Menko Darmin Sebut Banyak Investor Akan Buat Keputusan Usai Pilpres 2019
Merdeka.com - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution menyebut bahwa selesainya pemilihan presiden (pilpres) akan mengembalikan lagi kepercayaan investor pada kondisi perekonomian dan pasar di Indonesia.
Darmin menegaskan, selesainya pilpres yang dimaksud adalah sampai keluar pengumuman resmi siapa yang terpilih menjadi presiden apakah itu Jokowi ataukah Prabowo. Hal tersebut saat ini tengah ditunggu oleh para investor.
"Tentu akan membuat orang menjadi lebih pasti dan lebih jelas. Tapi ya itu harus selesai dulu pemilunya benar-benar hasilnya maksud saya. Itu kemudian tentu saja akan membuat orang (investor) mengambil keputusan ya," kata Menko Darmin saat ditemui usai mencoblos di TPS 20 Kompleks Liga Mas, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (17/4).
-
Siapa yang akan ditetapkan sebagai Presiden-Wakil Presiden terpilih? Hari ini, Rabu (24/4), KPU akan menetapkan pasangan capres-cawapres nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029.
-
Kapan hasil Pilkada diumumkan? Pengumuman hasil resmi dijadwalkan pada 15 Desember 2024.
-
Siapa yang mengumumkan hasil Pilkada? Afifuddin mengungkapkan bahwa seluruh proses ini akan dilaksanakan dengan prinsip transparansi dan berjenjang, sehingga masyarakat dapat mengikuti perkembangan hasil pemilu dengan jelas.
-
Kapan pemilu presiden di Indonesia? Pada 2024 nanti, Indonesia akan dihadapkan pada dua pemilihan umum, pemilihan presiden pada Februari, dan pemilihan kepala daerah pada November.
-
Kapan pemilu presiden? Indonesia bakal menggelar pesta demokrasi pada 14 Februari 2024.
-
Kapan pelantikan Presiden dan Wapres? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) tersebut menegaskan meski ada aksi menunggu atau wait and see namun kondisi iklim investasi di Indonesia masih cukup bagus dan tidak mengalami masalah yang berarti sebagai dampak dari adanya pilpres tersebut.
Kondisi tersebut juga didukung oleh tingkat konsumsi yang bagus di dalam negeri atau domestik.
"Investasi sebenarnya masih oke, data kita menunjukkan masih bergerak antara 6,7 dengan 7 persen pertumbuhannya ya. Konsumsi rumah tangga juga masih oke, itu bergerak antara 5 - 5,1 persen," ujarnya.
Sebelumnya, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nawir Messi memperkirakan pertumbuhan investasi akan mengalami perlambatan di tahun ini. Salah satunya disebabkan oleh berlangsungnya Pemilihan Umum (Pemilu) serentak pada April 2019.
Menurutnya, penurunan investasi akan terasa pada semester I 2019. Pada periode ini, investor masih akan menunggu dan melihat kondisi Indonesia jelang pelaksanaan Pemilu.
"Saya kira kalau kita lihat semester I pasti tidak akan bergerak dengan baik. Tahun politik investor wait and see. Melihat apa yang terjadi setelah Pemilu," ujar dia di Jakarta, Kamis (7/2).
Dia menjelaskan, pergerakan investasi kemungkinan baru akan terasa di semester II atau pasca pelaksanaan Pemilu. Namun demikian, investor tetap akan melihat kondisi dalam negeri sebagai dasar untuk memutuskan investasi di Indonesia.
"Setelah pemilu saya kira investor akan melakukan decision, mau terus masuk atau tidak. Tapi kami harap semester II, mulai Juli ke depan akan ada perubahan-perubahan dalam iklim kita," kata dia.
Sementara itu, Direktur Wilayah I Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Agus Joko Saptono mengungkapkan, pihaknya masih optimis jika tahun politik tidak akan mengganggu pertumbuhan investasi. Terlebih di tahun ini, pelaksanaan Pemilu dinilai lebih lancar dan kondusif.
"Saya lihat bahwa tren akhir tahun (2018) ada reborn tapi saya lihat siklus dari tahun politik tidak seperti di 2014 di mana pertumbuhan ekonomi di bawah tahun ini. Saya lihat situasi politik tidak sekontras yang 2014, ini lebih smooth," ungkap dia.
Selain itu, Agus juga menilai siapa pun yang nantinya terpilih memimpin Indonesia untuk periode 2019-2024, tetap memiliki perhatian besar terhadap investasi. Sehingga investasi tetap akan digenjot agar tumbuh lebih tinggi.
"Saya lihat dua kubu ini, punya komitmen investasi yang cukup tinggi. Siapa pun yang terpilih ini punya background sebagai pengusaha, saya yakin beliau-beliau akan aware terhadap bagaimana untuk segera meningkatkan investasi 2019," tandas dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menko Airlangga meyakini investor tak lagi ragu berinvestasi pasca putusan MK terkait sengketa pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaNamun diakui Ganjar, investor saat ini masih menahan diri untuk berinvestasi di IKN. Menurut dia, mereka masih menunggu hasil pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPemilu 2024 akan diselenggarakan secara serentak pada Rabu, 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengakui banyak pelaku bisnis wait and see karena khawatir situasi politik
Baca SelengkapnyaDiakui Jokowi, banyak investor yang memilih untuk menunggu untuk berinvestasi di Indonesia saat pemilu 2024 berlangsung.
Baca Selengkapnyakondisi ini juga lumrah terjadi di sejumlah negara. Bahkan, sekelas negara ekonomi maju seperti Amerika Serikat (AS) hingga China.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengakui banyak pelaku bisnis wait and see karena khawatir situasi politik memanas menjelang pencoblosan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKPU RI juga menyampaikan perihal perkembangan tahapan Pilkada serentak 2024.
Baca SelengkapnyaDia pun meminta agar para capres dan cawapres bisa menyampaikan gagasan sesuai dengan data yang benar.
Baca SelengkapnyaJokowi juga meminta presiden dan wapres terpilih menyiapkan perencanaan kerja seperti apa yang sudah mereka sampaikan pada saat kampanye.
Baca SelengkapnyaBakal dilantik Oktober, Prabowo-Gibran diklaim mampu capai target investasi Rp1.650 triliun di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi blak-blakan bicara perannya dalam dunia perpolitikan usai rampungnya Pemilu dan Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya