Mantan Gubernur BI sebut kenaikan BI Rate mubazir
Merdeka.com - Mantan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menyayangkan sikap bank sentral saat ini yang menaikkan Suku Bunga Acuan (BI Rate) 175 basis poin. Kebijakan itu lebih banyak mubazirnya lantaran mengorbankan pertumbuhan ekonomi dan malah memukul industri yang seharusnya bisa membuka lebih banyak lapangan kerja.
Pria yang kini menjabat Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) ini menilai, pengambil kebijakan di Bank Indonesia (BI), seharusnya tak perlu kaget dengan adanya defisit transaksi berjalan yang memuncak pada Juli tahun lalu. Momentum itu disebut-sebut jadi pemicu bank sentral mengerek BI Rate hingga ke level 7,5 persen.
Padahal, persoalan itu bisa terbaca jauh-jauh hari. Darmin menilai, baik otoritas moneter maupun pemerintah sempat meremehkan potensi defisit transaksi berjalan.
-
Kenapa pemerintah mau kurangi subsidi BBM? 'Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya,' tegasnya di Jakarta, Senin (5/8).'Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan,' kata Rachmat.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Gimana cara pemerintah untuk meningkatkan kualitas BBM? Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) mendorong implementasi peningkatan kualitas BBM, seraya membatasi penyaluran BBM subsidi dengan kandungan sulfur tinggi seperti Solar dan Pertalite.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Bagaimana cara pemerintah menekan inflasi? Lantaran yang paling penting adalah pertumbuhan inflasi intinya.Menurutnya, jika inflasi meningkat maka langkah yang dilakukan pemerintah adalah menekan inflasi dengan mengendalikan harga pangan (volatile food). Sebab, harga pangan menyumbang cukup besar terhadap inflasi.
-
Kapan konsumsi BBM Pertamina melonjak? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
"Ekonomi Orde Baru selama 30 tahun penyakitnya transaksi berjalannya defisit. Itu sama terus kok. Sebenarnya persoalan ini 3-4 tahun lalu kita tahu, tapi ya sepertinya kejepit dulu baru sadar, itu yang terjadi," ujarnya selepas menghadiri seminar di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (6/2).
Buat Darmin, pemerintah dan BI saat ini terlalu mengkhawatirkan defisit transaksi berjalan. Menurutnya, suku bunga tak perlu dikerek terlalu tinggi, seandainya akar masalah defisit cepat diatasi.
Dari pembacaan Darmin, masalah utama defisit Indonesia jadi berbahaya, karena negara ini mengimpor minyak habis-habisan hanya untuk produk bersubsidi.
"Bagi saya, defisit transaksi itu bukan sesuatu yang harus dipaksa cepat turun, sepanjang kualitasnya naik. Bagaimana kualitas baik, ya dia defisit bukan karena subsidi, bukan karena BBM. Tapi karena impor bahan baku dan barang modal," kata Darmin.
Kini, dengan suku bunga terlanjur tinggi, solusinya pemerintah harus serius mengatasi persoalan menekan volume subsidi BBM. Jika hal itu dilakukan, maka prasyarat supaya BI Rate bisa turun secara bertahap terpenuhi.
"Itu yang harus dicari, harus ada upaya lebih serius dan bekerja keras untuk menggunakan bahan bakar alternatif," tandasnya. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Erick tak bisa memastikan apakah pembatasan beli BBM per 17 Agustus 2024 sudah ketok palu. Sebagai Menteri BUMN, dirinya bakal mengikuti kebijakan yang ada.
Baca SelengkapnyaArifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.
Baca SelengkapnyaKebutuhan akan dolar cukup tinggi untuk impor dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mencoba menyelesaikan masalah subsidi yang tidak tepat sasaran dengan berbagai langkah.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran menilai penyesuaian subsidi energi bisa menjadi alternatif sebagai sumber pendanaan makan siang gratis.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Bank Indonesia masih berfokus pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaDia juga mengajak masyarakat Indonesia untuk terus meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).
Baca SelengkapnyaLuhut mengingatkan, defisit APBN 2024 diproyeksi akan lebih besar dari target yang telah ditetapkan.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah mengimpor BBM hingga Rp251 triliun sepanjang 2019-2023.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga BBM ditopang kebutuhan akan dolar cukup tinggi untuk impor dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak dunia diperkirakan bakal semakin berdampak terhadap harga BBM Non Subsidi yang tidak mendapat sokongan anggaran dari APBN.
Baca SelengkapnyaMenaikkan suku bunga tinggi pun tidak cukup membantu pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca Selengkapnya