Menkeu ogah komentari pendapat Prabowo soal kebocoran migas

Merdeka.com - Menteri Keuangan Chatib Basri berkilah tidak menonton debat capres antara Prabowo dan Joko Widodo . Dirinya ogah berkomentar soal jawaban-jawaban dua kandidat terutama terkait soal kebocoran dari sektor minyak dan gas di mana mencapai Rp 7.200 triliun versi KPK atau Rp 1.100 triliun versi Prabowo .

Kebocoran besar tersebut, kata Prabowo , menjadikan neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit. "Jangan tanya yang saya tidak mengerti. Saya tidak nonton, kalau mau tanya itu setelah Oktober," katanya pada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Senin (16/6).

Berkali-kali, Chatib ogah mengomentari pertanyaan wartawan. "Bocornya di mana? tanya pada pak Prabowo dan Pak Jokowi, saya tidak tahu," katanya singkat.

Koalisi APBN untuk kesejahteraan rakyat, menilai dalam debat capres antara Jokowi dan Prabowo , tidak ada keberanian kedua calon pemimpin dalam mengoptimalkan penerimaan untuk mengurangi defisit APBN. Padahal, dalam bidang SDA, Indonesia sudah terkavling oleh konsesi lahan dan kontrak karya.

Selain itu, penerimaan negara dari sektor SDA cenderung mengalami penurunan akibat tata kelola SDA di mana justru merugikan negara dan ketidakadilan kontrak karya pengelolaan SDA.

Sekretaris Jenderal Fitra Yenny Sucipto mengatakan perdebatan Prabowo dan Jokowi tidak memunculkan solusi, bagaimana membuat imbang APBN dari segi penerimaan atau pengeluaran. Yang terjadi adalah mengorbankan rakyat bukan mengorbankan birokrasi dan koorporasi, dan pengusaha misalnya dalam pengurangi defisit melalui pemotongan subsidi.

"Kita berkeingian masyarakat sudah cerdas memilih kalau akhirnya visi misinya yang begitu indah, salalu ngomong ekonomi berdikari atau ekonomi kerakyatan, menuangkan dalam peroalan apbn, tidak tertuang dan dijelaskan secara maksimal."

Dalam debat Capres, Prabowo Subianto mengakui defisit perdagangan dan anggaran negara karena ada kekayaan negara yang bocor ke luar negeri.

"Defisit perdagangan dan anggaran, apa yang salah? Karena kekayaan negara bocor, esensinya itu," ujar Prabowo Subianto menjawab pertanyaan Joko Widodo .

Dia memaparkan kebocoran pada produksi minyak bumi Indonesia yang menurun, sementara harga minyak bumi naik sehingga beban untuk impor menjadi tinggi. Padahal, menurutnya, produksi minyak bumi bisa lebih ditingkatkan kembali.

"Sama seperti yang bapak katakan, buat kartu ini-itu kan ujung-ujungnya dari APBN. APBN tidak jatuh dari langit tapi dari kekayaan negara dan kekeayaan negara kita bocor. Itu intinya. Harus ada pemerintah yang hadir menutup kebocoran itu, dengan begitu surplus bisa terjadi dan kita jadi macan Asia Tenggara," katanya di Hotel Melia. (mdk/bim)