Ini penyebab lambannya pembangunan pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan
Merdeka.com - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui pembangunan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia belum berjalan lancar. Salah satu penyebabnya adalah pinjaman dana dengan bunga yang tinggi.
"Kalau saya lihat kendalanya yang paling utama ya ada beberapa kendala yang kami identifikasi. Pendanaan itu dalam kata ketersediaan low interest," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE), Rida Mulyana di Jakarta, Selasa (24/4/2018).
Menurut Rida, pihaknya telah melakukan diskusi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mendapat pembiayaan pembangunan pembangkit berbasis EBT dengan bunga rendah. Namun, saat ini belum ada perkembangan.
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Kenapa Pertamina fokus mengembangkan EBT? Oki menekankan, Pertamina aktif mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) contohnya bioenergi dan geotermal.
-
Bagaimana PLN mengatasi ketidaksesuaian EBT dengan pusat beban? Dengan sistem baru ini, kami memahami adanya ketidaksesuaian antara sebagian besar sumber EBT dengan pusat beban sehingga kami akan membangun green enabling super grid untuk menghubungkannya.
-
Bagaimana PLN menarik investor di proyek kelistrikan? Dua prinsip tersebut diterapkan PLN untuk menarik minat para investor agar akses listrik untuk seluruh masyarakat bisa dieksekusi dengan cepat,“ katanya.
-
Bagaimana Pemprov Kaltim mendorong Perusda MBS untuk menerapkan bisnis kendaraan listrik? 'Saya mendorong ke depan, MBS mulai menggunakan kendaraan non fosil. Kendaraan itu bisa dipinjam atau disewakan,' ujarnya Akmal kepada wartawan.
-
Dimana Perusda MBS diharapkan untuk menerapkan bisnis kendaraan listrik? 'Saya mendorong ke depan, MBS mulai menggunakan kendaraan non fosil. Kendaraan itu bisa dipinjam atau disewakan,' ujarnya Akmal kepada wartawan.
"Ketersediaan dana murah kuncinya ini. Finansial yang ada kita sudah obrol dengan OJK mau MOU tapi belum running tapi pling tidak pintu ke sana ada," ujarnya.
Direktur Utama PLN Sofyan Basyir mengakui, pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) yang menggarap proyek EBT skala kecil masih memiliki keterbatasan pendanaan, kondisi ini bertambah berat ketika pihak penyedia keuangan belum terpercayanya perusahaan tersebut.
"Kalau saya sudah kenal baik dengan bank A ya gampang, tapi kalau dia pemula sekali ya mungkin agak sulit," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi masih jauh dari target.
Baca SelengkapnyaPadahal, Bahlil mengungkapkan Indonesia memiliki cadangan energi terbarukan terbesar.
Baca SelengkapnyaEnergi Baru Terbarukan dihadapkan dengan 4 tantangan.
Baca SelengkapnyaSumber-sumber energi terbarukan membutuhkan pendanaan besar.
Baca SelengkapnyaProses pengerjaan suatu proyek energi hijau baru bisa dimulai di tahun keenam.
Baca SelengkapnyaJokowi mengungkapkan bahwa potensi energi panas bumi atau geothermal di Indonesia mencapai sekitar 24.000 megawatt (MW), namun belum dioptimalkan dengan baik.
Baca SelengkapnyaPemerintah target mencapai bauran EBT 23 persen di 2025.
Baca SelengkapnyaPembangunan infrastruktur pendukung energi bersih di lapangan terhambat.
Baca SelengkapnyaRealisasi capaian pembangkit pada periode 2023 sebesar 4.182,2 megawatt.
Baca SelengkapnyaJika tak juga dieksekusi, Bahlil mengancam akan menyerahkan hal tersebut kepada pihak swasta.
Baca SelengkapnyaFokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca SelengkapnyaSikap sejumlah negara untuk pensiun PLTU batu bara saling berbeda.
Baca Selengkapnya