Modal Rp 2 juta, bisnis cukur online Nick kini beromzet Rp 15 juta
Merdeka.com - Kondisi perekonomian yang sedang tidak menentu menyebabkan ribuan karyawan harus mengalami pahitnya pemutusan hubungan kerja (PHK). Di sisi lain, sebagian orang justru mendapatkan peluang mengais rezeki dari membuka usaha pribadi.
Salah satunya adalah Nikasius Dirgahayu. Bermodal keahlian memangkas rambut dan kemajuan teknologi, sosok dengan sapaan Nick ini berani terjun ke bidang usaha yang biasa dengan cara berbeda.
Pangkas rambut, Nick menyebutnya dengan 'barbering'. Biasanya usaha ini membutuhkan modal relatif besar lantaran membutuhkan kios dan peralatan pangkas rambut yang mahal.
-
Siapa yang terinspirasi untuk membuka rumah dinas? Chacha mengaku terinspirasi oleh Istana Kepresidenan di Bogor yang juga dibuka untuk umum.
-
Di mana rumah itu berada? Sebuah rumah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, terbilang unik dan berbeda. Bangunan tempat tinggal itu berdiri di samping tempat pemakaman umum (TPU) Sirnaraga di wilayah tersebut.
-
Bagaimana seseorang menunjukkan inisiatif? Orang yang memiliki aspek inisiatif umumnya dapat memutuskan dan melakukan sesuatu tanpa harus diberi tahu.
-
Dimana rumah tersebut berada? Kediaman yang terletak di Bogor ini akan segera dijual, dan setelah penjualan, hasilnya akan dibagi rata 50% untuk masing-masing pihak.
-
Siapa pemilik rumah sekarang? Penjaga rumah mengungkap bahwa rumah tersebut telah berpindah tangan ke Muzdalifah.
-
Siapa yang memiliki banyak kenangan di rumah tersebut? Miliki Banyak Kenagan, Ini Deretan Potret Rumah Kimberly Ryder dan Edward Akbar yang yang Homie Banget
Untuk menyiasatinya, Nick memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan menggarap pasar babershop-nya secara online. "Saya barber (jasa pangkas rambut) secara online," kata Nick, Minggu (10/4).
Nick the barbership ©Nick_thebarbership
Menggarap bidang bisnis yang sudah banyak digeluti orang lain, membuat Nick harus pandai memunculkan hal yang membuat bisnisnya berbeda dari yang sudah ada.
"Saya datang ke rumah, ke kantor, apartemen, ke mana saja, saya yang nyamperin," ujar Nick.
Selain itu, Nick juga memberikan pelayanan lain agar pelanggan nyaman memangkas rambut menggunakan jasanya.
"Pangkas rambut cuma potong, habis itu pulang 15 menit selesai, nah kalau saya karena jualan jasa ya sambil ngobrol, konsepnya lebih santai, jadi orang enggak cuma potong rambut selesai," imbuh Nick.
Lebih lanjut Nick bercerita bahwa bisnisnya berawal dari keisengan teman-temannya semasa kuliah. Nick diminta mencukur rambut teman-temannya. Keisengan itu pun berlanjut dan membuat Nick semakin tertarik belajar memotong rambut dengan berbagai model secara otodidak, termasuk mempelajarinya melalui situs Youtube.
"Awalnya dipaksa sama teman, sama senior, 'lo cukurin deh' iseng-iseng, terus lanjut jadi barbering temen-temen, jadi hobi tapi bukan tukang pangkas rambut, terus mulai mikir untuk buat barbershop," imbuh Nick.
Mulai serius menggarap bisnis barbershop, Nick terhalang oleh kebutuhan dana yang sangat besar untuk membangun usahanya. Meski demikian, Nick tidak patah arang. Dia pun mencari alternatif lain untuk bisa memasarkan bisnisnya.
Nick the barbership ©Nick_thebarbership
"Butuh dana yang banyak kalau lihat culture-nya di AS, barbershop itu mahalnya di kursi barber, yang klasik bisa Rp 25 juta, mulai coba pikir kenapa aku nggak online," ucap Nick.
Nick pun memanfaatkan sistem pemasaran dari mulut ke mulut melalui koneksi dan pertemanan. Dengan modal awal Rp 2 juta, kini bisnis "NickBarbership" yang sudah ditekuni Nick selama 4 tahun, meraup omset antara Rp 10-15 juta per bulan.
"Modal awal itu paling buat peralatan clipper gunting segala macam Rp 2 jutaan, sekarang kalau omzet Rp 10-15 juta per bulan," ujar Nick.
Dalam kurun waktu 4 tahun menggarap "NickBarbership", Nick mengaku banyak kendala yang harus dihadapi, selain kendala cuaca, tantangan terbesar menurut Nick adalah diri sendiri.
"Saya naik motor ke tempat orderan, karena naik motor kendalanya ya di cuaca waktu hujan waktu juga mundur, kalau sakit juga, belum kalau lagi malas namanya juga manusia ya wajar," ungkapnya.
Untuk bisa menggunakan jasa NickBarbership ini, konsumen dikenakan biaya Rp 100.000 per kepala ditambah ongkos transportasi Rp 10.000 per kilometer dari Tebet.
Saat ini, ia menawarkan jasanya melalui instagram @Nick_thebarbership dan juga twitter.
"Sekarang sih dari twitter dan instagram karena promosi gratis ya di situ, terus sekalian juga bisa dapat sponsor," tutup Nick.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak hanya sukses dalam bisnis, ia juga menjalani transformasi spiritual yang membawa dirinya menjadi seorang mualaf setelah belasan tahun menjadi non muslim.
Baca SelengkapnyaNunung ternyata memiliki usaha di bidang kuliner. Nunung memiliki usaha katering makanan rumahan.
Baca SelengkapnyaBerikut cerita pedagang citul berhasil lunasi utang pinjol gara-gara berjualan.
Baca SelengkapnyaModal dua tahun bekerja di Arab Saudi sebagai tukang besi, Nur Kholis membuka barbershop di kampung halamannya.
Baca SelengkapnyaBermula dari hobi, pemudi asal Indramayu ini ciptakan kain simpul yang bernilai ekonomi tinggi
Baca SelengkapnyaRaffi Ahmad siap memberikan modal untuk Nunung mencari tempat usaha. Sebab, selama ini, Nunung menjual produknya secara online.
Baca SelengkapnyaDulu semuanya dikerjakan sendiri, ia bahkan rela jadi model iklan usahanya karena tak punya biaya untuk sewa model.
Baca SelengkapnyaDedi bercerita bahwa awal mula usahanya berjualan baju secara online pada 2016, namun harus tutup.
Baca SelengkapnyaDi awal berbisnis dia membeli daster dari orang lain untuk dijual kembali.
Baca SelengkapnyaSempat hidup di jalanan, kini pria ini mampu bangkit dari keterpurukan dan berhasil membangun usaha sablon.
Baca SelengkapnyaAbidin bercerita bisnis tanaman hiasnya di Jalan RM Harsono berkembang sejak ikut KUR BRI.
Baca Selengkapnya