Pasar saham China anjlok parah dipicu 'perang' Saudi lawan Iran
Merdeka.com - Di awal 2016 ini, pasar saham China anjlok parah dan membuat otoritas setempat menghentikan sementara perdagangan.
Dilansir dari CNN, Shanghai Composite Index anjlok 6,9 persen dan Shenzhen Composite Index telah merosot lebih dari 8 persen. Pemberhentian perdagangan dilakukan sebagai bentuk rem darurat mengurangi kerugian lebih besar.
Managing director Parry International Trading, Gavin Parry menyebut, ada beberapa faktor yang memicu penjualan saham secara besar-besaran di China hingga membuat indeks turun. Pertama adalah laporan index data manufaktur China yang sangat lemah.
-
Apa yang dimiliki China? Tidak mengherankan, mengingat populasinya yang besar, China memimpin dengan jumlah pengguna internet global, diperkirakan mencapai 1,05 miliar.
-
Siapa yang punya investasi lebih besar? Hargreaves menunjukkan bahwa pola investasi ini telah berlanjut selama 30 tahun dan rata-rata wanita yang berinvestasi akan berakhir dengan portofolio senilai 25% lebih banyak dibandingkan pria.
-
Kenapa China tertarik dengan Mesir? 'Mesir penting bagi Tiongkok karena Tiongkok melihatnya sebagai pintu ke dunia Arab dan Afrika untuk mengembangkan hubungan luar angkasa dan prospek industri luar angkasa,'
-
Bagaimana China dan Mesir bekerja sama? Mesir telah sepakat untuk mendukung rencana Tiongkok dalam proyek penjelajahan Bulan, menandai kemenangan diplomatis bagi Tiongkok dalam perlombaan pengaruh antara Tiongkok dan Amerika Serikat di ranah luar angkasa.
-
Apa yang didominasi China dalam perlombaan global? China mendominasi perlombaan global dalam paten kecerdasan buatan generative atau AI Generative.
-
Bagaimana China berkontribusi pada ITER? Tiongkok bertanggung jawab atas pembuatan beberapa komponen utama fasilitas, seperti penyangga magnet, pengumpan magnet, dan sistem sumber listrik.
Data survei Caixin menunjukkan, index data manufaktur China jatuh ke level 48,2 pada Desember. Padahal, di bulan sebelumnya index ini masih berada di level 48,6. "Di China semua orang masih berfokus pada sisi industri, dan ini menunjukkan pelemahan," ucap Parry seperti ditulis CNBC, Senin (4/1).
Selain itu, situasi geopolitik yang memanas di Timur Tengah juga menjadi perhatian para investor dan pengamat pasar. Parry mengatakan, China memiliki investasi cukup besar di industri minyak Iran. Ketegangan antara Iran dan Arab Saudi kemungkinan membebani harapan.
Semalam, Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Hal ini menyusul pertengkaran dengan Teheran atas eksekusi mati seorang ulama Syiah.
Arab Saudi mengumumkan keputusannya pada Minggu, sehari setelah para demonstran menggeledah kedutaannya di Teheran atas eksekusi mati ulama Syiah.
Menteri Luar Negeri Saudi, Adel al-Jubeir mengatakan, diplomat Iran memiliki waktu 48 jam untuk meninggalkan kerajaan itu dan pemimpin tertinggi Iran mengatakan Arab Saudi akan menghadapi 'konsekuensi cepat' karena mengeksekusi ulama.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sederet potensi gangguan ekonomi akibat pecah peran Iran-Israel di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaIni sumber-sumber kekayaan Iran hingga bisa serang Israel menggunakan 300 rudal dan drone.
Baca SelengkapnyaKonflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel bisa memicu gangguan ekonomi ke semua negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.
Baca SelengkapnyaSelain berisiko memicu peperangan lebih besar, Arifin tak ingin harga minyak dunia meroket.
Baca SelengkapnyaTiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.
Baca SelengkapnyaTerkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaNilai tukar Rial Iran (IRR) anjlok usai Iran serang Israel dengan rudal balistik pada Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaCara orang super kaya di China amankan aset ditengah perekonomian yang melambat.
Baca SelengkapnyaUsai libur panjang lebaran, Rupiah makin terpuruk akibat serangan Iran ke Israel pada Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaSerangan balasan Israel terhadap Iran juga diperkirakan mengerek harga jual emas.
Baca SelengkapnyaTren lonjakan harga minyak tak bertahan lama usai ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran yang mulai mereda.
Baca SelengkapnyaData pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca Selengkapnya