Pembenahan sumber daya alam solusi genjot penerimaan

Merdeka.com - Praktisi Tambang dan Gas, Ryad Chairil, kisruh pada pengelolaan sumber daya alam membuat negara kehilangan potensi penerimaan besar. Padahal, negara saat ini tengah membutuhkan dana pembangunan di tengah melambatnya perekonomian.

"Pemerintah juga belum bisa menyelesaikan penurunan harga komoditi baik migas dan minerba, yang juga berpengaruh terhadap penerimaan negara. Padahal sektor ini (ESDM) membuat neraca pembayaran kita menjadi lebih kuat," ujarnya di Salemba UI, Jakarta, Senin (29/8).

Menurutnya, secara umum pemerintah harus dapat melakukan penataan dari sisi birokrasi dengan menyempurnakan beberapa kebijakan strategis ESDM baik dari sisi hulu sampai hilir. "Sektor ESDM harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengeluarkan kebijakannya untuk mencari tambahan penerimaan negara dari ruang fiskal yang ada," jelas dia.

Ryad merinci, SDA Indonesia bisa diandalkan untuk menekan utang negara. Namun, syaratnya sebelum dijual harus sudah diolah untuk diberi nilai tambah.

"Fokusnya adalah mengurangi utang negara dengan meningkatkan penerimaan negara melalui kebijakan investasi baik asing maupun dalam negeri, mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan ekspor produk bahan jadi," ungkapnya.

Selain itu, pemerintah diminta meningkatkan cadangan energi nasional. Pemerintah harus memberikan insentif bagi pelaku usaha yang berminat untuk melakukan investasi di daerah frontier dengan teknologi yang tepat guna tanpa merusak lingkungan dan keanekaragaman hayati pada daerah tersebut.

"Perkuat struktur hilir ESDM dengan membangun smelter untuk mineral serta kilang untuk BBM wajib dilaksanakan," jelasnya.