Pameran Perdagangan Terbesar di China Sepi, Pedagang Ngeluh: Harga Barang Kami Semurah Kol di Pasar
Eksportir dan pedagang di pameran perdagangan besar China mengeluhkan sepinya pembeli akibat ketidakpastian global.
Eksportir dan pedagang di pameran perdagangan besar China mengeluhkan sepinya pembeli akibat ketidakpastian global.
Pameran perdagangan terbesar di China, Canton Fair kembali diselenggarakan di kota Guangzhou. Pameran kedua dalam setahun ini terlihat suram di tahun 2024.
Melansir dari Reuters, pameran perdagangan tahun ini sepi bahkan membuat para eksportir ini putus asa.
Para eksportir merasa cemas dengan prospek bisnis mereka ke depannya. Salah satu pabrik televisi China milik Wu Huazhan, biasanya menentukan batas minimum pesanan untuk produksi kini menurun.
Bahkan, sekarang dia menerima pesanan tanpa minimal. Berapa pun jumlahnya akan diterima.
“Kami menjual peralatan listrik semurah kol,” ucap Wu dikutip dari Reuters pada, Rabu (17/4).
Eksportir China harus menghadapi dampak dari meningkatnya ketegangan ekonomi dan politik dari berbagai negara seperti antara Beijing dan Washington, perlambatan perdagangan global karena perang di Ukraina dan krisis di Timur Tengah.
Tidak hanya itu, sektor manufaktur juga terkena dampak kelebihan kapasitas.
Meskipun ada peningkatan jumlah pembeli asing yang menghadiri pameran pada hari Senin dan Selasa, beberapa peserta pemeran mengatakan bisnisnya berjalan lebih lambat.
Salah satu Manajer Penjualan, Enping City Shuangyi Electronics Industrial yang memproduksi speaker dan mikrofon, Lois Zhang mengatakan tahun ini hanya menerima sedikit pertanyaan. Bahkan jauh lebih sedikit dari tahun sebelumnya.
“Pada hari pertama tahun lalu, saya menerima lebih dari selusin pertanyaan, namun hari ini saya hanya menerima tiga kartu nama,” kata Lois Zhang.
Hal itu membuatnya tidak berharap lebih pada pasar Eropa dan Amerika Serikat (AS) tempat asal kliennya berada.
“Salah satu pesanan pelanggan besar kami tahun ini turun 25 persen dibandingkan tahun lalu dan pelanggan lain belum memutuskan apakah mereka ingin tetap melakukan pemesanan,” kata Fan.
Fan mengatakan pelanggannya masih kehabisan stok dan dia berharap pesanan mereka akan diterima pada akhir tahun ini.
Kekhawatiran lain juga datang dari ketegangan perdagangan lebih lanjut dengan AS dan Eropa.
Mengingat Mantan Presiden AS, Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif sebesar 60 persen pada impor China jika ia mengalahkan petahana Joe Biden dalam pemilu mendatang.
“Baik Biden atau Trump, ada perasaan ketidakstabilan yang nyata,” kata Pan Feng, manajer penjualan di pembuat mesin pengering Jiangmen Jinhuan Electrical.
Pejabat AS dan Eropa khawatir upaya China dalam memperkuat dan memperluas kompleks manufaktur dapat menyebabkan kelebihan kapasitas industri. Sehingga penurunan harga yang tidak dapat diikuti oleh negara-negara lain.
Meskipun demikian, beberapa produsen teknologi tinggi di pameran tersebut tetap optimis. Di tengah suasana yang suram, beberapa produsen teknologi tinggi di pameran tersebut tetap optimis.
Manajer Umum Guangdong Doni Intelligent Robot Engineering yang membuat mesin bernavigasi mandiri yang mendisinfeksi lantai pabrik atau mendistribusikan suku cadang ke jalur perakitan, Xiao Yanmei mengaku bisnisnya tumbuh 10-20 persen pada kuartal pertama.
Dia menegaskan dukungan pemerintah terhadap sektor manufaktur sangat kuat. Termasuk potongan pajak dan dana untuk peningkatan peralatan.
“Ketika negara kita menyalurkan kekuatan nasionalnya untuk mengembangkan suatu industri, kekuatan tersebut bisa menjadi sangat kuat,” pungkas Xiao.
Kenaikan harga beras medium disebabkan oleh stok kiriman beras menipis.
Baca SelengkapnyaIni yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaJjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaMeski harga mengalami kenaikan, Pj Wali Kota memastikan pasokan beras dan sembako masih aman.
Baca SelengkapnyaChina menjadi pemicu harga bawang putih di Indonesia meroket jelang lebaran.
Baca SelengkapnyaMakanan yang mengalami kenaikan di antaranya daging sapi, hingga gula. Bahkan keduanya merupakan komoditas pokok.
Baca SelengkapnyaAnies menilai sejumlah komoditas bahan pokok memang meningkatkan. Dampaknya, pendapatan atau omzet pedagang turun.
Baca SelengkapnyaAngka impor alas kaki dari China mencapai USD 25 juta dalam sebulan.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengutus ID Food untuk mengimpor 200.000 ton bawang putih dari China.
Baca Selengkapnya