Menteri Rini Didesak Dorong Pertamina Kejar Target Digitalisasi SPBU
Merdeka.com - Kepala Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurullah Asa menyayangkan, program digitalisasi penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dilakukan PT Pertamina (Persero) molor dari jadwal.
Pertamina berencana menerapkan digitalisasi sebanyak 5.518 SPBU pada Desember 2018. Namun, sampai Juni 2019 baru ada 1.327 SPBU yang sudah menerapkan sistem digital, sisanya akan diselesaikan hingga akhir Desember 2019.
"Digitalisasi nozzle SPBU yang dilakukan sampai saat ini belum memiliki kemampuan untuk identifikasi konsumen khususnya nomor kendaraan dan volume pembelian," kata Fanshurullah, di Kantor BPH Migas, Jakarta, Rabu (21/8).
-
Kenapa Pertamina mengimplementasikan sistem digitalisasi ? PIEDCC menjadi salah satu bagian penting dalam transformasi digital yang dijalankan perusahaan untuk memastikan seluruh proses bisnis Pertamina berjalan dengan baik. Termasuk, memonitor proses distribusi dan ketersediaan pasokan energi selama masa Satgas Natal dan Tahun Baru (Nataru).
-
Mengapa Pertamina melakukan digitalisasi dalam penyaluran BBM subsidi? Ini menjadi upaya bagaimana Pertamina Patra Niaga memastikan penyaluran BBM dan LPG bersubsidi semakin transparan penyalurannya.
-
Apa yang Pertamina capai terkait dekarbonisasi di tahun 2023? Pada tahun 2023, Pertamina berhasil melakukan dekarbonisasi sebesar 1,13 juta ton C02e dari target 910 ribu ton C02e. Penurunan emisi tersebut dicapai sepanjang tahun 2023 yang berasal dari proses operasional di internal Pertamina Group.
-
Bagaimana Pertamina mendukung digitalisasi sekolah? Selain itu juga ada sharing inspiratif mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental.
-
Kapan Pertamina targetkan penyelesaian penyimpanan karbon? ‘Jika semua berjalan lancar, 2030 selesai, dan penyimpanan dapat digunakan,’ kata Oki.
-
Apa yang dipersiapkan Pertamina untuk Tahun Baru? Pertamina Patra Niaga kini mempersiapkan diri untuk memenuhi lonjakan konsumsi energi saat Tahun Baru 2024.
Atas keterlambatan tersebut, BPH Migas telah meminta kepada Menteri BUMN Rini Soemarno melalui surat agar mendorong Pertamina dapat mengimplementasikan sistem identifikasi konsumen dan volume pembelian pada digitalisasi.
"Nozzle SPBU agar segera dapat digunakan untuk pengawasan BBM bersubsidi dengan efektif dan target digitalisasi nozzle SPBU sebanyak 5.518 SPBU dapat tercapai," tandasnya.
Program digitalisasi SPBU bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas data penyaluran BBM khususnya bersubsidi dan penugasan, dengan menggunakan pencatatan elektronik yang dapat mengidentifikasi penggunaan dan penyalurannya di titik serah penyalur (ujung nozzle) oleh Badan Usaha pelaksana sebagai dasar perhitungan subsidi.
Penggunaan pencatatan elektronik dalam penyediaan dan pendistribusian BBM ini juga telah diatur dalam Peraturan BPH Migas Nomor 06 Tahun 2013 tentang Penggunaan Teknologi Informasi dalam Penyaluran Bahan Bakar Minyak.
Melalui Surat Menteri ESDM No. 2548/10/MEM.S/2018 tanggal 22 Maret 2018, Menteri ESDM Ignasius Jonan meminta Menteri BUMN agar menginstruksikan kepada Pertamina untuk segera melaksanakan pencatatan penjualan Jenis Bahan Bakar Tertentu (JBT) atau subsidi sesuai ketentuan Perpres Nomor 191 melalui pencatatan elektronik atau digitalisasi nozzle.
Sebagai tindak lanjutnya pada tanggal 31 Agustus 2018 telah dilakukan penandatanganan kerjasama Program Digitalisasi Nozzle antara PT Pertamina (Persero) dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
Sementara itu, Direktur Pemasaran Ritail Pertamina Mas'ud Khamid mengatakan, penyebab molornya penerapan sistem digital adalah kondisi kontruksi SPBU yang ada sudah tua, sehingga petugas pemasang alat pencatat penyaluran BBM harus berhati-hati.
"Kenapa ini bisa terlambat. Ternyata konstruksi SPBU kita bukan SPBU baru kami hati-hati melakukan instalasi ini membuat proyek mundur," kata Mas'ud.
Selain itu, penyebab molornya penerapan sistem digital pada SPBU adalah waktu pemasangan alat pencatat yang terbatas, sebab harus menunggu SPBU berhenti beroperasi. "Teman-teman Telkom bekerja terbatas saat SPBU tutup jam 10 malam sampai jam 5 pagi Sebelum SPBU buka," imbuhnya.
Dia menjelaskan, perkembangan pemasangan alat pencatat digital tersebut, saat ini tangki timbun pada 5.518 SPBU sudah terpasang sensor pencatat, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan Electric Data Center (EDC) sebanyak 22 ribu unit yang saat ini sudah terealisasi sebanyak 1.400 unit dan 130 SPBU di Jakarta sudah terintegrasi.
"Manfaatnya kita bisa monitor berapa BBM yang ditebus berapa yang dijual, berapa sudah laku, sehingga monitor stok. Kita bisa tau stok SPBU mana yang habis atau habis dalam berapa jam," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sisanya sebanyak 42 PSN, ditargetkan selesai setelah tahun 2024.
Baca SelengkapnyaProses pembatasan transaksi LPG 3 kg masih terus disempurnakan.
Baca SelengkapnyaPada 2023, Pertamina telah mengimplementasikan berbagai strategi serta terus meningkatkan infrastruktur dan teknologi pendukung.
Baca SelengkapnyaRealisasi pembangunan ini melebihi target yang ditetapkan sebesar 1.035 unit.
Baca SelengkapnyaPertamina melakukan berbagai upaya dalam melaksanakan misi pelayanan kebutuhan energi masyarakat hingga seluruh pelosok negeri.
Baca SelengkapnyaSatuan Tugas Ramadan dan Idulfitri (Satgas RAFI) memastikan seluruh sarana dan fasilitas (Sarfas) Pertamina yang dioperasikan
Baca SelengkapnyaDengan adanya BBM Satu Harga ini masyarakat tidak lagi kesulitan mendapatkan BBM.
Baca SelengkapnyaPIEDCC bagian penting dalam transformasi digital yang dijalankan perusahaan untuk memastikan seluruh proses bisnis berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM sebenarnya telah menetapkan kewajiban penyediaan BBM rendah sulfur sejak Oktober 2018.
Baca SelengkapnyaNicke Widyawati menyampaikan kesiapan Pertamina khususnya dalam penyediaan pasokan BBM dan LPG.
Baca SelengkapnyaApresiasi tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji.
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM berdialog dengan manajemen dan pekerja Pertamina dan melihat langsung kesiapan Kilang Cilacap.
Baca Selengkapnya