Jalan Panjang Indonesia Keluar dari Negara Berpenghasilan Menengah
Merdeka.com - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti mengakui bahwa tantangan Indonesia untuk keluar dari negara berpendapatan menengah (middle income trap) cukup besar. Sebab, dari pengalaman banyak negara, membutuhkan waktu puluhan tahun untuk bisa keluar dari perangkap pendapatan menengah.
"Akankah kita terus bertahan di kelompok ini? tentunya tidak. Apakah yang dihadapi Indonesia di 2045? Apakah kita bisa melampaui kelompok berpendapatan menengah tersebut?," kata Destry dalam acara Seminar Indonesia Emas 2045, secara virtual di Jakarta, Jumat (27/11).
Dalam studi dilakukan World Bank pada 2016 menyebutkan bahwa dari 110 negara middle income trap sejak 1960 hingga 2016, hanya 13 negara yang dapat tampil dalam jajaran negara maju. Sementara negara-negara terdekat seperti di Asia, hanya ada beberapa yang bisa lulus dari middle income trap atau perangkap negara berpendapatan menengah selama kurang dari 10 tahun.
-
Mengapa Korea Selatan lebih maju dari Indonesia? Menyadur Liputan6.com, Profesor Seong-Kon Kim, yang pernah menjadi dekan di Seoul National University memberikan penjelasan tentang kunci sukses ekonomi Korsel.
-
Bagaimana Korea Selatan menjadi negara maju? Usai perang saudara yang panjang, Pemimpin Korea Selatan memutuskan untuk lebih meningkatkan perekonomian melalui industrialisasi.
-
Apa rahasia sukses ekonomi Korea Selatan? Bangsa yang Tekun Kepribadian masyarakat Korsel yang tekun ini dibentuk dari minimnya sumber daya alam (SDA). Sehingga, warga Korsel harus mampu bertahan dalam menghadapi iklim yang ekstrem.
-
Siapa yang membantu ekonomi Korea Selatan? AS menjadi sekutu dan membantu perekonomian Korsel yang terpuruk usai perang saudara.
-
Apa yang dimaksud dengan umur Korea? Korea Selatan juga punya penghitungan Umur Korea, di mana seseorang berusia satu tahun saat lahir dan menjadi satu tahun lebih tua saat Hari Tahun Baru, terlepas dari tanggal lahirnya.
-
Bagaimana Jepang menaklukan Indonesia? Jepang memasuki Indonesia dengan melakukan invasi militer selama Perang Dunia II.
Sebagai contoh Korea Selatan. Negara tersebut membutuhkan waktu sekitar tujuh tahun untuk bisa keluar dari perangkap negara berpendapatan menengah. Kemudian Jepang butuh sembilan tahun dan Hong Kong tujuh tahun.
"Tapi banyak negara lain yang membutuhkan waktu hingga puluhan tahun seperti contohnya Argentina. Beberapa negara Amerika Latin mengalami hal semacam itu termasuk Filipina sempat diperkirakan akan cepat menjadi negara maju ternyata mereka stuck juga di negara kelompok berpendapatan menengah," ungkapnya.
Menurutnya hal tersebut menjadi tantangan yang akan dihadapi Indonesia ke depannya. Apalagi posisi Indonesia sendiri saat ini masih menjadi negara berpenghasilan menengah dengan income per kapita sekitar USD 4.000. Sedangkan untuk menjadi negara maju atau berpenghasilan tinggi butuh pendapatan di atas USD 12.000 per tahun.
"Dan ini adalah tantangan kita bagaimana kita bisa melompat menjadi negara berpendapatan tinggi dan menjadi negara maju di tahun Indonesia emas nanti di tahun 2045," katanya.
Bonus Demografi
Dia menambahkan, saat ini Indonesia memiliki bonus demografi yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai pertumbuhan lebih baik. Di mana kelompok usia muda atau produktif jumlahnya cukup besar. Namun, jangan sampai terlena karena bonus demografi tersebut akan hilang perlahan setelah 2030.
"Oleh karena itu dari sekarang kita perlu melengkapi diri kita kemampuan kita kapasitas kita sehingga kita tidak terlena dengan bonus demografi tersebut," sebutnya.
Untuk itu, dia menekankan dalam memanfaatkan bonus demografi sumber daya manusia (SDM) harus lebih disiapkan. Karena Indonesia membutuhkan SDM yang adaptif dan inovatif dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini.
"Karena dengan adanya teknologi dan dengan adanya inovatif itu nampaknya fenomena negara yang bisa cepat lepas dari kelompok middle income sebagai contoh di Korea Selatan dan juga Jepang," ujarnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Airlangga mencatat pendapatan per kapita Jakarta telah mencapai USD21.000 setara dengan negara Singapura.
Baca SelengkapnyaFokus pemerintah Korea terarah dan memiliki langkah-langkah yang berurutan.
Baca SelengkapnyaKorea Selatan menempati peringkat 6 dengan 9 LOI terkait investasi di IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaRahasia Korea Selatan bangkit menjadi negara maju usai perang saudara.
Baca SelengkapnyaDulu Korea Selatan terkenal dengan fesyen, industri tekstil, alas kaki, dan aksesoris. Tapi sekarang Korea Selatan terkenal dengan teknologinya.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaPria TKI Korea Selatan mendadak viral setelah momen dirinya menerima uang pensiunan dengan jumlah fantastis hingga ratusan juta rupiah
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menceritakan jauhnya posisi Indonesia tertinggal pembangunan dari negara lain.
Baca SelengkapnyaStudi ini melibatkan ribuan orang di seluruh Asia di antaranya, Jepang, Thailand, India, Korea Selatan, Malaysia, China, Taiwan hingga Unit Emirat Arab.
Baca SelengkapnyaSalah satu faktornya adalah kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mampu menembus USD 258,82 miliar.
Baca SelengkapnyaSaat ini terdapat sejumlah negara yang statusnya sama seperti Indonesia.
Baca SelengkapnyaTarget ini bertujuan agar tingkat pendapatan perkapita juga naik.
Baca Selengkapnya