Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Keluh Kesah Pelaku Industri Mainan Plastik di Tanah Air

Keluh Kesah Pelaku Industri Mainan Plastik di Tanah Air mainan anak. ©2012 Merdeka.com/andrian salam wiyono

Merdeka.com - Pelaku industri mainan plastik mengajukan beberapa saran kepada pemerintah terkait pengembangan industri mainan anak ke depan. Salah satunya yaitu meminta pemerintah untuk lebih menarik investasi guna pembangunan industri pendukung mainan plastik.

Direktur Utama PT SHP Plastik, Harry Tio mengatakan, dengan adanya industri pendukung di dalam negeri, maka pihaknya akan lebih mudah mendapatkan bahan-bahan untuk keperluan produksi.

"Tarik yang bikin spare parts, industri yang mendukung. Kalau dia (perusahaan yang berinvestasi) mainan juga nanti dia bersaing sama kita," kata dia di Kantornya, Jakarta, Selasa (7/5).

Menurutnya, jika bahan pendukung lebih mudah diperoleh, maka pihaknya akan mendapatkan kepastian usaha dan kelancaran dalam berproduksi. Sebagai contoh, selama ini pihaknya mengimpor bahan pendukung industri dari China. Jika pada satu waktu ada kendala pengiriman, maka proses produksi akan terganggu, sehingga dia harus menunda pengiriman barang yang sudah dipesan.

"Kalau China belum kirim, saya minta mereka (pembeli) menunggu," jelas dia.

Dia juga meminta agar impor bahan baku dipermudah, sebab pihaknya masih mengimpor bahan baku dari luar. Sedangkan dalam negeri industri petrokimia yang menjadi sandaran pelaku industri mainan anak, belum berkembang.

Owner dan Direktur Utama PT Megah Plastik, Handrick Sutjiadi mengatakan, beberapa industri pendukung seperti yang menyuplai baut saat ini belum berkembang di Indonesia. Jika ada, maka industri tersebut merupakan penyuplai baut untuk industri, bukan Industri mainan anak. Perlu diketahui pula, bahwa spesifikasi baut untuk industri mainan berbeda dengan yang diperuntukkan bagi industri otomotif.

Karena itu jika pihaknya hendak membeli baut untuk keperluan mainan dari supplier lokal maka harganya tidak kompetitif dibandingkan dengan baut impor dari China. "Baut satu piece Rp 25 perak di Indonesia, kita beli pakai ton dari China. Jadi tidak hitung piece.

Dia optimistis, jika industri pendukung dapat tumbuh dan disediakan, maka industri mainan anak di Indonesia akan tumbuh lebih baik dan dapat meningkatkan daya saing. "Untuk meningkatkan daya saing kita butuh supplier lokal. Tolong disediakan sehingga harga dan waktu kita bisa bersaing," tandasnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Barang Plastik Impor dari China Dijual Lebih Murah, Industri Butuh Proteksi Pemerintah
Barang Plastik Impor dari China Dijual Lebih Murah, Industri Butuh Proteksi Pemerintah

Masuknya barang impor plastik secara masif berpotensi mengganggu kinerja industri hilir plastik domestik.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
Pemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah

Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.

Baca Selengkapnya
Diserang Produk Impor, Industri Manufaktur Butuh Aturan Perlindungan
Diserang Produk Impor, Industri Manufaktur Butuh Aturan Perlindungan

Industri petrokimia dalam negeri juga semakin diberatkan dengan pencabutan Larangan dan Pembatasan (Lartas) impor bahan baku plastik.

Baca Selengkapnya
Wamendag Sebut Penumpukan Kontainer di Pelabuhan Hambat Produktivitas Industri Dalam Negeri
Wamendag Sebut Penumpukan Kontainer di Pelabuhan Hambat Produktivitas Industri Dalam Negeri

Wamendag menyebut, pelaku usaha atau pabrik menjadi sulit berproduksi karena tidak ada bahan baku.

Baca Selengkapnya
Sejahterakan UMKK, LKPP Siapkan Katalog Elektronik untuk Para Pelaku Usaha
Sejahterakan UMKK, LKPP Siapkan Katalog Elektronik untuk Para Pelaku Usaha

Kepala LKPP menganalogikan lembaganya tak hanya sekadar memberi kail dan pancing, tapi juga siapkan kolam.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Akui Serbuan Barang Impor Bikin Industri Tekstil di Indonesia Terpuruk
Sri Mulyani Akui Serbuan Barang Impor Bikin Industri Tekstil di Indonesia Terpuruk

Sri Mulyani menyebut anjloknya kinerja tekstil domestik dan PHK massal akibat dari serbuan barang impor.

Baca Selengkapnya
Harga Jual Jauh Lebih Murah, Produk Impor Kini Rebut Pasar Produk Lokal
Harga Jual Jauh Lebih Murah, Produk Impor Kini Rebut Pasar Produk Lokal

Dengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap, Industri Tekstil Beri Sinyal Ada PHK Massal di 2023
Siap-Siap, Industri Tekstil Beri Sinyal Ada PHK Massal di 2023

Pemerintah diharap bersikap responsif serta tepat sasaran, sehingga sektor padat karya tekstil ini bisa bertahan menghadapi turbulensi ekonomi.

Baca Selengkapnya
Menko Airlangga: Industri Padat Karya Sedang Tidak Baik-Baik Saja
Menko Airlangga: Industri Padat Karya Sedang Tidak Baik-Baik Saja

Airlangga menegaskan, saat ini pemerintah sedang mempersiapkan upaya untuk mengurus permasalahan di industri padat karya, termasuk Sritex.

Baca Selengkapnya
FOTO: Menghasilkan Pundi-Pundi Rupiah dari Mendaur Ulang Sampah Plastik
FOTO: Menghasilkan Pundi-Pundi Rupiah dari Mendaur Ulang Sampah Plastik

Dalam satu hari, pekerja mengaku mendapat 2 ton sampah plastik dari Bekasi dan Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya
Marak Produk Impor Dijual Murah, Industri Petrokimia Hadapi Tantangan Besar
Marak Produk Impor Dijual Murah, Industri Petrokimia Hadapi Tantangan Besar

Potensi investasi senilai Rp437 triliun di sektor petrokimia juga terancam mandek akibat kekacauan pasar domestik.

Baca Selengkapnya
Kurangi Ketergantungan Impor dan Hemat Devisa Negara, Polytama Propindo Genjot Produksi Petrokimia Dalam Negeri
Kurangi Ketergantungan Impor dan Hemat Devisa Negara, Polytama Propindo Genjot Produksi Petrokimia Dalam Negeri

Hasil produksi Polytama berupa bijih plastik jenis PP selama ini dapat dikembangkan menjadi beragam kebutuhan produk sehari-hari.

Baca Selengkapnya