Pemerintah Sasar Pasar Ekspor Kelapa Sawit ke Mesir dan Iran
Merdeka.com - Kementerian Perdagangan tengah mempelajari potensi pasar baru, setelah Indonesia bersitegang dengan Uni Eropa terkait Undang-Undang (UU) Deforestasi yang mempersulit ekspor sawit ke Benua Biru. Mesir dan Iran termasuk dua target pasar yang dinilai punya potensi besar.
Sebab, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Menteri Perdagangan dan Industri Mesir soal pembentukan Joint Trade Committee (JTC). Sementara Indonesia pun sedang menyelesaikan perundingan negosiasi kerjasama perdagangan Prefential Trade Agreement (PTA) dengan Iran.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan, Pemerintah RI memang harus kreatif dan inovatif membangun jejaring potensi pasar baru yang potensial. Di luar adanya hambatan masuknya produk sawit ke Uni Eropa.
-
Bagaimana kelapa sawit menjadi komoditas ekspor? Pada 1919, komoditas kelapa sawit telah diekspor melalui perkebunan yang berada di pesisir Timur Sumatra.
-
Siapa yang membawa kelapa sawit ke Indonesia? Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
-
Apa yang dilakukan Kemendag untuk memperluas pasar ekspor? Kementerian Perdagangan terus memperluas pangsa ekspor produk Indonesia hingga ke Meksiko. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan menggelar pameran Expo Indonesia en Mexico (EIM) pada 3--6 Agustus 2023 di kawasan World Trade Center, Mexico City, Meksiko dan menghadirkan 51 pelaku usaha di pameran tersebut.
-
Bagaimana Kementan mendorong ekspor pertanian? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kegiatan ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan mendorong pengembangan hilirisasi produk jadi sesuai arahan Wapres
-
Dari mana komoditas pertanian diekspor? Jelang dua hari peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 78, Wakil Presiden (Wapres) Ma’aruf Amin, melepas ekspor sejumlah komoditas pertanian senilai 2,294 Triliun dari Pelabuhan Tanjung Priok ke 37 Negara.
-
Kenapa ekspor pertanian penting bagi Kementan? “Pandemi tidak serta merta mematikan sektor pertanian, tapi membuat bertahan dan terus tumbuh. Patut kita sukuri karena selain penyediaan pangan dalam negeri beberapa komoditas juga dilakukan ekspor ke negara tetangga,“ katanya.
"Dalam hal ini kita juga melihat Timur Tengah, termasuk Iran di dalamnya, Arab, Mesir, dan sebagainya. Itu pasar potensial yang sifatnya emerging market, pasar non-tradisional market," kata Djatmiko dalam sesi teleconference, Senin (22/5).
"Jadi buka semata-semata kondisi di Uni Eropa, tapi ada tidak adanya situasi pasar itu kita harus berupaya memperkuat jejaring destinasi ekspor kita. Dengan adanya JTC dengan Mesir, PTA dengan Iran, ekspor kita khusus sawit ini bisa semakin meningkat dari waktu ke waktu," ujarnya.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Miko tersebut menyampaikan, hubungan bilateral perdagangan antara Indonesia dengan Mesir dan Iran sejauh ini sudah sangat baik. Tercatat dari volume perdagangan RI-Mesir, di mana Indonesia menikmati surplus USD 1,1 miliar dari total USD 1,5 miliar.
Sementara dengan Iran, meskipun angkanya lebih kecil, Miko menambahkan, Indonesia tetap menikmati surplus lebih dari USD 200 juta dari sekitar USD 250 juta nilai transaksi perdagangan. Ia pun meyakini nilainya bakal terus tumbuh ke depan.
"Persetujuan (perdagangan) dengan Iran akan memberikan suatu kesempatan lebih luas bagi kedua negara untuk meningkatkan hubungan perdagangan, baik volume maupun nilai transaksi perdagangan. Jadi seluruh tim meyakini dengan adanya PTA ini transaksi bilateral dengan Iran akan meningkat," tuturnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekspor komoditas sawit ke Uni Eropa menurun menjadi 4,9 ton di 2020. Kemudian penurunan ekspor sawit terus terjadi di tahun 2022 menjadi 4,1 juta ton.
Baca Selengkapnya"Ini juga menyangkut UMKM, karena mereka juga minta tekstil, kelapa sawit dan macam-macam untuk diekspor ke mereka," kata Luhut.
Baca SelengkapnyaKetidakpastian global memberikan pengaruh terhadap industri sawit di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia akan kehilangan pasar Uni Eropa, dan pada saat yang sama, Uni Eropa diperkirakan akan mengalihkan kebutuhan minyak sawit mereka ke Malaysia.
Baca SelengkapnyaIndonesia mendorong Belanda dan Prancis dalam penyelesaian perjanjian IEU-CEPA
Baca SelengkapnyaRencana penyetopan ekspor CPO dan produk turunannya dikarenakan polemik yang tak kunjung usai antara Indonesia dan Uni Eropa.
Baca SelengkapnyaNegara Afrika dan Amerika Latin dipilih menjadi alternatif karena rute pengiriman tidak melintasi Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikan Atdag Kairo M. Syahran Bhakti S saat mengunjungi perusahaan ekspor dan impor El Tawheed di Fayoum
Baca SelengkapnyaSkema Dasbor Nasional pertama kali diinisiasi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan UU tersebut sangatlah diskriminatif dan merugikan bagi perdagangan komoditas di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaDalam perdagangan minyak nabati, tidak semua exportir merupakan produsen minyak nabati.
Baca Selengkapnya