Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kementan Bersama Dinas Pertanian Tata Kembali Pola Produksi Cabai & Bawang Merah 2019

Kementan Bersama Dinas Pertanian Tata Kembali Pola Produksi Cabai & Bawang Merah 2019 Ilustrasi bawang. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Fenomena melimpahnya produksi bawang merah dan cabai yang berimbas turunnya harga di petani beberapa bulan terakhir mendorong Kementerian Pertanian bergerak cepat.

Bertempat di Hotel Lorin, Sentul Bogor, Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian mengumpulkan perwakilan seluruh Dinas Pertanian Provinsi se Indonesia untuk mengevaluasi pola tanam tahun 2018 sekaligus menata kembali target tanam aneka cabai dan bawang tahun 2019 di wilayah masing-masing.

"Satu sisi kita bersyukur pasokan bawang dan cabai melimpah. Namun di sisi lain kita juga harus terus mencari cara agar harga di tingkat petani tetap menguntungkan," demikian disampaikan Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi, di Bogor (21/11).

"Kalau mau jujur, urusan cabai dan bawang merah dari sisi pasokan sudah nyaris selesai. Kita tinggal jaga stabilitasnya. Penataan pola tanam berbasis kebutuhan adalah kuncinya. Masing-masing dinas harus concern dan tau berapa sesungguhnya kebutuhan bawang dan cabai di daerahnya agar bisa dipetakan kebutuhan tanamnya," ujarnya.

"Trend stabilnya harga cabai dan bawang 2 tahun terakhir, tak lepas dari keberhasilan kita semua dalam menjaga produksi, tumbuhnya sentra-sentra baru, didukung inflasi umum maupun bahan makanan yang rendah. Buktinya masyarakat makin mampu membeli kebutuhan, petani juga happy, middle man semakin berkurang, margin juga semakin baik," ungkap Wandi senang.

"Tingkat kemiskinan di pedesaan turun tajam. Coba cek, saat ini makin banyak petani pakai motor dan mobil bagus di daerah sentra cabe dan bawang," lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Prihasto Setyanto memaparkan metode pengaturan pola tanam berbasis kebutuhan.

"Semangat stabilisasi pasokan dan harga adalah bagaimana mengamankan semangat petani bawang dan cabai agar bisa terus menanam dan memperoleh keuntungan dari usaha tani yang digelutinya. Tentu ini harus diatur. Caranya dengan menyeimbangkan antara kebutuhan konsumsi dengan produksinya," ujar pria yang akrab dipanggil Anton tersebut.

"Produksi yang berlebihan justru akan memukul balik petani karena harga jatuh. Petani bisa tidak semangat untuk tanam lagi," terangnya.

Dengan prinsip produksi berbasis kebutuhan (production based on need), maka luas tanam perlu dirancang sesuai dengan kebutuhan yang meliputi konsumsi langsung, hotel restoran katering, industri, benih, ekspor dan angka susutnya.

"Metode ini lebih realistis dibanding memaksakan tanam di sentra-sentra tertentu. Selain itu juga dapat memetakan dengan lebih gamblang daerah mana saja yang masih mengalami kekurangan (shortage) sehingga perlu ditambah areal tanamnya. Untuk daerah sentra yang surplus harus diperjelas peta distribusinya," terang Anton.

Anton menjelaskan bahwa metode baru ini perlu didukung oleh asumsi-asumsi yang akurat dengan rujukan yang jelas sumbernya. "Syukur apabila ada yg spesifik lokasi," tambahnya.

"Apabila masing-masing Propinsi atau Kabupaten punya angka kebutuhan perkapita, kebutuhan horeka, industri yang spesifik lokasi, tentu perhitungan luas tanam berdasarkan kebutuhan daerah akan lebih akurat atau mendekati kebutuhan riil di kabupaten atau propinsi," terang Anton.

Anton menambahkan bahwa pada tahun 2019 luas panen nasional untuk Cabai Besar ditargetkan 113.551 Ha, Cabai Rawit 103.169 Ha, Bawang Merah 157.330 Ha, Kentang 73.651 Ha dan Wortel 27.047 Ha.Target nasional itu kemudian dirinci ke tingkat Propinsi sampai dengan Kabupaten. Target tersebut akan 'dibebankan' ke masing-masing wilayah dengan disesuaikan dengan kebutuhan lokal, pola tanam, jalur distribusi yang telah ada, SDM petani, dan potensi wilayah yang ada.

