Kemenkeu resmi buka penawaran ORI 015, tingkat kupon 8,25 persen
Merdeka.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) secara resmi membuka waktu penawaran Obligasi Negara Ritel (ORI) seri 015 (ORI015) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (4/10). Masa penawaran berlaku mulai hari ini hingga 25 Oktober 2018 dengan tingkat kupon 8,25 persen.
"Pemerintah menjamin kupon ini memiliki estimasi selama 3 tahun. Instrumen ORI ini adalah instrumen investasi. Dengan membeli ORI, kita bisa berinvestasi sekaligus membangun Indonesia," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (PPR) Kementerian Keuangan, Luky Alfirman.
Tujuan Kemenkeu menerbitkan ORI ini salah satunya adalah untuk pemenuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Seri ORI015 ini memiliki nilai nominal sebesar Rp 1.000.000 per unit dengan maksimum pemesanan Rp 3 miliar. Pembeliannya dapat dilakukan di 17 mitra distribusi yang terdiri dari 15 bank umum dan 2 perusahaan efek.
-
Kapan ORI mulai beredar? Masa edarnya hanya berlangsung selama empat tahun, yaitu dari 1945 hingga 1949.
-
Siapa yang menerbitkan ORI? Penerbitan ORI oleh Pemerintah RI dimaksudkan sebagai identitas bangsa dan bentuk dari kedaulatan ekonomi.
-
BRI jual apa? BRI mencatatkan sales sebesar $14,95 milyar, profit $3,6 milyar, assets $125,45 milyar dan market value $46,5 milyar.
-
Bagaimana cara ORI digunakan? ORI diterbitkan untuk menggantikan mata uang yang sebelumnya diedarkan oleh Pemerintah Belanda dan Jepang, sebagai bentuk perlawanan dari bangsa Indonesia.
-
Kapan ORI025-T3 dan ORI025-T6 bisa dibeli? Kedua jenis Obligasi Ritel ini mulai dibuka penawarannya sejak 29 Januari 2024 hingga 22 Februari 2024.
-
Apa yang dijual dengan harga Rp1.000? Dengan bahan sederhana dan murah, Anda bisa menjual berbagai olahan es lilin ini dengan terjangkau, yaitu Rp1.000.
ORI merupakan instrumen obligasi ritel ketiga yang diterbitkan oleh Kemenkeu. Sebelumnya, surat berharga syariah negara (Sukuk) pertama yang diterbitkan yakni Sukuk Ritel. Selanjutnya, Kemenkeu mengeluarkan suku bunga obligasi simpanan ritel (Saving Bond Retail/SBR) sebanyak dua kali.
Setelah menerbitkan ORI, Kemenkeu menargetkan akan kembali merilis obligasi ritel keempat dalam bentuk Sukuk Tabungan Negara pada November 2018 mendatang.
Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal PPR Kemenkeu, Loto Srinaita Ginting menjabarkan, penerbitan ORI Ini akan digunakan untuk membiayai APBN, khususnya dalam mendukung kualitas pendidikan.
"Melalui ORI105 ini, kita harapkan bisa mendukung kualitas pendidikan yang diperkirakan kebutuhan biayanya saat ini sekitar Rp 35 triliun," ujar dia.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Permintaan investor terhadap surat utang negara atau Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI023 mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Baca SelengkapnyaSBR ini memiliki kupon yang mengambang dengan kupon minimal (floating with floor) dan mengacu pada Bank Indonesia Rate (BI-Rate).
Baca SelengkapnyaMenurut Kemenkeu, menyimpan dana di SBN ritel ini bisa terhindar dari sejumlah risiko investasi, utamanya risiko gagal bayar.
Baca SelengkapnyaDari nominal tersebut, salah satunya berasal penggalangan dana dari penawaran saham perdana mencapai Rp4,39 triliun.
Baca SelengkapnyaCara Mudah Beli SBN Ritel Lewat Handphone, Imbal Hasil Lebih Besar Dibanding Deposito
Baca SelengkapnyaCara membeli Sukuk Ritel SR020 di BRImo. Cek dulu, yuk!
Baca SelengkapnyaPada periode Januari-September 2023, BRI telah berhasil menaikkelaskan pelaku usaha sebanyak 2,3 juta debitur.
Baca SelengkapnyaBRI kembali menjadi mitra distribusi penjualan Surat Berharga Negara (SBN) yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Baca SelengkapnyaHingga 29 Februari 2024, tercatat transaksinya sebesar 501.910 ton Co2 ekuivalen.
Baca SelengkapnyaPenyaluran kredit PNM Mekaar menembus Rp244 triliun selama kurun waktu 2015 sampai 2024.
Baca SelengkapnyaPenyaluran KUR BRI di tahun ini juga didorong dengan perluasan jangkauan penerima baru.
Baca SelengkapnyaST011 memiliki imbal hasil floating with floor, artinya jika suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) naik, imbal hasil ST011 juga akan ikut naik.
Baca Selengkapnya