Indonesia sulit lepas ketergantungan impor minyak dari Singapura
Merdeka.com - Publik di Tanah Air beberapa kali geram disodori fakta impor minyak dari Singapura. Indonesia, negara mantan anggota OPEC ini, justru membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) dari negara pulau yang tak punya sumur minyak satupun itu.
Masalahnya, ketergantungan pasokan minyak Indonesia pada pedagang di Singapura sudah masuk tahap akut. Hal itu diakui PT Pertamina (Persero), sebagai pelaksana penyedia BBM bersubsidi.
Senior Vice President Retail Marketing Pertamina Suhartoko mengatakan, Indonesia memang saat ini masih memproduksi minyak. Akan tetapi, hasil produksi itu terlalu bagus bila diolah hanya menjadi oktan 88 alias premium.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Kenapa Singapura jadi pusat perdagangan dulu? Kawasan ini ramai sebagai pusat perdagangan karena strategis di Selat Malaka.
-
Mengapa nilai tukar Dolar Singapura penting untuk para eksportir? Bagi eksportir Indonesia, penguatan Rupiah terhadap SGD dapat mengakibatkan penurunan daya saing produk mereka di pasar Singapura.
-
Kenapa telur Indonesia diekspor ke Singapura? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Apa target perdagangan Indonesia dan Selandia Baru? “Indonesia dan Selandia Baru memiliki target nilai perdagangan sebesar NZD 4 miliar pada 2024. Saya optimistis target tersebut dapat tercapai karena tren nilai perdagangan kedua negara selalu tercatat tumbuh positif,“ kata Mendag Zulkifli Hasan.
-
Apa saja yang dibahas Kemendag dengan Singapura? Pada pertemuan bilateral tersebut, kedua Menteri membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi digital melalui ASEAN Digital Economy Framework Agreement dan Joint Initiative on e-Commerce di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Karena kebutuhan konsumen dan penugasan pemerintah adalah BBM berkualitas rendah, di situlah masuk pedagang perantara (broker) Singapura. Mereka bisa memasok premium atau solar bersubsidi secara berkelanjutan dengan harga bersaing.
"Semua broker ada di Singapura, saya enggak tahu asal negaranya mana, apakah Hong Kong atau mana, tapi lokasinya di Singapura," ujarnya saat ditemui wartawan di Kota Batam, Kamis (13/2).
Sumber masalah lainnya, kinerja kilang Indonesia tidak efisien. Alhasil, biaya produksi lebih tinggi, sehingga kalah murah dibanding pasokan produsen minyak Timur Tengah. Singapura, dalam hal ini, hanya menyalurkan BBM dari negara-negara dengan kilang lebih oke dari yang ada di Tanah Air.
Hal itu terbukti, dari data Badan Pusat Statistik, total impor produk minyak Indonesia tahun lalu mencapai Rp 285 triliun. Faktanya, impor dari Singapura mencapai separuhnya, yakni Rp 151 triliun.
Dari catatan Suhartoko, untuk premium, impor Indonesia saban bulan mencapai 10 juta barel. Sedangkan solar, mencapai 3 juta barel per bulan. Pertamina menolak disalahkan, bila sistem subsidi energi pemerintah saat ini, akhirnya membuat negara ini tergantung pada impor.
Apalagi masalah ketiga, yang tak kalah penting, yakni pembangunan kilang, tak juga terlaksana. "Pertamina suka impor karena keharusan. Kalau enggak antara kebutuhan dan pasokan timpang terus," kata Suhartoko.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain negara di Afrika, pemerintah juga menjajaki peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin.
Baca Selengkapnyaingapura Ternyata Sangat Bergantung dengan Indonesia, Terutama soal Listrik dan Air
Baca SelengkapnyaSaid mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaNegara Afrika dan Amerika Latin dipilih menjadi alternatif karena rute pengiriman tidak melintasi Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaPemerintah akui memiliki hubungan baik dengan Iran tapi tak pernah impor BBM dari negara Timur Tengah tersebut.
Baca SelengkapnyaMengingat salah satu negara importir minyak mentah terbesar di dunia yakni, Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaDiharapkan Indonesia bisa berbalik ekspor listrik ke Negeri Jiran di masa depan.
Baca SelengkapnyaSaid juga menyinggung mengenai konversi program minyak tanah ke LPG yang mengakibatkan kebutuhan impor LPG Indonesia terus meningkat.
Baca SelengkapnyaDalam perdagangan minyak nabati, tidak semua exportir merupakan produsen minyak nabati.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada April 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2022 hingga 2024, produksi atau lifting minyak Indonesia terus menurun, hanya mencapai sekitar 600.000 barel per hari,
Baca Selengkapnya