Masyarakat Jepang Semakin Terasa Miskin Karena Hal Ini
Dia harus menghabiskan sekitar USD20 untuk mendapatkan makanan layak di restoran.
Dia harus menghabiskan sekitar USD20 untuk mendapatkan makanan layak di restoran.
Mata uang sekaliber Jepang, yen, pun mengalami kondisi serupa.
Melansir The Asahi Shimbun, sepatu Asics hitam favoritnya berlubang. Dia merasa sudah waktunya membeli sepatu baru.
Hanya saja sang peneliti merasa harga tersebut terlalu mahal, seiring inflasi Amerika Serikat yang cukup tinggi.
Dia kemudian mengingat bahwa nilai tukar yen terhadap dolar sedang berada di kondisi yang lemah.
demikian laporan yang dilansir Kamis (9/5).
Selain melemahnya yen, perekonomian AS kini menghadapi kenaikan inflasi yang belum pernah terjadi dalam empat dekade terakhir, sehingga segala sesuatunya menjadi lebih mahal bahkan bagi warga Amerika.
Peneliti membayar total USD4.500 sebulan untuk sewa rumah dan pusat penitipan anak untuk anak-anaknya.
Dia datang ke Washington musim panas lalu dan pada saat itu membutuhkan pengeluaran bulanan sekitar 620.000 yen. Tapi sekarang menjadi sekitar 680.000 yen.
Gaji dan biaya penelitiannya yang dibayar oleh institusi Jepangnya menggunakan yen, sehingga devaluasi mata uang tersebut selalu membuatnya khawatir. Hal ini terutama terjadi pada akhir bulan April ketika yen melemah hingga sekitar 160 yen terhadap dolar.
“Ada kalanya, saya tidak bisa tidur ketika saya mulai memikirkan apakah saya harus menukar yen dengan dolar,” katanya.
Pria tersebut juga melakukan penelitian di Amerika Serikat bagian timur pada tahun 2012 selama sekitar 18 bulan. Saat itu, nilai tukarnya sekitar 80 yen terhadap dolar.
“Saya merasakan kemakmuran karena saya bisa mendapatkan sarapan enak seharga USD10,” kenangnya.
Namun dengan nilai yen yang kini hanya separuh dari nilai satu dekade lalu, ia berkata, “Sekarang saya harus menghabiskan sekitar USD20 untuk mendapatkan makanan layak di restoran.”
Meskipun ia memahami volatilitas pasar mata uang, ia tidak dapat menghapus perasaan bahwa masyarakat Jepang menjadi semakin miskin sebagai dampaknya.
Sebagian besar pengeluaran ini digunakan untuk membeli makanan dan minuman jadi, ikan, telur dan susu serta sayuran.
Baca SelengkapnyaMenurut Biro Statistik Tenaga Kerja di Amerika Serikat (AS), biaya makan di restoran cepat saji meningkat lebih cepat dibandingkan biaya makan di rumah.
Baca SelengkapnyaMakanan Jepang memiliki cita rasa yang lezat dan cocok dengan lidah orang Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah menyiapkan anggaran Rp20 miliar untuk industri makanan dan minuman (mamin) di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaBelut Jepang, juga dikenal sebagai unagi, memiliki harga yang relatif mahal di Jepang.
Baca SelengkapnyaKakek tukang talenan menyita perhatian Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo.
Baca SelengkapnyaBak durian runtuh, dia dan sang suami mendapat banyak keuntungan.
Baca SelengkapnyaPrajurit TNI dapat misi dari istri untuk berbelanja di warung.
Baca SelengkapnyaKuliner khas Pulau Meranti ini tak lepas dari ciri khas wilayahnya yang terkenal akan produksi Sagu yang begitu melimpah.
Baca Selengkapnya