"Terkait alokasi bantuan APBN, Ditjen Hortikultura akan memprioritaskan dukungan ke daerah-daerah yang masih minus produksinya. Contohnya untuk Cabai besar di fokus ke wilayah Sumatera, Sulawesi, Bali Nusa dan Maluku Papua untuk cabai besar. Cabai rawit di Sumatera, Kalimantan, dan Maluku Papua. Sementara bawang merah meliputi Sumatera, Kalimantan, dan Maluku Papua. Wilayah lain yg sudah surplus tinggal kita dukung kelancaran distribusinya," terang Anton merinci.

"Kita harapkan tahun-tahun ke depan tidak ada lagi gonjang-ganjing harga seperti yang sudah kita nikmati dua tahun ini," tutupnya. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Harga Cabai Merah Turun Rp 30 Ribu Seiring Panen Melimpah di Boyolali
FOTO: Harga Cabai Merah Turun Rp 30 Ribu Seiring Panen Melimpah di Boyolali

Harga cabai merah turun seiring hasil panen yang melimpah di Boyolali.

Baca Selengkapnya
Harga Cabai Terus Meroket, Mentan Amran Minta Masyarakat Tanam Sendiri di Pekarangan Rumah
Harga Cabai Terus Meroket, Mentan Amran Minta Masyarakat Tanam Sendiri di Pekarangan Rumah

Ajakan ini merespon kenaikan harga cabai rawit hingga Rp100.000/kg.

Baca Selengkapnya
Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp100.000 per Kg, Pemerintah Tambah Pasokan
Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp100.000 per Kg, Pemerintah Tambah Pasokan

Kepala BPN menyebut produksi cabai rawit merah menurun.

Baca Selengkapnya
Kendalikan Inflasi, Kemendagri Harap Pemda Susun Perencanaan Gerakan Menanam dengan Baik
Kendalikan Inflasi, Kemendagri Harap Pemda Susun Perencanaan Gerakan Menanam dengan Baik

Upaya ini dibutuhkan Pemda untuk mengendalikan laju inflasi di daerah.

Baca Selengkapnya
Harga Bawang Merah Bertahan Mahal, Bapanas: Jangan Maunya Turun Terus Kasihan Petani
Harga Bawang Merah Bertahan Mahal, Bapanas: Jangan Maunya Turun Terus Kasihan Petani

Lima hari sebelum lebaran harga bawang merah berkisar Rp35.000-Rp45.000/kilogram. Namun, saat ini harganya mencapai Rp65.000-Rp70.000/kilogram.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap Harga Cabai Bakal Naik di Pasar Karena Ini
Siap-Siap Harga Cabai Bakal Naik di Pasar Karena Ini

Kenaikan harga cabai di tingkat petani sudah terjadi sejak pekan lalu.

Baca Selengkapnya
Kecewa Harga Cabai Cuma Rp3.000 Per Kilogram, Petani Babat Tanaman Siap Panen
Kecewa Harga Cabai Cuma Rp3.000 Per Kilogram, Petani Babat Tanaman Siap Panen

Normalnya, harga cabai rawit di tingkat petani berkisar antara Rp10.000 hingga Rp15.000  per kilogram.

Baca Selengkapnya
Atasi Lonjakan Harga Pangan, Pemerintah Daerah Gencarkan Gerakan Tanam
Atasi Lonjakan Harga Pangan, Pemerintah Daerah Gencarkan Gerakan Tanam

Gerakan tanam ini diharapkan bisa mengendalikan inflasi dan menjaga ketahanan pangan.

Baca Selengkapnya
Harga Cabai Naik Tajam Jelang Akhir Tahun, dari Rp30.000 Jadi Rp60.000 per Kilogram
Harga Cabai Naik Tajam Jelang Akhir Tahun, dari Rp30.000 Jadi Rp60.000 per Kilogram

Kemudian untuk bawang putih dari harga normal Rp30.000 kini naik menjadi Rp50.000 per kilogram.

Baca Selengkapnya
Tak Hanya Cabai, Harga Bawang Merah dan Putih Kompak Naik Gara-Gara El Nino
Tak Hanya Cabai, Harga Bawang Merah dan Putih Kompak Naik Gara-Gara El Nino

Harga bawang merah dan bawang putih naik akibat el nino.

Baca Selengkapnya
Pantau Harga Bahan Pokok, Pj Gubernur: Perlu Lebih Agresif Atasi Inflasi
Pantau Harga Bahan Pokok, Pj Gubernur: Perlu Lebih Agresif Atasi Inflasi

Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin melakukan peninjauan harga kebutuhan pokok di Pasar Tradisional Batangase.

Baca Selengkapnya
Harga Cabai Melejit Akibat El Nino, Masyarakat Pilih Beli Cabai Kering
Harga Cabai Melejit Akibat El Nino, Masyarakat Pilih Beli Cabai Kering

Harga cabai naik karena produksi menurun akibat el nino.

Baca Selengkapnya