Lima perusahaan migas gagal dapat minyak di Indonesia
Merdeka.com - Bisnis pengeboran minyak dan gas (migas) sebetulnya sangat berisiko. Usaha eksplorasi bahan bakar fosil ini memiliki risiko tinggi, lantaran aspek investasinya besar sementara tingkat keberhasilan meraup keuntungan relatif rendah (high excess rate).
Besarnya risiko mencari minyak itu juga dialami perusahaan migas yang beroperasi Indonesia. Berdasarkan data Kementerian ESDM dan Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas) sampai akhir 2012, ada banyak perusahaan gagal mencari minyak di Tanah Air, sehingga harus menanggung kerugian.
Itu sebabnya, ketika perusahaan asing maupun domestik mendapat kontrak karya mengeksplorasi kawasan tertentu, bukan berarti mereka otomatis mendapat tambang uang. Berbulan-bulan meneliti, berkali-kali mengebor tanah atau dasar laut, minyak yang didamba bisa jadi urung didapat.
-
Kenapa kerugian negara dibebankan ke PT Timah? 'Sehingga kewajiban ini melekat ada di PT Timah,' ujar Febri di Jakarta, Kamis, (30/5).
-
Apa penyebab kerugian PT Timah di tahun 2023? Virsal mengatakan penyebab terbesar kerugian tersebut karena harga timah di pasar global tengah mengalami penurunan. Alhasil, pendapatan yang dicatatkan PT Timah Tbk ikut turun.
-
Bagaimana PT Timah mengalami kerugian? 'Penurunan produksi, harga jual menurun itu karena di pasar dunia itu oversupply,' sambung Virsal. Virsal mencatat ada sejumlah negara yang produksinya mengalami peningkatan. Salah satu yang disebut Malaysia karena produksinya mampu bertambah sepanjang 2023 lalu.
-
Apa kerugian negara akibat korupsi timah? Sebagaimana diketahui, sejauh ini nilai kerugian negara akibat korupsi tersebut senilai Rp271 triliun.
-
Kenapa PT Timah rugi tahun 2023? 'Produksi menurun ditambah parah lagi harga jual timah juga menurun sehingga pendapatan itu jomplang jauh sekali,' kata Virsal dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Jakarta, Selasa (2/4). Pada saat yang sama, kata dia, beban operasional perusahaan masih tetap tinggi. Sehingga ada perbedaam cukup besar antara pendapatan dan beban operasional tadi.
-
Siapa yang terlilit utang ratusan juta? Eko Pujianto merupakanpengusaha muda yang pernah mengalami keterpurukan karena terjebak utang ratusan juta.
Malah, kisah tragis baru-baru ini menimpa perusahaan Statoil asal Norwegia saat merambah Blok Karama, di Sulawesi Barat. Perusahaan itu rugi besar-besaran setelah enam tahun gagal menemukan cadangan minyak. Alhasil mereka menyerah dan mengembalikan hak eksplorasi kepada pemerintah Indonesia.
Kisah Statoil bukan yang pertama terjadi dalam periode lima tahun terakhir. Pada kurun waktu yang sama, ada banyak perusahaan gagal mendulang minyak dari bumi pertiwi.
Berikut daftar lima perusahaan yang mengalami kegagalan saat berburu minyak di Indonesia:
ConocoPhillips
SKK Migas (dulu bernama BP Migas sebelum dibubarkan Mahkamah Konstitusi) mencatat kontraktor blok migas paling apes saat mencari minyak di Indonesia selama 2009-2012 adalah ConocoPhillips, asal Amerika Serikat. Perusahaan ini rugi hingga USD 310,7 juta alias Rp 29,8 triliun.
Padahal perusahaan pengeboran berbasis di Kota Houston ini sudah mencari minyak di tiga sumur potensial Tanah Air. Yaitu sumur minyak Kaluku-1 di Blok Kuma, Makassar, Aru-1 di Amborip VI, Papua, dan blok Mutiara Putih-1 di Arafura, Maluku.
Ketiga upaya eksplorasi itu terbukti besar pasak daripada tiang. Bahkan Usaha ConocoPhillips mengebor sumur Kaluku-1 di Makassar mencatat kerugian terbesar, mencapai USD 149 juta, karena minyak di sana tidak sebanyak yang mereka duga.
Murphy Oil Corp
Perusahaan migas dengan kantor pusat di Kota Arkansas, Amerika Serikat ini juga apes saat mencari minyak di Indonesia. Mereka sudah mati-matian mengeksplorasi sumur Lengkuas-1, yang berlokasi di Blok Semai, Papua.
Biaya besar digelontorkan demi mendapatkan emas hitam itu. Apa daya, belasan kali mengebor, rupanya minyak nihil didapat.
