Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mendag tunggu laporan anak buah soal peredaran beras plastik

Mendag tunggu laporan anak buah soal peredaran beras plastik Menteri Rachmat Gobel pimpin rapat di Kemendag. ©2014 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengaku masih menunggu laporan hasil penyelidikan anak buahnya terkait peredaran beras yang dioplos plastik. Dia memastikan sanksi pidana menanti pelaku jika terbukti melakukan pengoplosan beras dengan plastik.

"Iya (akan ada tindakan dari Kemendag)," ujar Rachmat kepada wartawan di Kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (19/5).

Rachmat mengaku belum mengetahui secara detail asal muasal beras palsu tersebut. Dia hanya mengetahui soal beredarnya beras plastik dari pemberitaan di media massa.

"Kan ada pengaduan, saya mesti cek, apakah betul ada itu atau tidak, itu beras apa saya belum tahu beras plastik, saya tahunya dari kawan-kawan media semua," tuturnya.

Setelah mengetahui itu, Mendag memerintahkan anak buahnya turun ke lapangan melakukan pengecekan. Termasuk memburu pelaku.

"Saya tugaskan dirjen untuk melakukan pengecekan di lapangan, yang dikatakan beras plastik itu seperti apa, dan siapa yang melakukan impor," tambahnya.

Dugaan sementara, beras tersebut didatangkan dengan cara ilegal. Sebab, sejauh ini pihaknya belum mengeluarkan izin importasi beras.

"Menurut saya tidak ada yang melakukan impor, karena sampai sekarang kita belum mengeluarkan izin impor beras," tandasnya.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengaku belum menemukan beras yang dioplos plastik beredar di Ibu Kota Jakarta. Hal itu didapati setelah Kemendag mendapatkan laporan dari hasil penelusuran di pasar beras.

"Kita sudah ke lapangan dua hari ini. Hari ini dinas kota Bekasi itu menemukan di daerah Bekasi dan petugas kita sedang menuju ke sana karena di Jakarta dua hari kita tidak dapatkan. Kita sudah kerja sama dengan pedagang-pedagang di Cipinang, ternyata di sana tidak ditemukan," ujar Dirjen Standarisasi dan Perlindungan Konsumen (SPK) Kemendag Widodo kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Selasa (19/5).

Pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium beras plastik yang ditemukan di Bekasi. Diperkirakan, uji laboratorium ini akan memakan waktu 2-3 pekan.

Widodo mengaku mengalami kesulitan menemukan pemasok beras oplosan plastik lantaran terlanjur ramai diperbincangkan di media massa.

"Kita sedang telusuri namun karena sudah beredar kita sulit untuk menemukan, karena mereka pasang kuda-kuda. Sebenarnya saya mau silent dulu, cuma sudah tersebar," ucapnya. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pakar Nilai Denda Impor Beras di Pelabuhan Tanjung Priok & Tanjung Perak Tetap Dibayarkan
Pakar Nilai Denda Impor Beras di Pelabuhan Tanjung Priok & Tanjung Perak Tetap Dibayarkan

Keberadaan 1.600 kontainer berisi beras ilegal dengan demurrage sebesar Rp294,5 miliar yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan Tanjung Perak, Sur

Baca Selengkapnya
Hati-hati, Anggota Polisi Diturunkan Bakal Tindak Pengoplos Beras
Hati-hati, Anggota Polisi Diturunkan Bakal Tindak Pengoplos Beras

Pengoplos beras akan dikenakan sanksi pidana Undang-Undang Perlindungan Konsumen.

Baca Selengkapnya
Satgas Pangan Polri Belum Temukan Penimbunan Beras
Satgas Pangan Polri Belum Temukan Penimbunan Beras

Kepastian itu didapat setelah dilakukan pengecekan terhadap gudang-gudang beras di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya
KPK Blak-blakan Update Penanganan Kasus Skandal Impor Beras
KPK Blak-blakan Update Penanganan Kasus Skandal Impor Beras

KPK memastikan pengusutan kasus yang berpotensi merugikan keuangan negara tersebut akan dilakukan dengan prosedur pemeriksaan maupun penyidikan hukum.

Baca Selengkapnya
Ratusan Massa Unjuk Rasa Depan KPK Desak Usut Tuntas soal Denda Impor Beras
Ratusan Massa Unjuk Rasa Depan KPK Desak Usut Tuntas soal Denda Impor Beras

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan semua proses penanganan perkara termasuk penyelidikan terkait skandal demurrage Rp 294,5 M naik penyidikan

Baca Selengkapnya
Pakar Hukum Nilai KPK Bisa Turun Tangan soal 490.000 Ton Beras Impor Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok
Pakar Hukum Nilai KPK Bisa Turun Tangan soal 490.000 Ton Beras Impor Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok

Sebanyak 490.000 ton beras impor tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Baca Selengkapnya
Anggota DPR Minta Penegak Hukum Usut ‘Mark Up’ Impor Beras
Anggota DPR Minta Penegak Hukum Usut ‘Mark Up’ Impor Beras

Mark up impor beras diduga menimbulkan kerugian senilai Rp8,5 triliun.

Baca Selengkapnya
Bulog Pecat Oknum Buruh yang Viral Mempermainkan Beras
Bulog Pecat Oknum Buruh yang Viral Mempermainkan Beras

Manajemen Bulog berkomitmen memberikan pelayanan dan kualitas produk terbaik untuk masyarakat

Baca Selengkapnya
Pemerintah Ancam Polisikan Pengusaha yang Tahan Stok Pangan Saat Ramadan dan Lebaran
Pemerintah Ancam Polisikan Pengusaha yang Tahan Stok Pangan Saat Ramadan dan Lebaran

Ini dilakukan karena Pemerintah tidak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa.

Baca Selengkapnya
Kepala Bapanas & Bulog Dilaporkan ke KPK Buntut Demurage Impor Beras Senilai Rp2,7 T
Kepala Bapanas & Bulog Dilaporkan ke KPK Buntut Demurage Impor Beras Senilai Rp2,7 T

Pelaporan ini buntut dari keterlambatan bongkar muat impor beras seberat 2,2 juta ton

Baca Selengkapnya
Eks Penyidik Minta KPK Segera Cari Tersangka Kasus Skandal Impor Beras
Eks Penyidik Minta KPK Segera Cari Tersangka Kasus Skandal Impor Beras

Yudi berharap KPK juga dapat menurunkan investigator terbaik dalam mengusut kasus tersebut.

Baca Selengkapnya
Perwira Polisi Ini Nyamar Berpakaian Preman Masuk ke Gudang Beras Oplosan di Serang
Perwira Polisi Ini Nyamar Berpakaian Preman Masuk ke Gudang Beras Oplosan di Serang

Pihaknya sempat kesulitan untuk masuk kedalam gudang beras yang telah diindikasi melakukan kecurangan.

Baca Selengkapnya