Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Nekat datangkan beras Vietnam, importir tergiur untung besar?

Nekat datangkan beras Vietnam, importir tergiur untung besar? stok beras Nasional. ©2012 Merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Kasus importasi 19.900 ton beras Vietnam sudah menjadi kasak-kusuk pedagang di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur. Sebagian pedagang menuding permainan itu dilakukan pedagang antar pulau dan gudang besar di blok K yang menjual beras premium.

Suyoto (50), salah satu pengecer di Blok A menyebut rekan-rekan di losnya tak pernah membeli beras impor. Namun dia membenarkan bahwa beberapa kali ada kabar sebagian pedagang mendapat pasokan beras dari luar negeri.

"Iya, katanya ada (beras Vietnam) yang masuk ke sini. Tapi itu di los lain barangkali," ujarnya kepada merdeka.com, Selasa (28/1).

Orang lain juga bertanya?

Iwan (47), pedagang di Los AA1, juga membenarkan ada penjualan beras Vietnam. Dia menilai, tindakan importasi yang melanggar aturan itu nekat dilakukan lantaran untungnya besar.

"Mereka ambil dari sana Rp 8.000 per kilo. Jelas untung lah," ungkapnya.

Saat ini, beras lokal kualitas medium diambil dari pemasok daerah di kisaran Rp 7.500-8.200 per kilo. Sedangkan importir menjual beras impor dengan harga yang sama seperti beras lokal, sekitar Rp 8.700-9.000 per kilo.

"Makanya, selisih untungnya gede. Tetap untung lah mereka," kata Iwan.

Dari praktik yang biasanya Iwan ketahui, beras Vietnam itu akan langsung dicampur dengan beras kualitas medium lainnya. Sehingga terkesan sama seperti penjualan beras lokal.

Kasus ini pertama kali diungkap pedagang pasar Cipinang bernama Billy Haryanto kepada menteri-menteri yang tengah menggelar inspeksi pekan lalu. Tapi ketika itu laporannya disepelekan.

Awal pekan ini, Ditjen Bea Cukai membenarkan ada aktivitas impor untuk 19.900 ton. Kementerian Perdagangan dianggap terlibat, lantaran menerbitkan Surat Persetujuan Impor (SPI) kepada pelaku usaha swasta untuk mendatangkan beras.

Padahal swasta cuma boleh mengimpor beras khusus berharga mahal, misalnya jenis Japonica atau beras merah. Sedangkan untuk beras biasa, impor hanya dapat dilakukan di saat darurat, misalnya puso nasional atau cuaca buruk, dan itu adalah hak prerogatif Badan Urusan Logistik (Bulog).

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Begini Duduk Perkara Tudingan Penggelembungan Harga Beras Impor dari Vietnam
Begini Duduk Perkara Tudingan Penggelembungan Harga Beras Impor dari Vietnam

Duduk perkara Bulog dan Bapanas dilaporkan ke KPK atas dugaan penggelembungan harga beras impor.

Baca Selengkapnya
Perum Bulog Bantah Tuduhan Penggelembungan Anggaran Impor Beras dari Vietnam, Begini Penjelasannya
Perum Bulog Bantah Tuduhan Penggelembungan Anggaran Impor Beras dari Vietnam, Begini Penjelasannya

Perum Bulog menyatakan isu penggelembungan harga beras impor itu tidak benar.

Baca Selengkapnya
Beras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan
Beras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Vietnam Buka Suara soal Dugaan Mark Up Impor Beras Bulog-Bapanas
Perusahaan Vietnam Buka Suara soal Dugaan Mark Up Impor Beras Bulog-Bapanas

Perusahaan asal Vietnam, Tan Long Group buka suara terkait dengan keterlibatan dalam dugaan mark up impor beras Perum Bulog dan Badan Pangan Nasional.

Baca Selengkapnya
Skandal 'Mark Up' Harga Beras Impor Berpotensi Rugikan Devisa Negara hingga Rp8,5 Triliun
Skandal 'Mark Up' Harga Beras Impor Berpotensi Rugikan Devisa Negara hingga Rp8,5 Triliun

Skandal 'Mark Up' Harga Beras Impor Berpotensi Rugikan Devisa Negara hingga Rp8,5 Triliun

Baca Selengkapnya
Buntut Beras Mahal, Penjual Nasi Jagung Instan Ketiban Rezeki Sehari Dapat Omzet Rp5 Juta
Buntut Beras Mahal, Penjual Nasi Jagung Instan Ketiban Rezeki Sehari Dapat Omzet Rp5 Juta

Permintaan nasi ampok jagung instan naik drastis seiring mahalnya harga beras. Usaha rumahan nasi ampok jagung di Jombang cuan jutaan rupiah per hari

Baca Selengkapnya
Dokumen Tidak Proper Diduga Jadi Biang Kerok Tuduhan Mark up Harga Impor Beras
Dokumen Tidak Proper Diduga Jadi Biang Kerok Tuduhan Mark up Harga Impor Beras

Dalam dokumen, ada masalah dalam dokumen impor yang tidak proper dan komplit sehingga menyebabkan biaya demurrage.

Baca Selengkapnya
Dugaan Mark Up Impor Beras, Politisi PDIP Ajak Perangi Bandit Pangan
Dugaan Mark Up Impor Beras, Politisi PDIP Ajak Perangi Bandit Pangan

Dugaan Mark Up Impor Beras, Politisi PDIP Dukung Perangi Bandit Pangan

Baca Selengkapnya
Anggota DPR Minta Penegak Hukum Usut ‘Mark Up’ Impor Beras
Anggota DPR Minta Penegak Hukum Usut ‘Mark Up’ Impor Beras

Mark up impor beras diduga menimbulkan kerugian senilai Rp8,5 triliun.

Baca Selengkapnya
Menteri Trenggono Jengkel Masih Ada Penyelundupan Baby Lobster yang Bikin Negara Rugi Triliunan Rupiah
Menteri Trenggono Jengkel Masih Ada Penyelundupan Baby Lobster yang Bikin Negara Rugi Triliunan Rupiah

Menteri Trenggono menjalin kerja sama dengan Vietnam untuk mengatasi penyelundupan benih bening lobster.

Baca Selengkapnya
Stabilkan Harga di Peternak, Bulog Gelontorkan Jagung Pakan
Stabilkan Harga di Peternak, Bulog Gelontorkan Jagung Pakan

Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional sudah menugaskan Perum BULOG untuk mengimpor jagung pakan sebanyak 500 ribu ton.

Baca Selengkapnya
Kasus Dugaan Mark Up Impor Beras, Pelapor Buka-bukaan Temuannya
Kasus Dugaan Mark Up Impor Beras, Pelapor Buka-bukaan Temuannya

Menurut hitungannya, angka dugaan rasuah tersebut mencapai lebih dari Rp2,7 triliun.

Baca Selengkapnya