Indonesia Belum Raup Cuan Saat Berdagang dengan Korea Selatan
Merdeka.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai Indonesia masih belum banyak mengambil keuntungan dari kolaborasi bersama Korea Selatan. Khususnya dalam beberapa tahun terakhir.
Maka dari itu, pihaknya berkomitmen memperkuat kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Shinta W Kamdani, dalam forum bisnis saat acara penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kadin Indonesia dan Korean Chambers of Commerce & Industry (KCCI) di bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM), Selasa (22/2).
"Kami menyadari bahwa menimbang kekuatan ekonomi dan potensi ekonomi yang besar dari kedua negara, peluang untuk meningkatkan dan mengembangkan kerjasama ekonomi dan bisnis antara Indonesia dan Korea masih terbuka lebar," ujarnya.
-
Bagaimana Kemendag meningkatkan kerja sama dengan Korea? Selain itu, dalam meningkatkan kerja sama, Korea menawarkan kerja sama di beberapa sektor, yaitu digitalisasi, ekonomi hijau, dan rantai pasok,“ pungkas Jerry.
-
Mengapa Korea Selatan lebih maju dari Indonesia? Menyadur Liputan6.com, Profesor Seong-Kon Kim, yang pernah menjadi dekan di Seoul National University memberikan penjelasan tentang kunci sukses ekonomi Korsel.
-
Siapa yang membantu ekonomi Korea Selatan? AS menjadi sekutu dan membantu perekonomian Korsel yang terpuruk usai perang saudara.
-
Apa saja bidang kerja sama Indonesia-Malaysia? Dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi, Malaysia merupakan partner perdagangan terbesar kedua Indonesia, dengan jumlah investasi ke-5 di tahun 2022 di ASEAN.
-
Bagaimana kemendag meningkatkan hubungan dagang antar negara? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Mengapa kerjasama QRIS antara Indonesia dan Korea Selatan penting? BI menjelaskan kerjasama ini akan memungkinkan pengguna QR Code Indonesian Standard (QRIS) di Indonesia bertransaksi dengan QR Code pembayaran Korea Selatan yang akan ditentukan oleh BoK. Hal ini diharapkan dapat memfasilitasi perjalanan dan transaksi para wisatawan serta pelaku bisnis antara kedua negara tanpa perlu melalui proses penukaran uang di tempat penukaran uang atau money changer.
Shinta memaparkan, jika melihat data 3 tahun terakhir, total perdagangan dari kedua negara terhitung hanya USD 13,3 miliar. "Angka terus turun sejak tahun 2018, di mana total perdagangan antar kedua negara tercatat USD 18,6 miliar," terang dia.
Begitupun jika melihat dari data angka ekspor dan impor pada 2020, di mana Indonesia tercatat defisit hingga sebesar USD 341 juta. Dengan rincian, nilai ekspor Indonesia ke Korea Selatan sebesar USD 6,5 juta, dan nilai total ekspor Korea Selatan ke Indonesia sebesar USD 6,8 juta.
"Data-data barusan menunjukkan indikasi yang kuat bahwa potensi kerjasama bisnis dan ekonomi, khususnya pembentukan value dan supply chain di antara kedua negara, perlu digali lebih dalam dan serius agar lebih seimbang dan lebih menguntungkan bagi kedua negara," tuturnya.
Menko Airlangga Target Kerjasama Dagang Indonesia-Korea Capai USD 20 Miliar
Pemerintah menyambut, penandatanganan kesepahaman dan kontrak kerjasama Korea-Indonesia Business Forum. Diharapkan kerjasama dagang itu akan meningkatkan benefit ekonomi untuk kedua negara.
Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto mengapresiasi peningkatan kerjasama perdagangan Indonesia-Korea Selatan yang mendekati angka 40 persen pada 2021 lalu dari tahun sebelumnya, atau sekitar USD 18,4 miliar.
"Itu diharapkan kembali ke level yang ditargetkan menjadi USD 20 miliar antar kedua negara," ujar Menko Airlangga dalam kerjasama Korea-Indonesia Business Forum, Selasa (22/2).
Secara relasi, Korea Selatan saat ini berada di peringkat 7 negara tujuan ekspor, dan peringkat ke-6 daripada impor. Menurut dia, situasi ini mencerminkan hubungan perdagangan kedua negara berjalan secara baik.
Selain itu, Indonesia juga telah menyepakati travel corridor arrangement untuk mendukung iklim investasi sekaligus usaha bersama Korea Selatan. Sehingga para pelaku bisnis tetap dapat bergerak dan bekerja dalam situasi pandemi Covid-19.
Menko Airlangga menilai, pertumbuhan ekonomi 3,7 persen secara full year pada 2021 lalu jadi pertanda bangkitnya perekonomian nasional. Itu bisa dimanfaatkan dengan menjalin kerjasama dagang bersama negara besar seperti Korea Selatan.
"Momentum ini perlu ditindaklanjuti dengan realisasi kerjasama antara perusahaan Indonesia dengan Korea Selatan. Tahun lalu total investasinya walaupun covid telah mencapai USD 1,64 miliar," sebutnya.
Menko Airlangga juga menyoroti, delegasi Indonesia dan Korea Selatan sudah menyepakati banyak kesepahaman kerjasama antar dua negara.
"Walaupun pandemi Covid pertemuan jadi tertunda sejak beberapa waktu lalu, saya ucapkan terimakasih pada Kadin Indonesia yang inisiasi acara. Saya harap pelaku usaha kedua negara bisa jalin kerjasama yang saling untungkan dan perkuat ekonomi kedua negara," tuturnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca SelengkapnyaDari sisi pariwisata, sebanyak 347.185 orang dari Korea Selatan berkunjung ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam penerapan ekonomi hijau.
Baca SelengkapnyaVietnam cukup agresif menarik para investor, namun Indonesia juga tak tak kalah menarik di mana investor.
Baca SelengkapnyaKorea Selatan menempati peringkat 6 dengan 9 LOI terkait investasi di IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaKorea Selatan meminta dukungan Indonesia sebagai Tuan Rumah APEC 2025. Selain itu, Korea Selatan juga akan melakukan diseminasi IK-CEPA pada 2025.
Baca SelengkapnyaHal ini tidak lepas proses pemilihan presiden-wakil presiden Indonesia pada 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, produk mebel RI ada di peringkat 17. Sementara Vietnam ada di posisi 2 dan Malaysia 12.
Baca SelengkapnyaUntuk bisa masuk ke Korea Selatan, WNI diwajibkan untuk mengajukan visa melalui Korea Visa Application Center (KVAC).
Baca SelengkapnyaIndonesia juga terus mendorong perluasan pembangunan infrastruktur digital lainnya.
Baca SelengkapnyaDalam pidatonya, Menko Airlangga menyampaikan tentang visi Indonesia Emas 2045 di tengah ketegangan geopolitik global.
Baca SelengkapnyaDPR menilai IKN tetap sulit menarik minat investor karena masalah utama bukan pada pergantian pejabatnya, tetapi dasar kebijakan yang keliru
Baca Selengkapnya