjlok Nyaris Sentuh Rp16.000 Per USD, Kelas Menengah Perlu Ambil Langkah Begini

Banyak dari produk tersebut mengandalkan bahan baku impor.

Baca Selengkapnya