Hanya dibangun masa Soeharto, ketahanan pangan sekarang rentan
Merdeka.com - Pangan dan energi merupakan dua sektor utama yang menopang keberlangsungan hidup sebuah negara. Tetapi, justru dua sektor ini tidak mendapat perhatian cukup dari pemerintah.
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro, mengatakan kondisi pangan di Indonesia sangat rentan. Hal ini karena sektor pangan Indonesia terlalu mengandalkan impor.
"Bangsa ini rentan ketahanan pangan. Beras saja kita terlalu bergantung kepada Thailand dan Vietnam," ujar Ismed di Jakarta, Minggu (23/3).
-
Kenapa Kementan fokus pada swasembada beras? 'Kondisi dunia sekarang sedang menghadapi krisis pangan. Bahkan sudah ada negara yang kelaparan dan beberapa negera menyetop ekspor karena perubahan cuaca. Jadi mau tidak mau kita harus menuju swasembada dan harus berdiri di kaki sendiri.
-
Kenapa beras jadi langka? 'Satgas berdalih salah satu penyebab beras gagal panen imbas cuaca tidak menentu di beberapa daerah. Namun begitu, ketersediaan beras saat ini terbilang masih aman meski harganya mengalami perbedaan sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).'
-
Kenapa kemandirian pangan dinilai penting? Kemandirian pangan dinilai penting untuk kedaulatan bangsa di tengah ketegangan geopolitik dunia.
-
Kenapa konsumsi beras di Indonesia turun? Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan jika diselisik lebih jauh, data konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan.
-
Kenapa harga beras masih mahal? Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg. Harga beras terpantau masih mahal.
-
Siapa yang prihatin dengan mahalnya beras? 'Pastinya, kami turut prihatin dan merasakan betul kegelisahan masyarakat, khususnya kalangan ibu-ibu, karena harga beras yang masih mahal. Apalagi, saat ini kita sedang Ramadhan, dan sebentar lagi akan memasuki Hari Raya Idul Fitri.
Ismed mengeluhkan tidak adanya perhatian serius dari pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan. Dia mencontohkan tidak adanya perbaikan infrastruktur untuk meningkatkan produksi pertanian nasional.
"Hanya masa Soeharto, Indonesia membangun jaringan irigasi. Sekarang, banyak fasilitas irigasi tidak diurus oleh kementerian terkait, sehingga produksi padi tidak maksimal," ungkap Ismed.
Hal yang sama juga terjadi di sektor energi. Menurut dia, pemerintah tidak memiliki komitmen pemerintah untuk menjaga ketahanan energi. "Kita tergantung dengan Singapura dan pemerintah merasa nyaman karena ada rente di situ," terang Ismed.
Ismed sangat menyesalkan abainya pemerintah terhadap persoalan krisis listrik di Sumatera Utara. Padahal, menurut dia, Sumatera Utara memiliki prospek yang sangat cerah untuk investasi disebabkan industri bertumbuh dengan sangat baik di sana.
"Kita marah, Sumatera Utara tumbuh industrinya dan bagus, tapi listrik tidak ada," tutupnya. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Daud juga mengingatkan bahwa 7-16 persen penduduk Indonesia masih rentan terhadap masalah kelaparan, meski sudah ada penurunan.
Baca SelengkapnyaPuncak impor beras terbesar Indonesia pada tahun 2023 sebanyak 3 juta ton.
Baca SelengkapnyaDiharapkan ada realisasi investasi dari pengusaha di luar negeri.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kebutuhan pangan sejalan dengan pertumbuhan laju penduduk.
Baca SelengkapnyaHenry menilai, prosedur impor beras saat ini masih memerlukan rantai administrasi yang panjang.
Baca SelengkapnyaGuna mengatasi harga beras yang mahal, pemerintah melalui Perum Bulog menyuplai beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar-pasar.
Baca SelengkapnyaMerasa kalau belum makan jika nggak makan nasi? Begini penjelasannya!
Baca SelengkapnyaFood estate sejatinya bukan program baru yang dilakukan pemerintah untuk menjamin ketahan pangan.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras bisa ‘menular' atau merambat ke berbagai komoditi bahan pokok penting lainnya.
Baca SelengkapnyaKetua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, mendukung upaya pemerintah dalam membangun banyak infrastruktur
Baca SelengkapnyaSaid menilai perlu bagi pemerintah agar fokus terhadap program kemandirian pangan
Baca SelengkapnyaBanyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca Selengkapnya