Mengejutkan, China alami defisit perdagangan pertama dalam 3 tahun
Merdeka.com - China mencatatkan defisit perdagangan pertama bulanan dalam tiga tahun terakhir pada Februari 2017. Defisti terjadi akibat lonjakan terbesar pertumbuhan impor sejak 2012. Lonjakan impor tersebut terjadi karena kekuatan permintaan atas berbagai macam dagangan, dari bijih besi, minyak mentah, hingga batu bara.
Ekspor China pada Februari secara tidak terduga turun 1,3 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. Di sisi lain, impor tumbuh 28,1 persen, jauh di atas perkirakan pengamat ekonomi, kata data bea cukai pada Rabu.
Ketidak-berimbangan angka pertumbuhan perdagangan itu membuat China mengalami defisit USD 9,15 miliar untuk Februari, kata lembaga negara urusan bea cukai seperti ditulis Antara.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Kenapa penjualan iPhone di China menurun? Setidaknya, terdapat dua alasan mengapa penjualan Apple di Tiongkok tersebut menurun.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Di mana pangsa pasar iPhone di China menurun? Apple keluar dari lima merek ponsel teratas di Tiongkok pada kuartal pertama tahun 2024, dengan pangsa pasar yang hanya 13,7 persen.
Pengamat ekonomi China memperingatkan bahwa kecenderungan pelonjakan impor pada Januari dan Februari adalah distorsi dari libur panjang tahun baru China, saat sektor usaha mengalami perlambatan menjelang periode tersebut.
Selain itu, banyak perusahaan juga mengurangi kapasitas opesinya atau tutup pada periode yang sama. Liburan tahun baru China dimulai akhir Januari pada tahun ini dan Februari pada tahun lalu.
Ekspor China selama dua bulan Januari dan Februari naik sebesar empat persen dibanding tahun lalu, sementara impor melonjak 26,4 persen. Ini menunjukkan adanya kekuatan permintaan yang besar di dalam negeri dan luar negeri, meskipun terdapat distorsi musim liburan.
Sejumlah analis yang diwawancara Reuters sempat memperkirakan bahwa laju barang keluar dari negara eksportir terbesar di dunia tersebut, pada Februari akan naik 12,3 persen, setelah sebelumnya juga naik 7,9 persen pada Januari.
Pada kenyataannya, ekspor justru turun 1,3 persen. Pengulas sama juga memperkirakan China masih akan mengalami surplus perdagangan sebanyak USD 25,75 miliar pada Februari, sedikit turun dari surplus pada Januari sebesar USD 51,35 miliar.
Tidak ada yang menduga China akan mengalami defisit perdagangan. Pengulas tersebut yakin, China bisa meraih keuntungan perdagangan dari Amerika Serikat, yang menerapkan kebijakan proteksionis di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Uni Eropa beberapa waktu lalu memberlakukan tarif sementara hingga 37,6% pada impor kendaraan listrik (EV) buatan China untuk melindungi dalam negeri.
Baca SelengkapnyaLoyonya perekonomian China dipengaruhi oleh terus melemahnya permintaan domestik. Kondisi ini diperparah oleh kinerja properti yang masih belum menggembirakan.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaRealisasi ekspor pada Oktober ini justru mengalami penurunan sebesar 10,43 persen jika dibandingkan pada Oktober 2022.
Baca SelengkapnyaChina merupakan salah satu dari 3 negara yang jadi mitra dagang utama RI.
Baca SelengkapnyaMeski permintaan domestik sudah mulai pulih, industri manufaktur China masih tertekan.
Baca SelengkapnyaUni Eropa beberapa waktu lalu memberlakukan tarif sementara hingga 37,6% pada impor kendaraan listrik (EV) buatan China untuk melindungi dalam negeri.
Baca SelengkapnyaMeskipun terjaga positif selama 38 bulan beruntun, Sri Mulyani melihat tren ekspor dan impor mulai terjadi pelemahan.
Baca SelengkapnyaEksportir dan pedagang di pameran perdagangan besar China mengeluhkan sepinya pembeli akibat ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaPenurunan nilai impor secara bulanan ini didorong oleh nilai impor non migas.
Baca SelengkapnyaTren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca SelengkapnyaTak bisa dipungkiri, China merupakan negara mitra dagang terbesar Indonesia.
Baca Selengkapnya