Korsel, India dan AS ramai-ramai biayai produksi film Indonesia
Merdeka.com - Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, mengungkapkan industri perfilman Indonesia dilirik oleh negara dunia. Setidaknya tiga negara yakni Korea Selatan, India, dan Amerika Serikat telah ikut berinvestasi pada sejumlah film Tanah Air.
Dia menjelaskan Korea Selatan melalui CJ Entertainment ikut membiayai 30 persen biaya produksi film Pengabdi Setan. Selain itu, jaringan bioskop CGV juga telah banyak dibuka di Indonesia.
"Jangan takut mereka akan putarkan film Korea saja. Mereka akan menyesuaikan dengan pasar di sini," ungkapnya seperti dikutip dari Antara, Jakarta, Rabu (15/11).
-
Kenapa Kemnaker mendorong SKKNI di industri film? 'SKKNI Perfilman sebagai salah satu bentuk upaya meningkatkan mutu dari perfilman Indonesia,' kata Menaker Ida Fauziyah saat menerima Komite Festival Film Indonesia Periode 2021-2023, di Kantor Kemnaker Jakarta, Kamis (7/9).
-
Siapa saja investor yang terlibat di IKN? Agung menyebutkan sepanjang tahun 2023 ada sekitar 23 investor pelopor dari dalam negeri yang melakukan Groundbreaking di IKN dengan Investasi non-APBN senilai Rp41 triliun.
-
Apa yang diutamakan Kemnaker untuk industri film? Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan pesatnya perkembangan industri perfilman memerlukan dukungan SDM yang kompeten dan dalam jumlah yang banyak.
-
Siapa yang mempromosikan pariwisata Indonesia di Korea Selatan? Duta Besar RI di Seoul, Gandi Sulistiyanto telah melakukan diskusi dengan Dita Karang, WNI personil K-Pop Band Secret Number, dan Anushka Sen, aktris ternama India dalam rangka mempromosikan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
-
Siapa yang membantu ekonomi Korea Selatan? AS menjadi sekutu dan membantu perekonomian Korsel yang terpuruk usai perang saudara.
-
Siapa sutradara film pertama di Indonesia? Saat itulah ia resmi menjadi sutradara film pertama di Indonesia.
Sementara itu, Amerika Serikat juga telah berinvestasi dalam produksi film Wiro Sableng. Sedangkan India menyatakan ketertarikan pada sektor eksibisi. "Amerika Serikat yang sudah masuk lewat film Wiro Sableng," katanya.
Triawan mengatakan tingginya minat asing untuk masuk ke subsektor perfilman adalah karena dikeluarkannya subsektor tersebut dari Daftar Negatif Investasi (DNI) pada 2016 lalu.
Sebelumnya subsektor perfilman tertutup bagi asing atau dibatasi maksimal 49 persen untuk usaha jasa teknik film termasuk studio shooting film, laboratorium film, dan fasilitas editing sound. Film editing dan film subtitle juga sebelumnya tertutup bagi asing. Namun, kini semua bidang itu terbuka 100 persen bagi investor asing dengan catatan tetap menggunakan praktisi film dari Indonesia.
Triawan menambahkan salah satu konglomerasi asal Korea Selatan, Lotte Group, dipastikan akan segera membuka bioskop pertamanya di Indonesia dalam waktu dekat. Perusahaan asal negeri ginseng itu mendapat izin prinsip dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Oktober 2017.
"Mereka bilang (akan buka bioskop) dalam waktu setahun ini, karena izin pinsipnya sudah keluar sebulan lalu, tepatnya tiga minggu yang lalu," katanya.
Triawan menjelaskan Lotte Group untuk membuka layar bioskop disambut positif lantaran pemerintah tengah berupaya mendorong terciptanya layar baru untuk mendukung perfilman nasional.
Meski demikian, ia mengaku belum mengetahui rincian nilai investasi dan target jumlah layar yang akan dibuka kelompok perusahaan itu. "Tapi kami sudah jelaskan agar bisa membuka layar bioskop di kota-kota kecil," ujarnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia mengajak para pelaku UMKM untuk tetap terus menciptakan produk-produk ekonomi kreatif.
Baca SelengkapnyaIni menegaskan posisi Indonesia sebagai pesaing yang kuat di pasar film global.
Baca SelengkapnyaPemerintah membantah bahwa investor asing enggan untuk berinvestasi di IKN.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) mempromosikan tiga proyek investasi strategis dalam penyelenggaraan "Indonesia Business Forum" di Washington D.C., Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaMeskipun secara jumlah lebih dominan, namun potensi investasi dalam negeri masih kalah besar dibanding investasi asing.
Baca SelengkapnyaBanyaknya investor menunjukkan bahwa IKN memang tempat menarik bagi pengusaha lokal maupun asing untuk berinvestasi.
Baca SelengkapnyaMenteri investasi bahlil Lahadalia mengklaim sejumlah perusahaan asing siap berinvestasi di IKN.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus meningkatkan investasi di IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaInvestasi dari negara seperti China, Korea, dan Taiwan menunjukkan ketertarikan tinggi terhadap industri tekstil di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKorea Selatan menempati peringkat 6 dengan 9 LOI terkait investasi di IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaRealisasi investasi ini setara 76,45 persen dari target Presiden Jokowi Rp1.650 triliun.
Baca SelengkapnyaATVSI beranggotakan 8 saluran TV entertainment (SCTV, Indosiar, RCTI, MNC TV, GTV, Trans TV, Trans 7, AnTV) dan 2 saluran TV berita (TV One dan Metro TV).
Baca Selengkapnya