Mengenal Klobot, Rokok Kretek dari Kulit Jagung Warisan Nenek Moyang Indonesia
Merdeka.com - Tangan Mujiati (68) telaten menata batang-batang rokok kretek klobot di atas tampah bambu di hadapannya. Per 10 batang, rokok diikat dengan sebuah kertas warna cokelat agar tertata rapi dan memudahkan saat dibungkus.
Selembar kertas pembungkus diambil dari tumpukan, sebelum membentuk lipatan tertentu. Rokok yang sudah terikat sebelumnya diraih, dan kembali ditata di atas kertas dengan lipatan khsusus.
-
Kenapa orang masih pakai rokok elektrik? Tujuan dari rokok elektrik adalah untuk memberikan alternatif bagi perokok yang mencari cara untuk mengurangi paparan terhadap zat-zat berbahaya yang ditemukan dalam asap rokok konvensional.
-
Bagaimana tembakau dikonsumsi di zaman kuno? Hal ini dapat berarti bahwa alih-alih 'dihisap sebagai daun kering atau diendus dalam bentuk bubuk,' tembakau tersebut 'mungkin juga dikonsumsi sebagai infus cair,' menurut pernyataan tersebut.
-
Kenapa batik kayu di Krebet menjadi nafas ekonomi warga? Agus berharap, ke depan kerajinan batik kayu di Krebet bisa terus hidup dan menjadi nafas ekonomi bagi warga di sana.
-
Apa itu krobongan? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, krobongan berasal dari bahasa Jawa yang berarti kamar di tengah rumah, biasanya untuk sesaji dan sebagainya.
-
Bagaimana Kemendag mendukung industri rokok? Mendag menambahkan, Kemendag akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait agar pasokan tembakau dan cengkih dapat memenuhi kebutuhan industri rokok dengan mengutamakan hasil petani dalam negeri.
-
Bagaimana cukai rokok mempengaruhi industri? 'Ini kelihatannya sudah mulai jenuh. Ini kelihatan bahwa mungkin cukai ini akan menjadi pengendali dari industri hasil tembakau,' ujar Benny, Jakarta, Rabu (29/5).
Rokok Klobot di Malang ©2019 Merdeka.com/Darmadi Sasongko
Sesaat dengan kecepatan tangannya, rokok tersebut sudah rapi terbungkus kertas. Bentuknya limas dan mengerucut di bagian ujung rokok, sementara membesar di bagian pangkalnya.
Tidak lupa Mujiati menempelkan label perusahaan berbentuk serupa ketupat pada pembungkus. Setiap 10 bungkus akan kembali dikemas dengan ukuran lebih besar menjadi satu pres, begitupun setiap 25 pres akan dibungkus menjadi satu bal.
"Sejak usia 18 tahun saya bekerja sebagai buruh linting rokok klobot, sampai sekarang," kata Mujiati di Kota Malang, Minggu (13/1).
Rokok klobot merupakan produk khas nusantara. Disebut rokok klobot, lantaran kertas pembungkusnya menggunakan kulit jagung dengan proses pengolahan tertentu.
Rokok klobot sudah menjadi warisan turun-temurun nenek moyang yang keseluruhan proses pembuatannya dilakukan secara manual, hingga bisa dinikmati masyarakat.
Sayang produksi rokok klobot terus menurun dari tahun ke tahun lantaran peminatnya semakin berkurang. Karyawannya pun otomatis berkurang, tidak seperti 10 atau 20 tahun lalu.
"(Sekarang) Ada 9 orang yang bekerja, ngepak 2 orang dan ngelinting 7 orang," kata Nasripah, teman Mujiati menambahkan.
Nasripah sendiri sehari-hari di bagian melinting. Karena kertas paper (pembungkus) yang berbeda dari rokok biasa dan prosesnya manual, sehingga perolehan tidak secepat menggunakan mesin atau sigaret kretek mesin (SKM).
Nasripah dan Mujiati sehari-hari bekerja dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB di pabriknya di kawasan Mergoso, Kota Malang. Bayaran yang diterimanya Rp 63.000 per 1.000 batang yang diselesaikan.
Rokok Klobot di Malang ©2019 Merdeka.com/Darmadi Sasongko
"Bedanya rokok klobot ini dari kulit jagung, pembuatannya dari tangan, tidak pakai gilingan. Jadi kan bersih, kotor sedikit dibersihkan," jelasnya.
Kalau takaran campuran tembakau, cengkeh, chaos dilakukan dengan ukuran tertentu oleh perusahaan agar mendapatkan rasa yang tetap. Begitupun dengan klobot yang didapatkan sudah melalui proses tertentu oleh perusahaan.
Rokok kretek yang diproduksi selanjutya dikirimkan ke sejumlah kota di antaranya ke Madura, Banyuwangi dan lain-lain. Mujiati berharap rokok-rokok produksinya itu terus dinikmati masyarakat, sehingga bisa menopang hidupnya dan karyawan-karyawan lain. "Semoga terus dinikmati, bisa dipertahankan," katanya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Belanda gencar memperkenalkan tanaman tembakau untuk dijadikan sebagai rokok.
Baca SelengkapnyaWarga lokal hingga mancanegara sering memburu kerupuk ini. Diproduksi sejak 94 tahun lalu, kelezatannya dipuji banyak orang.
Baca SelengkapnyaSalah satu yang dikhawatirkan yakni kenaikan cukai 2025
Baca SelengkapnyaPembuatan gula Jawa itu dilakukan secara tradisional dan menggunakan batok kelapa sebagai cetakannya.
Baca SelengkapnyaTarian ini pertama kali ditampilkan saat peresmian Museum Kretek Kudus pada 3 Oktober 1986.
Baca SelengkapnyaRokok putih adalah rokok buatan pabrik yang tidak mengandung campuran tambahan cengkeh atau menyan.
Baca SelengkapnyaJoko rela meneruskan usaha keluarga demi melestarikan alat musik kendang agar tidak punah.
Baca SelengkapnyaPada era Hindia Belanda, pabrik ini menjadi andalan pemerintah waktu itu untuk menyuplai kebutuhan tembakau dunia.
Baca SelengkapnyaDewan Pimpinan Daerah Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (DPD APTI) Jawa Barat, Nana Suryana dengan tegas menyatakan tak setuju terhadap kebijakan tersebut.
Baca SelengkapnyaMuseum itu menyimpan berbagai koleksi benda-benda pembuatan rokok kretek dari tradisional hingga modern.
Baca SelengkapnyaWisatawan bisa melihat langsung proses pembuatan gula kelapa secara tradisional
Baca SelengkapnyaWalau terbuat dari kayu, ulekan tradisional khas Cikanyere ini kuat.
Baca Selengkapnya