Mengkhawatirkan, ekspor-impor China anjlok parah
Merdeka.com - Nilai perdagangan atau ekspor-impor China anjlok lebih besar dari yang diperkirakan dalam mata uang USD sepanjang Juli lalu. Fakta ini menghidupkan kembali kekhawatiran ekonomi baik di China sendiri maupun luar negeri.
Pada Juli 2016, ekspor China turun 4,4 persen dan impor anjlok 12 persen dalam mata uang USD. Surplus perdagangan China tercatat USD 52,31 miliar pada bulan yang sama.
Dalam mata uang Yuan, ekspor China tercatat naik 2,9 persen dan impor turun 5,7 persen. Angka perdagangan China ini menggambarkan bahwa ekonomi negara tersebut melambat ke level terendah dalam 25 tahun. Perbaikan konsumsi masyarakat China gagal, dan faktor ini biasanya mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Kenapa penjualan iPhone di China menurun? Setidaknya, terdapat dua alasan mengapa penjualan Apple di Tiongkok tersebut menurun.
-
Mengapa China tenggelam? Penulis studi tersebut mengatakan bahwa faktor utama yang paling berpengaruh terhadap penurunan permukaan tanah adalah adanya kehilangan air tanah, yaitu dengan pengambilan air di bawah atau di dekat kota-kota untuk digunakan penduduk setempat.
-
Kenapa polisi China mengusur pedagang? Dia diberi imbauan agar tak berjualan di lokasi. Sebab, hal tersebut diungkap sang polisi dapat memicu kecelakaan bagi diri sendiri dan pengguna jalan raya lainnya. 'Anda tidak bisa berjualan semangka di sini. Ini bisa mengganggu lalu lintas,' terangnya.
-
Di mana pangsa pasar iPhone di China menurun? Apple keluar dari lima merek ponsel teratas di Tiongkok pada kuartal pertama tahun 2024, dengan pangsa pasar yang hanya 13,7 persen.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
"Pertumbuhan ekspor China tetap akan seperti ini dalam beberapa waktu ke depan. Pertumbuhan global kemungkinan belum akan bergairah hingga tahun depan," ucap Ekonom Capital Economics, Julian Evans-Pritchard seperti dikutip dari CNBC, Senin (8/8).
Data yang melemah cenderung akan membuat pemerintah China membuat kebijakan akomodatif. Melambatnya perdagangan terjadi karena bencana banjir serta permintaan di China yang masih lamban.
"Tidak ada kejutan pertumbuhan ekonomi China melambat saat ini. Ekonomi China jauh lebih stabil dibanding 12 bulan lalu ketika pasar saham jatuh tajam," kata Kepala Pasar Global Societe Generale, Toby Lawson.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Loyonya perekonomian China dipengaruhi oleh terus melemahnya permintaan domestik. Kondisi ini diperparah oleh kinerja properti yang masih belum menggembirakan.
Baca SelengkapnyaEksportir dan pedagang di pameran perdagangan besar China mengeluhkan sepinya pembeli akibat ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaRealisasi ekspor pada Oktober ini justru mengalami penurunan sebesar 10,43 persen jika dibandingkan pada Oktober 2022.
Baca SelengkapnyaChina merupakan salah satu dari 3 negara yang jadi mitra dagang utama RI.
Baca SelengkapnyaPerlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaTak bisa dipungkiri, China merupakan negara mitra dagang terbesar Indonesia.
Baca SelengkapnyaTren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca SelengkapnyaMeskipun terjaga positif selama 38 bulan beruntun, Sri Mulyani melihat tren ekspor dan impor mulai terjadi pelemahan.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaVolume ekpor nikel tahun 2023 sebanyak 126,0 juta ton dan juga mengalami penurunan 14,06 persen secara bulanan.
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami penurunan dari Maret 2024 atau bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaTiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.
Baca Selengkapnya