Gubernur BI yakin Jokowi-Prabowo tetap undang investor asing

Merdeka.com - Rupiah mengalami fluktuasi cukup tajam, sehingga terdepresiasi 0,7 persen pada perdagangan di pasar valuta asing hari ini, Rabu (18/6). Bank Indonesia menilai sebagian kecil investor memutuskan untuk melakukan aksi jual pada Rupiah akibat isu pemilihan presiden.

Tapi, langkah itu bukan terkait visi-misi calon presiden Prabowo Subianto dan Joko Widodo yang terkesan proteksionis dan antiasing pada debat bertema ekonomi pekan lalu.

"Saya rasa tidak (investor panik). Dua kandidat itu sama-sama meyakini bahwa untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang kuat, Indonesia akan tetap mengundang investasi asing," kata Agus di komplek DPR RI.

Dalam debat kemarin, Jokowi jadi salah satu yang disoroti pengamat. Alasannya, dia berulang kali menyebut perlunya ada hambatan (barriers) buat menghalangi aktivitas investor asing dalam rangka Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015.

Selain itu, visi misi calon presiden disokong PDI-P ini juga menegaskan bakal membatasi peran perbankan asing di Tanah Air.

Setali tiga uang, Prabowo Subianto diusung Partai Gerindra mengumumkan sikap kurang ramah pada investor asing. Anggaran pemerintah akan lebih banyak diarahkan memperkuat koperasi, usaha kecil menengah, serta pengusaha dalam negeri.

"Kami mendukung investasi asing, asal tidak mematikan rakyat," kata Prabowo.

Agus Marto melihat dua sikap capres itu tak perlu diartikan otomatis antiasing. "Walaupun kalau sesaat dalam pidato mungkin kalau ditangkap seperti (antiasing), tapi tidak secara umum."

Lebih jauh lagi, bank sentral melihat visi misi Prabowo maupun Jokowi fokus menggenjot pertumbuhan ekonomi. "Jelas mereka berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi ke arah yang berkesinambungan dan tetap mengundang peran dari investasi asing," imbuh mantan Menteri Keuangan itu.

Kurs pada tengah hari tadi sempat anjlok 0,7 persen, tembus Rp 12.000 per USD. Pada sore harinya, kurs kembali ke level Rp 11.928 per USD. Dengan demikian, Rupiah adalah mata uang dengan fluktuasi terburuk di kawasan. Sebagai perbandingan, Ringgit Malaysia melemah 0,4 persen, sementara depresiasi Baht Thailand 0,1 persen.

Untuk sementara, BI percaya eskalasi konflik di Irak serta data inflasi Amerika Serikat mempengaruhi pergerakan nilai tukar Rupiah hari ini. (mdk/noe)