Jatuh Tempo 1 Juni 2023, Menkeu AS Lobi Kenaikan Batas Utang
Merdeka.com - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menegaskan kembali 1 Juni sebagai tenggat waktu yang sulit bagi AS untuk menaikkan batas utang atau risiko gagal bayar atas kewajibannya.
"Saya menunjukkan dalam surat terakhir saya kepada Kongres bahwa kami berharap tidak dapat membayar semua tagihan kami pada awal Juni dan mungkin paling cepat 1 Juni. Dan saya akan terus memperbarui Kongres, tetapi saya pasti belum mengubah penilaian saya. Jadi saya pikir itu adalah tenggat waktu yang sulit," ujar Yellen dikutip dari CNN, Senin (22/5).
Peringatan tersebut disampaikan olehnya setelah Presiden Joe Biden menyampaikan penilaian suram tentang keadaan negosiasi selama sisa waktunya di Jepang.
-
Apa tugas berat seorang Menteri Keuangan? Faisal Basri menyampaikan tugas berat seorang Menkeu adalah mengelola pendapatan, mengelola pengeluaran, menyeleksi alokasi anggaran. Hingga akhirnya memastikan anggaran negara digunakan sesuai dengan tujuannya.
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Siapa yang dirasa bertanggung jawab atas kenaikan utang? 'Kita di-prank, yang terjadi justru kita bisa tahu kenaikan tertinggi sepanjang sejarah Republik ini ada di tangan Jokowi,' terang Eko.
-
Kapan Jokowi berjanji untuk mengurangi utang? Menariknya, netizen di media sosial mencari jejak digital Presiden Joko Widodo (Jokowi), saat masa kampanye tahun 2014 lalu. Kala itu, Jokowi sempat berjanji untuk mengurangi utang, tapi nyatanya malah sebaliknya.
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Kenapa utang Jepang tinggi? Rasio utang tersebut telah mencapai 259,43 persen dari PDB.
Saat itu, Biden mengeluarkan peringatan keras, menjelang panggilan teleponnya yang berisiko tinggi dengan Ketua DPR Kevin McCarthy, bahwa Kongres Partai Republik dapat menggunakan default nasional untuk merusaknya secara politis dan mengakui waktu telah habis untuk menggunakan potensi tindakan sepihak untuk menaikkan batas pinjaman federal.
Melihat hal itu, Menkeu AS kembali menegaskan bahwa akan ada beberapa tagihan yang tidak terbayar, jika plafon utang tidak dinaikkan.
"Akan ada pilihan sulit jika plafon utang tidak dinaikkan. Dan tahukah Anda, saya hanya akan mengatakan sejak 1789, Amerika Serikat memiliki sejarah membayar tagihannya tepat waktu. Itulah yang dunia ingin lihat komitmen berkelanjutan untuk melakukan itu. Hal itulah yang mendasari sekuritas US Treasury sebagai investasi teraman di planet ini. Dan itu bukan situasi yang dapat diterima bagi kami untuk tidak dapat membayar tagihan kami," terang dia.
Pada poin yang sulit, Yellen menunjuk pada desakan Partai Republik untuk mengambil pendapatan dari meja perundingan di antara area lain.
"Sesuatu yang sangat mengkhawatirkan saya adalah bahwa mereka bahkan mendukung penghapusan dana yang telah diberikan kepada Internal Revenue Service untuk menindak penipuan pajak," katanya.
Yellen setuju dengan penilaian presiden bahwa menerapkan Amandemen ke-14, sepertinya tidak ada sesuatu yang dapat digunakan dengan tepat dalam situasi seperti ini, mengingat ketidakpastian hukum dan kerangka waktu.
Dia meremehkan kemungkinan beberapa tindakan sepihak ekstra yang dapat diambil presiden, dan sebaliknya mengatakan pilihan sulit akan dibuat jika kesepakatan tidak dibuat dan beberapa tagihan tidak akan dibayar.
"Harapan tulus saya adalah Kongres akan menaikkan plafon utang. Tidak akan ada hasil yang dapat diterima jika plafon utang tidak dinaikkan, terlepas dari keputusan apa yang kita buat," tambahnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Inflasi di AS pada bulan Juni menunjukkan penurunan di angka 3 persen, didorong oleh menurunnya tekanan harga energi dan sektor perumahan.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca SelengkapnyaSaat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaThe Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.
Baca SelengkapnyaAngka pengangguran yang melonjak tak terduga di Amerika Serikat (AS).
Baca SelengkapnyaProyeksi Bank Indonesia tersebut didasarkan oleh tiga indikator utama, yakni perekonomian global cenderung melambat.
Baca Selengkapnya"Utang itu tidak berarti kita kemudian ugal-ugalan, oleh karena itu kita harus hati-hati sekali," kata Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaSecara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.
Baca SelengkapnyaAS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaKondisi ekonomi global 2023 diprediksikan oleh banyak lembaga internasional merupakan tahun yang cukup gelap.
Baca SelengkapnyaSurplus APBN ditopang oleh penerimaan negara yang masih lebih tinggi dibandingkan belanja negara.
Baca Selengkapnya