Kementan keluarkan aturan cegah melon Australia berbakteri masuk RI
Merdeka.com - Kementerian Pertanian menutup impor buah rock melon (cantaloupe) dari Australia masuk ke Indonesia untuk menyikapi kejadian luar biasa kontaminasi bakteri listeria monocytogenes di negara tersebut.
Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Banun Harpini mengatakan Menteri Pertanian menerbitkan aturan Kepmen Nomor 207/Kpts/KR.040/3/2018 tentang Penutupan Pemasukan Rock Melon (Cantaloupe) dari Negara Australia Kedalam Wilayah Republik Indonesia.
"Menteri Pertanian memberi atensi khusus terhadap kasus ini, dan sangat peduli untuk mencegah kejadian ini di Indonesia. Beliau merespons dengan keputusan Menteri Pertanian," kata Banun seperti dikutip Antara, Rabu (7/3).
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Apa saja yang diekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun. Wapres mengaku bersyukur karena sejauh ini sektor pertanian mampu membuktikan diri sebagai penopang ekonomi disaat pandemi serta memenuhi komoditas dalam negeri dan ekspor secara baik.
-
Mengapa melon menjadi komoditas unggulan di Lumbung Mataraman? Didik menyebutkan, di antara berbagai tanaman holtikultura yang dibudidayakan, melon menjadi komoditas yang diunggulkan dari Lumbung Mataraman Kedungpoh.
-
Apa saja yang bisa mencemari buah dan sayur? Banyak buah dan sayur di pasaran dapat terkontaminasi oleh bakteri, patogen, dan residu pestisida.
-
Mengapa Kementan menjaga ketahanan pangan? Kita harus menjaga ketahanan pangan karena bila terjadi krisis pangan akan melompat menjadi krisis politik,' ungkap Amran.
Beberapa poin utama dalam keputusan tersebut, yaitu penutupan masuknya rock melon (cantaloupe) dari Australia ke wilayah Indonesia, penutupan pemasukan rock melon tersebut diberlakukan sejak 3 Maret 2018.
Penutupan pengiriman yang dimaksud baik dilakukan secara langsung maupun transit di negara lain dibuktikan dengan Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB) dan Cargo Manifest.
Selanjutnya, pemasukan rockmelon (cantaloupe) ke wilayah Indonesia yang dikirim dari Australia sejak 3 Maret 2018 dilakukan tindakan penolakan dan atau pemusnahan, serta tindakan penolakan atau pemusnahan dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Karantina tumbuhan.
Banun memaparkan buah rock melon asal Australia ini belum pernah masuk ke Indonesia. Data sistem informasi karantina pertanian juga belum pernah mencatat adanya pemasukan buah ini baik tahun 2017 hingga 2018 sehingga Kementan mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik atau resah.
"Buah melon yang beredar di pasaran saat ini murni buah lokal dari petani Indonesia, dan Kementan menjamin buah tersebut sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat," kata dia.
Kementan akan terus mewaspadai dan melakukan pengawasan terhadap pemasukan buah impor secara intensif baik yang melalui bandara, pelabuhan dan perbatasan negara dengan menggerakkan seluruh kemampuan Badan Karantina Pertanian, baik operasional pengawasan di lapangan maupun laboratorium pengujian.
"Petugas karantina akan melakukan penolakan dan pemusnahan di tempat apabila dijumpai pemasukan buah melon eks impor ini yang masuk melalui negara tetangga Singapura dan Malaysia," tambahnya.
Sebelumnya, Tiga orang dilaporkan meninggal di Australia akibat makan buah melon mengandung bakteri listeria. Sebanyak 12 orang lainnya dilaporkan sakit.
Kejadian ini pertama kali diketahui bulan lalu dan terkait dengan sebuah pertanian di Nericon, Negara bagian New South Wales (NSW). Dua kematian terjadi di NSW dan satu lagi di Victoria.
Otoritas kesehatan mengatakan seluruh buah terkontaminasi itu sudah ditarik dari supermarket. Pihak berwenang juga memperingatkan ibu hamil dan lansia untuk tidak mengonsumsi bauh melon utuh.
"Semua 15 kasus yang terjadi menimpa lansia dan kebanyakan dari mereka kondisi kesehatannya sudah menurun," ujar Vicky Sheppeard, direktur komunikasi dari Badan Kesehatan NSW dalam pernyataan, seperti dilansir laman the Independent, Minggu (4/3).
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Jawa Barat memusnahkan 1,5 ton bibit Lilium.
Baca SelengkapnyaSemua produk pangan segar asal tumbuhan (PSAT) dari luar negeri, dipastikan melalui karantina.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, otoritas di Australia melakukan penarikan produk mi instan yaitu Indomie dalam pengumuman Food Standards Australia pada Kamis (12/12).
Baca SelengkapnyaTotal sertifikasi pemasukan impor anggur ke Indonesia dari Januari hingga September 2024 adalah sebanyak 78.538 ton.
Baca Selengkapnya174 Ribu benih lobster nyaris diekspor secara ilegal ke Singapura. Beruntung upaya tersebut berhasil digagalkan.
Baca SelengkapnyaHal tersebut dilakukan dalam rangka mencegah penyakit hewan, pengawasan lalu lintas media pembawa HPHK harus diperketat.
Baca SelengkapnyaMenteri Trenggono akui kewalahan mengurus ekspor ilegal benih lobster.
Baca SelengkapnyaMenteri Trenggono menjalin kerja sama dengan Vietnam untuk mengatasi penyelundupan benih bening lobster.
Baca SelengkapnyaPenarikan ini dilakukan karena produk tersebut dinilai tidak memberikan keterangan label yang jelas, terutama terkait kandungan bahan alergen.
Baca SelengkapnyaSemua produk mi instan yang diproduksi oleh Perseroan di Indonesia diproses sesuai dengan standar keamanan pangan.
Baca SelengkapnyaPembatasan dilakukan karena khawatir masyarakat akan melakukan hal ini terhadap barang bawaan berlebih.
Baca Selengkapnya