Perusahaan yang berdiri pada 1950 ini akhirnya mengalami kerugian besar. SKK Migas menyebut Murphy sebagai operator sumur dengan biaya terbesar yang tidak menemukan hasil. Kerugian Murphy mencapai USD 214,7 juta atau setara Rp 20 triliun.?
ExxonMobil
Lagi-lagi, perusahaan Amerika bernasib apes saat berburu minyak di Tanah Air. ExxonMobil asal Kota Texas menjadi salah satu operator yang pulang tanpa hasil setelah tiga tahun berusaha mengebor empat sumur.
Perusahaan yang didapuk majalah Forbes sebagai salah satu yang terkaya di dunia ini bernasib sial meski telah meneliti dua blok minyak potensial Indonesia.?
SKK Migas mencatat ExxonMobil mengalami kerugian dari sumur Rangkong-1 di Blok Surumana, Selat Makassar sebesar USD 50,6 juta. Kegagalan mendulang minyak juga dialami di tiga sumur Blok Mandar, Selat Makassar yakni Kris-1 (rugi USD 45,3 juta), Sultan-1 (rugi USD 109,7 juta), dan Kriss Well-1 ST (rugi USD 24,4 juta).
Alhasil, ExxonMobil mencatat total kerugian sebesar USD 302,3 juta atau sebesar Rp 29 triliun lantaran gagal dapat minyak di Indonesia.
Hess
Perusahaan yang kantor pusatnya berlokasi di Kota New York, Amerika ini ikut-ikutan apes setelah empat tahun mengebor beberapa blok potensial di Tanah Air. Dua sumur yang mereka eksplorasi di Papua tidak menghasilkan minyak sesuai harapan.
Hess padahal sudah fokus menggarap dua sumur yang konon kaya minyak dan gas di Blok Semai V. Apa daya, nasib berkata lain.?
SKK Migas mencatat perusahaan migas asal Negeri Paman Sam ini mendapat total kerugian USD 222,7 juta. Rinciannya, mereka rugi di sumur Andalan-1 sebesar USD 164,4 juta dan buntung di Andalan-2 sebesar USD USD 52 juta.?
Statoil
Statoil asal Norwegia menjadi perusahaan teranyar yang menyerah mencari minyak di Indonesia. Padahal mereka sudah membentuk perusahaan patungan bernama Statoil Indonesia menggandeng Pertamina Hulu Energi.?
Perusahaan migas ini mencari tanda-tanda hidrokarbon, ciri keberadaan minyak di blok Karama, Selat Makassar, Sulawesi Barat. Namun, dari aktivitas eksplorasi meliputi studi geologi dan geofisika, seismik 3D, dan pengeboran tiga sumur yaitu sumur Gatotkaca, Anoman, dan Antasena selama enam tahun, tidak ditemukan cadangan energi yang diinginkan.
Alhasil, menurut SKK Migas, perusahaan ini akhirnya mengembalikan seluruh wilayah kerja (WK) di blok Karama ke pemerintah. Kerugian Statoil mencapai USD 271 juta (Rp 2,6 triliun), dan tidak diganti pemerintah karena seluruh biaya eksplorasi yang telah dikeluarkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.? (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PT Timah pertama kali teken kerja sama dengan lima smelter swasta pada tahun 2018 hingga 2020.
Baca SelengkapnyaAda pembayaran biji timah ilegal kepada para mitra dengan total biaya sebesar Rp26,649 triliun.
Baca SelengkapnyaPGN berpotensi mengalami kerugian karena harus membayar ganti rugi kepada Gunvor yang nilainya bisa mencapai triliunan rupiah.
Baca SelengkapnyaSejauh ini nilai kerugian negara akibat korupsi tersebut senilai Rp271 triliun.
Baca SelengkapnyaKelima tersangka tersebut terdiri atas tiga orang pihak swasta dan dua orang mantan direktur di PT Timah Tbk
Baca SelengkapnyaKejagung bekerja sama dengan ahli lingkungan untuk menghitung kerugian perekonomian negara dalam korupsi tata niaga komoditas timah.
Baca SelengkapnyaAdapun angka rasuah yang ditaksir hingga Rp 271 triliun itu didapatkan dari hitungan kerugian perekonomian negara.
Baca SelengkapnyaKerugian juga dapat dihitung dari total biaya kerusakan di kawasan hutan dan non-hutan.
Baca SelengkapnyaAdapun soal hitungan kerugian keuangan negara dari kasus korupsi komoditas timah sejauh ini masih dalam perhitungan
Baca SelengkapnyaPerusahaan berkode saham TINS ini mencatat rugi sekitar Rp450 miliar.
Baca SelengkapnyaAngka ini hasil koreksi dari perkiraan kerugian sebelumnya, yakni Rp271 triliun.
Baca SelengkapnyaSementara untuk kerugian keuangan negara masih dalam formulasi penyidik bersama pihak terkait.
Baca Selengkapnya