Moody's Ingatkan Ancaman Gagal Bayar Utang Korporasi RI, Begini Respons Sri Mulyani
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, turut berkomentar mengenai hasil laporan lembaga pemeringkat utang internasional Moody's Investor Service yang menyebutkan adanya risiko gagal bayar utang perusahaan-perusahaan di Indonesia. Menurutnya, hasil laporan tersebut menjadi alarm bagi pelaku usaha untuk mempertimbangkan kebijakan di tengah ketidakpastian global saat ini.
"Saya rasa apapun yang disampaikan oleh lembaga-lembaga pemeringkat adalah suatu asesmen dan peringatan yang baik untuk menjadi bahan bagi para pengambil keputusan di tingkat korporasi agar menjadi lebih waspada terhadap lingkungan yang sekarang ini yang dianggap berubah oleh lembaga-lembaga pemeringkat tersebut," ujarnya di Kantornya, Jakarta, Selasa (1/10).
Bendahara Negara ini mengingatkan, agar pelaku usaha lebih meningkatkan kehati-hatiannya baik di tingkat global maupun regional agar tidak salah mengambil langkah bisnis. Karena menurut dia, selama ini pelaku usaha dalam melakukan kegiatan usahanya tidak mempertimbangkan dampak ekonomi global.
-
Siapa Menteri Keuangan pertama RI? Lalu, pada 2 September 1945, Soekarno menunjuk ekonom terkenal asal Surabaya, Dr. Samsi sebagai Menteri Keuangan kabinet presidensial pertama RI pada 19 Agustus 1945.
-
Siapa yang dirasa bertanggung jawab atas kenaikan utang? 'Kita di-prank, yang terjadi justru kita bisa tahu kenaikan tertinggi sepanjang sejarah Republik ini ada di tangan Jokowi,' terang Eko.
-
Apa tugas berat seorang Menteri Keuangan? Faisal Basri menyampaikan tugas berat seorang Menkeu adalah mengelola pendapatan, mengelola pengeluaran, menyeleksi alokasi anggaran. Hingga akhirnya memastikan anggaran negara digunakan sesuai dengan tujuannya.
-
Siapa yang terlilit utang ratusan juta? Eko Pujianto merupakanpengusaha muda yang pernah mengalami keterpurukan karena terjebak utang ratusan juta.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
"Laporan seperti itu setiap perusahaan harus betul-betul melihat dinamika lingkungan di mana mereka beroperasi," kata dia.
Selain memikirkan bagaimana menghasilkan pendapatan, lanjutnya, pelaku usaha juga harus meningkatkan efisiensi bisnis. Sehingga meski tetap bisa menghasilkan pendapatan, pelaku usaha juga bisa mengantisipasi jika terjadi kondisi yang tidak diinginkan.
"Dalam lingkungan ekonomi yang diperkirakan melemah, mereka harus mulai melihat dari sisi efisiensi di dalam sehingga kemampuan mereka untuk tetap bisa mengenerate revenue dan biaya makin efisien menyebabkan mereka bisa menghadapi kemungkinan pelemahan tersebut," pungkas dia.
Seperti diberitakan, lembaga pemeringkat utang internasional, Moody's Investors Service mengatakan dalam sebuah laporan baru bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia berisiko gagal bayar. Hal ini berdampak pada industri perbankan.
Dalam laporan Moody's yang dirilis Senin (30/9) berjudul 'Banks-Asia-Pacific: Risks from leveraged corporates grow as macroeconomic conditions worsen' disebutkan, melambatnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya perdagangan serta ketegangan geopolitik dapat melemahkan kemampuan pelayanan utang.
"Tingkat gagal bayar (utang) perusahaan di Asia Pasifik sejauh ini rendah, dibantu oleh suku bunga rendah dan kondisi pendanaan yang menguntungkan, tetapi meningkatnya ketegangan perdagangan dan geopolitik membebani ekonomi global dan rantai pasokan di tengah pertumbuhan yang sudah melambat," kata Rebaca Tan, Asisten Wakil Presiden dan Analis Moody.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca Selengkapnya"Utang itu tidak berarti kita kemudian ugal-ugalan, oleh karena itu kita harus hati-hati sekali," kata Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut PMI manufaktur Indonesia berada dalam tren menanjak di atas 50, bersama dengan beberapa negara seperti Turki dan Meksiko.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan dinamika politik dunia, saat ini terdapat sejumlah persoalan yang bisa menyebabkan Indonesia mengalami disrupsi suplai.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku heran lantaran profesinya sebagai Bendahara Negara seringkali disalahkan jika terjadi krisis ekonomi.
Baca SelengkapnyaRealisasi tersebut setara dengan 33,1 persen dari target APBN 2024 sebesar Rp648,1 triliun.
Baca SelengkapnyaDia juga mengajak masyarakat Indonesia untuk terus meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).
Baca SelengkapnyaSaat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaPerekonomian sebuah negara yang terus berkembang terlihat dari transaksi yang makin berkembang dan semakin canggih.
Baca Selengkapnya