Harga minyak AS naik di tengah penurunan jumlah rig
Merdeka.com - Harga minyak AS bergerak naik pada perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Kenaikan harga terjadi ketika data menunjukkan jumlah rig di negara tersebut menurun pekan lalu.
Jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang minyak AS berkurang tujuh rig menjadi total 736 rig pada minggu ini, kata perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes dalam laporan mingguannya pada Jumat (23/10).
Namun, para analis menunjukkan bahwa pengurangan rig pengeboran di Amerika Serikat bisa bersifat sementara, karena aktivitas telah terkendali oleh ancaman badai baru-baru ini.
-
Kenapa Pertamina perlu antisipasi gejolak ekonomi global? Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barel.'Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,' lanjut dia.
-
Kenapa nilai mata uang Iran jatuh? Jatuhnya nilai mata uang Iran dapat dijelaskan oleh berbagai faktor. Pertama-tama, penghentian Revolusi Islam pada tahun 1979 diikuti oleh penarikan investor asing dari negara tersebut. Program nuklir dan perang Iran-Irak juga berperan besar dalam menyebabkan kesulitan keuangan bersama dengan kerusuhan politik lainnya di Iran.
-
Kenapa Kemendag genjot potensi pasar minyak goreng? 'Kunjungan lapangan tersebut menghasilkan tawaran kerja sama di bidang industri pengemasan minyak goreng Indonesia. Industri pengemasan minyak goreng Indonesia memiliki peluang yang besar untuk dipasarkan di pasar regional Timur Tengah dan Afrika,' ungkap Syahran.
-
Mengapa harga emas meningkat? Penemuan deposit baru di Mongolia terjadi ketika harga emas mencapai rekor baru, mencapai USD2.100 atau sekitar Rp32 juta per ons.
-
Bagaimana Kemendag dorong pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
-
Dimana Kemendag genjot pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
Sementara itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah terus memberi dukungan di pasar minyak.
Militer Irak pada Jumat (20/10) mengatakan pasukan Peshmerga Kurdi menggunakan roket-roket Jerman dalam pertempuran melawan pasukan federal Irak di daerah yang disengketakan di provinsi Kirkuk yang kaya minyak.
Sementara itu, media lokal melaporkan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada Rabu (18/10) bahwa Iran akan mengurangi kesepakatan nuklir internasional 2015 menjadi tercabik-cabik, jika Amerika Serikat mencabutnya.
Para analis mengatakan kerusuhan di Timur Tengah dan meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran mendorong harga minyak, karena para pedagang khawatir ketegangan geopolitik dapat mengurangi ekspor minyak dari wilayah tersebut.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember naik USD 0,06 menjadi menetap di USD 51,90 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, turun USD 0,38 menjadi ditutup pada USD 57,37 per barel di London ICE Futures Exchange.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tren lonjakan harga minyak tak bertahan lama usai ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran yang mulai mereda.
Baca SelengkapnyaData pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak terjadi usai Presiden AS Joe Biden mengancam akan bantu Israel untuk menyerang kilang milik Iran.
Baca SelengkapnyaSelain berisiko memicu peperangan lebih besar, Arifin tak ingin harga minyak dunia meroket.
Baca SelengkapnyaSederet potensi gangguan ekonomi akibat pecah peran Iran-Israel di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaTerkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaKonflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel bisa memicu gangguan ekonomi ke semua negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerang antara Hamas versus Israel berpotensi menganggu stabilitas politik di kawasan Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaMengingat salah satu negara importir minyak mentah terbesar di dunia yakni, Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran Vs Israel berpotensi menaikkan harga minyak dunia dan subsidi BBM pemerintah bengkak.
Baca SelengkapnyaPerekonomian global akan menghadapi guncangan energi ganda untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.
Baca Selengkapnya