Kuartal I-2016, laba BNI tembus Rp 2,97 triliun
Merdeka.com - PT Bank Negara Indonesia (BNI) mencatat laba bersih sebesar Rp 2,97 triliun di kuartal I-2016. Angka ini tumbuh 5,5 persen dibanding laba yang diraih pada periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni mengungkapkan, kinerja BNI pada Kuartal I-2016 tersebut diraih pada saat sektor-sektor utama perekonomian Indonesia mulai bergerak terutama sektor infrastruktur.
"Kita berharap hingga akhir tahun, proyek-proyek infrastruktur akan menjadi faktor utama yang turut mendorong sektor lain, sehingga penyaluran kredit pun akan merata," ucap Baiquni di Jakarta, Selasa (12/4).
-
Kapan BNI tingkatkan kredit? Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Apa yang BNI lakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? BNI terus berupaya menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui agenda transformasi yang dijalankan secara komprehensif dan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah.
-
Ke mana BNI salurkan kredit BUMN? Fokus penyaluran kredit BUMN BNI adalah kepada BUMN yang bergerak di sektor energi seperti PLN dan Pertamina serta sektor Pangan Bulog.
-
Bagaimana pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? Hingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year.
Laba bersih BNI terbentuk dari Pendapatan Bunga Bersih (NII) yang naik 13,3 persen dari Rp 6,09 triliun pada Kuartal I 2015 menjadi Rp 6,91 triliun pada Kuartal I 2016. Hal ini menunjukkan kualitas kinerja perkreditan BNI dan tetap menjaga net interest margin (NIM) di level 6,1 persen.
Laba juga ditopang dari Pendapatan Non-Bunga Kuartal I 2016 yang naik 16,4 persen, dari Rp 1,90 triliun pada Kuartal I 2015 menjadi Rp 2,22 triliun pada Kuartal I 2016. Angka ini didukung oleh kenaikan fee based income dari trade finance, pengelolaan rekening, bisnis kartu, transaksi ATM, dan sumber pendapatan non-bunga lainnya.
Selain itu, penyaluran kredit BNI juga tumbuh hingga dua digit, yaitu mencapai 21,2 persen dari Rp 269,51 triliun pada Kuartal I-2015 menjadi Rp 326,74 triliun pada Kuartal I-2016.
Beberapa sektor menjadi tumpuan pertumbuhan kredit BNI, baik dari sektor business banking maupun sektor consumer business, di mana alokasi penyaluran kredit terbesar atau 71,7 persen dari total kredit, dicairkan untuk sektor business banking.
Kredit ke sektor business banking meningkat 22,7 persen dari Rp 190,95 triliun menjadi Rp 234,22 triliun. Salah satu sektor yang menjadi penopang naiknya kredit di sektor business banking adalah kredit ke sektor Konstruksi yang tumbuh 127,5 persen dari Rp 2,63 triliun menjadi Rp 5,99 triliun pada Kuartal I-2016.
Sementara itu, untuk kredit ke sektor consumer business, BNI mencatat pertumbuhan sebesar 9,8 persen dari Rp 52,53 triliun menjadi Rp 57,65 triliun.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank BTN berhasil bukukan laba bersih senilai Rp1,5 triliun pada parah pertama tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan laba bersih ditopang dengan kontribusi pengembangan pembiayaan UMKM.
Baca SelengkapnyaDari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6 persen.
Baca SelengkapnyaPencapaian laba ini didukung kinerja kredit yang mengalami percepatan di kuartal kedua.
Baca SelengkapnyaDari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BTN tumbuh 16,6 persen menjadi Rp365,4 triliun pada semester I-2024.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 BNI meraup laba bersih Rp20,9 triliun, naik 14,2 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaRasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9 persen per September 2022 menjadi 21,9 persen per September 2023.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN tersebut ditopang oleh kredit dan pembiayaan perumahan.
Baca SelengkapnyaCapaian tersebut tumbuh 15 persen (yoy) dibandingkan dengan perolehan laba bersih di tahun 2022 sebesar Rp3,04 triliun.
Baca SelengkapnyaKontribusi terhadap penerimaan negara tersebut berasal dari sumbangan pajak sebesar Rp53,4 triliun dan dividen Rp23,6 triliun.
Baca SelengkapnyaDengan kinerja tersebut, BTN mencatatkan laba bersih sekitar Rp983,8 miliar atau naik sekitar 5,15 persen YoY.
Baca SelengkapnyaBTN mencatat, pencapaian kinerja keuangannya per Mei 2024 telah sejalan dengan yang ditetapkan perseroan atau on track.
Baca Selengkapnya