Lika-liku Penurunan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia
Merdeka.com - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, menceritakan awal mula bank sentral Indonesia melakukan pengetatan kebijakan moneternya. Pada periode 2013 hingga 2015, Bank Indonesia pertama kalinya mulai menaikkan suku bunga acuan.
"Tahun 2013 sampai 2015 Bank Indonesia melakukan pengetatan memang secara fundamental cukup ketat," kata Mirza di Kantornya, Jakarta, Selasa (23/7).
Pengetatan yang dilakukan pada masa itu pun bukan tanpa sebab. Kenaikan suku bunga yang dilakukan BI tersebut untuk menutupi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).
-
Kapan KPR BRI suku bunga berjenjang berlaku? Pasalnya, BRI menawarkan suku bunga berjenjang hingga 20 tahun yang berlaku mulai dari tanggal 1 Oktober 31 Desember 2024, lho.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Bagaimana Mendagri mengendalikan inflasi di Indonesia? Bapak Presiden memerintahkan kepada kita untuk terus monitor dan dilaksanakan terus acara seperti ini, dan acara seperti ini banyak diapresiasi. Beliau sampai mengatakan bahwa di depan menteri yang lain, beliau menyampaikan bahwa hanya di Indonesia inflasi dikendalikan per minggu. Oleh karena itulah saya minta follow up rekan-rekan di daerah untuk betul-betul serius melaksanakan koordinasi inflasi.
-
Kenapa rupiah Indonesia hiperinflasi pada tahun 1963-1965? Di awal kemerdekaan Indonesia, sistem nilai tukar rupiah yang diterapkan yaitu kurs tetap. Artinya, sebuah negara harus ada cadangan devisa yang terkontrol. Akan tetapi sebagai negara baru Indonesia hanya punya sedikit cadangan devisa. Ekonomi Indonesia kemudian diperburuk saat bergulirnya agresi militer Belanda II.
-
Apa nama mata uang Indonesia? Rupiah merupakan nama mata uang Indonesia yang digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di seluruh wilayah Indonesia.
-
Kapan deflasi di Indonesia terjadi? Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa Indonesia mengalami deflasi lagi pada bulan September 2024.
Namun, setelah melewati periode tersebut, pada 2016-2017 kemudian BI kembali melonggarkan kebijakannya dengan menurunkan suku bunga acuan. Penurunan ini dikarenakan kondisi perekonomian saat itu berlangsung pulih.
"2016 sampai 2017 periode Bank Indonesia menurunkan suku bunga karena angka makro naik inflasi naik sekitar 3 persen. Jadi angka sesuai target. Periode ini defisit dari ekspor impor terkendali," jelasnya.
Akan tetapi memasuki awal 2018, dia menyayangkan CAD kembali meningkat yang disebabkan oleh angka impor yang melesat tajam dibandingkan kondisi ekspornya. Kemudian, ditambah pertumbuhan ekonomi dunia pada waktu itu juga tengah mengalami perlambatan.
"Ekonomi di dunia melambat, China melambat sehingga ekspor melambat bersamaan impor kita meningkat dikarenakan ada proyek infrastruktur yang harus diselesaikan," jelasnya.
Kondisi ini, lanjut dia diperparah dengan adanya perang dagang pada semester II-2018. Di mana, Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat itu menaikan bea masuk terhadap produk China, yang kemudian berdampak pada semua negara.
Melihat kondisi tersebut, akhirnya Bank Indonesia kembali mengambil langkah untuk kembali menaikkan suku bunga acuan. "Jadi kenaikan suku bunga di 2018 merespons capital outflow terjadi akibat perang dagang sehingga Bank Indonesia harus membuat instrumen agar lebih menarik agar tetap berada di Indonesia," bebernya.
Kenaikan tersebut pun tidak bertahan lama, sebab paruh kedua periode 2019 bank sentral Indonesia kembali memangkas suku bunga acuan. Ini dikarenakan kondisi perekonomian global yang tengah melambat. Bahkan, penurunan ini pun diperkirakan masih akan terus berlanjut.
Sebagai gambaran, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Juli 2019 Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan menjadi angka 5,75 persen. BI juga menahan suku bunga Deposit Facility pada angka 5 persen dan Lending Facility 6,5 persen.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cadangan devisa tahun ini merupakan posisi tertinggi sepanjang sejarah.
Baca SelengkapnyaTingkat inflasi hingga bulan Juli, sudah turun hingga angka 3,08 persen.
Baca SelengkapnyaSaat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaPenurunan suku bunga ini bagian dari upaya penguatan dan stabilitas nilai tukar Rupiah untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen.
Baca SelengkapnyaKebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBunga deposito yang ditawarkan oleh Bank BCA sebesar 3,50 persen untuk tenor 1 bulan; 3,75 persen untuk tenor 3 bulan; 2,50 persen untuk tenor 6 bulan; dan 2,00
Baca SelengkapnyaPerry menyebut International Monetary Fund (IMF) mengkritis cara kerja kebijakan moneter Indonesia.
Baca SelengkapnyaSalah satunya dengan melakukan sinergi lintas kementerian/lembaga, termasuk dengan Bank Indonesia (BI) untuk insentif likuiditas.
Baca SelengkapnyaPerry memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya selama 3 bulan kedepan secara berturut-turut hingga akhir tahun.
Baca SelengkapnyaErwin menyatakan, penahanan BI 7 Days Reverse Reporter Rate (BI7DRR) ini juga bermaksud untuk menjaga nilai tukar Rupiah yang tengah dalam tekanan hebat.
Baca SelengkapnyaBank Mandiri akan terus fokus pada dominasi di bisnis nasabah prinsipal atau wholesale.
Baca Selengkapnya