Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lika-liku Penurunan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia

Lika-liku Penurunan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara. ©2019 Liputan6.com

Merdeka.com - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, menceritakan awal mula bank sentral Indonesia melakukan pengetatan kebijakan moneternya. Pada periode 2013 hingga 2015, Bank Indonesia pertama kalinya mulai menaikkan suku bunga acuan.

"Tahun 2013 sampai 2015 Bank Indonesia melakukan pengetatan memang secara fundamental cukup ketat," kata Mirza di Kantornya, Jakarta, Selasa (23/7).

Pengetatan yang dilakukan pada masa itu pun bukan tanpa sebab. Kenaikan suku bunga yang dilakukan BI tersebut untuk menutupi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).

Orang lain juga bertanya?

Namun, setelah melewati periode tersebut, pada 2016-2017 kemudian BI kembali melonggarkan kebijakannya dengan menurunkan suku bunga acuan. Penurunan ini dikarenakan kondisi perekonomian saat itu berlangsung pulih.

"2016 sampai 2017 periode Bank Indonesia menurunkan suku bunga karena angka makro naik inflasi naik sekitar 3 persen. Jadi angka sesuai target. Periode ini defisit dari ekspor impor terkendali," jelasnya.

Akan tetapi memasuki awal 2018, dia menyayangkan CAD kembali meningkat yang disebabkan oleh angka impor yang melesat tajam dibandingkan kondisi ekspornya. Kemudian, ditambah pertumbuhan ekonomi dunia pada waktu itu juga tengah mengalami perlambatan.

"Ekonomi di dunia melambat, China melambat sehingga ekspor melambat bersamaan impor kita meningkat dikarenakan ada proyek infrastruktur yang harus diselesaikan," jelasnya.

Kondisi ini, lanjut dia diperparah dengan adanya perang dagang pada semester II-2018. Di mana, Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat itu menaikan bea masuk terhadap produk China, yang kemudian berdampak pada semua negara.

Melihat kondisi tersebut, akhirnya Bank Indonesia kembali mengambil langkah untuk kembali menaikkan suku bunga acuan. "Jadi kenaikan suku bunga di 2018 merespons capital outflow terjadi akibat perang dagang sehingga Bank Indonesia harus membuat instrumen agar lebih menarik agar tetap berada di Indonesia," bebernya.

Kenaikan tersebut pun tidak bertahan lama, sebab paruh kedua periode 2019 bank sentral Indonesia kembali memangkas suku bunga acuan. Ini dikarenakan kondisi perekonomian global yang tengah melambat. Bahkan, penurunan ini pun diperkirakan masih akan terus berlanjut.

Sebagai gambaran, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Juli 2019 Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan menjadi angka 5,75 persen. BI juga menahan suku bunga Deposit Facility pada angka 5 persen dan Lending Facility 6,5 persen.

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sudah Ada Tanda-Tanda Ini, Bank Indonesia Sudah Seharusnya Turunkan BI Rate
Sudah Ada Tanda-Tanda Ini, Bank Indonesia Sudah Seharusnya Turunkan BI Rate

Cadangan devisa tahun ini merupakan posisi tertinggi sepanjang sejarah.

Baca Selengkapnya
Penurunan Inflasi Indonesia  Tercepat di Dunia
Penurunan Inflasi Indonesia Tercepat di Dunia

Tingkat inflasi hingga bulan Juli, sudah turun hingga angka 3,08 persen.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan

Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Akhirnya Turunkan Suku Bunga Acuan ke Level 6,00 Persen, Simak Pertimbangannya
Bank Indonesia Akhirnya Turunkan Suku Bunga Acuan ke Level 6,00 Persen, Simak Pertimbangannya

Penurunan suku bunga ini bagian dari upaya penguatan dan stabilitas nilai tukar Rupiah untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya
Stabilkan Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen
Stabilkan Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen

Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI: Masih Ada Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan
Gubernur BI: Masih Ada Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan

Kebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Suku Bunga Acuan BI Naik, Segini Bunga Deposito BCA, BNI Hingga BRI
Suku Bunga Acuan BI Naik, Segini Bunga Deposito BCA, BNI Hingga BRI

Bunga deposito yang ditawarkan oleh Bank BCA sebesar 3,50 persen untuk tenor 1 bulan; 3,75 persen untuk tenor 3 bulan; 2,50 persen untuk tenor 6 bulan; dan 2,00

Baca Selengkapnya
Bos BI Tak Peduli dengan IMF: Kami Tahu Anda Lebih Pintar, Tapi Kami Lebih Berpengalaman!
Bos BI Tak Peduli dengan IMF: Kami Tahu Anda Lebih Pintar, Tapi Kami Lebih Berpengalaman!

Perry menyebut International Monetary Fund (IMF) mengkritis cara kerja kebijakan moneter Indonesia.

Baca Selengkapnya
Diminta Sri Mulyani Genjot PMI Manufaktur, Bank Indonesia Ambil Kebijakan Begini
Diminta Sri Mulyani Genjot PMI Manufaktur, Bank Indonesia Ambil Kebijakan Begini

Salah satunya dengan melakukan sinergi lintas kementerian/lembaga, termasuk dengan Bank Indonesia (BI) untuk insentif likuiditas.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini 5 Alasan Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga Jadi 6 Persen
Ternyata Ini 5 Alasan Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga Jadi 6 Persen

Perry memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya selama 3 bulan kedepan secara berturut-turut hingga akhir tahun.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Alasan Sebenarnya Bank Indonesia Terpaksa Masih Tahan Suku Bunga Acuan
Terungkap, Ini Alasan Sebenarnya Bank Indonesia Terpaksa Masih Tahan Suku Bunga Acuan

Erwin menyatakan, penahanan BI 7 Days Reverse Reporter Rate (BI7DRR) ini juga bermaksud untuk menjaga nilai tukar Rupiah yang tengah dalam tekanan hebat.

Baca Selengkapnya
Begini Strategi Dirut Bank Mandiri Hadapi Fenomena Strong Dolar dan Ketidakpastian EkonomI Global
Begini Strategi Dirut Bank Mandiri Hadapi Fenomena Strong Dolar dan Ketidakpastian EkonomI Global

Bank Mandiri akan terus fokus pada dominasi di bisnis nasabah prinsipal atau wholesale.

Baca Selengkapnya