Kemenhub bakal batasi usia pesawat perintis maksimal 10 tahun

Merdeka.com - Kementerian Perhubungan berencana melakukan perubahan panjang landasan bandara dan usia pesawat perintis. Evaluasi ini dilakukan setelah terjadinya kecelakaan pesawat perintis milik Aviastar di kawasan Gunung Latimojong, Makassar.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo menjelaskan, rencananya akan ada revisi aturan‎umur pesawatuntuk memastikan armada penerbangan lebih terawat. Usia pesawat yang laik terbang maksimal 10 tahun, di mana sebelumnya 30 tahun.

"Kami akan revisi peraturan nanti 24 bulan ke depan. Pesawat yang sudah beroperasi kami batasi umurnya. Sekarangkan 30 tahun, akan kami perbarui jadi 10 tahun. Kemudian yang sudah operasi harus menyesuaikan," tutur Suprasetyodi Kantornya, Jakarta, Selasa (6/10) malam.

Sedangkan,saat ini landasan‎ pendek memiliki panjang sekitar 900 meter, dan ini sering menjadi lokasi pendaratan pesawat perintis seperti Twin Otter. Rencananya ke depan landasan ini akan diperpanjang menjadi 1.600 meter.

"Tahun depan kami perpanjang bandara yang berada di terdalam, terdepan, daerah rawan bencana dan terisolasi menjadi 1.600 meter," ungkapnya.

Pemanjangan landasan bandara ini bertujuan agar pesawat dengan ukuran lebih besar dapat menggunakan bandara tersebut. Selain jumlah penumpang yang diangkat lebih banyak, maka harga yang dibebankan kepada pengguna jasa akan ekonomis.

"Kalau bandara lain yang baru sebaiknya minimal 1.600 meter kalau lahannya cukup, jadi pesawat lebih besar dan tiket bisa lebih murah," terangnya.