Pendapatan Terus Menurun, Nike Bakal PHK 740 Karyawan
Hal ini sebagai upaya mengendalikan biaya setelah adanya peringatan penurunan pendapatan pada paruh pertama tahun fiskal 2025.
Hal ini sebagai upaya mengendalikan biaya setelah adanya peringatan penurunan pendapatan pada paruh pertama tahun fiskal 2025.
Perusahaan produk olahraga terkemuka, Nike akan memberhentikan atau PHK sekitar 740 karyawan di kantor pusat dunianya di Oregon, Amerika Serikat (AS). Hal ini dikabarkan sebuah surat kabar pada Jumat (19/4).
Hal ini sebagai upaya mengendalikan biaya setelah adanya peringatan penurunan pendapatan pada paruh pertama tahun fiskal 2025.
"Dampak tahap kedua akan dimulai pada tanggal 28 Juni di kantor pusat,” ungkap wakil presiden Nike, Michele Adams dalam pemberitahuan yang diamanatkan secara hukum kepada otoritas negara.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (20/4), saham perusahaan sedikit naik pada perdagangan Jumat (19/4). Namun, saham Nike disebutkan telah menurun hampir 13 persen sepanjang tahun ini.
Nike pada bulan Desember mengumumkan rencana penghematan biaya sebesar USD2 miliar atau setara Rp32,5 triliun (kurs dolar: Rp.16.250) selama tiga tahun ke depan.
Perusahaan mengatakan pada bulan Februari akan memangkas sekitar 2 persen dari total tenaga kerjanya, atau lebih dari 1.600 karyawan.
Nike memiliki sekitar 83.700 karyawan pada 31 Mei 2023.
Beberapa perusahaan di AS dan Kanada telah mengumumkan gelombang PHK baru, menyusul serentetan PHK pada tahun 2023, untuk memangkas biaya dalam menghadapi ketidakpastian permintaan.
Bulan maret lalu, Nike mengumumkan pendapatannya pada paruh pertama tahun fiskal 2025 akan menyusut sebesar satu digit karena pihaknya berupaya mengurangi beberapa waralaba.
Kesuksesannya di awal tahun 1990-an hancur oleh jatuhnya pasar saham di Thailand pada tahun 1994.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Rahasia Sukses Tiga Pengusaha Kecil Bertahan Hingga Puluhan Tahun
Baca SelengkapnyaUsahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaMenurut Biro Statistik Tenaga Kerja di Amerika Serikat (AS), biaya makan di restoran cepat saji meningkat lebih cepat dibandingkan biaya makan di rumah.
Baca SelengkapnyaUntuk tetap mempertahankan bisnisnya, Rifan melakukan berbagai inovasi produk makanan hingga bisnis oleh-oleh.
Baca SelengkapnyaDengan modal Rp200.000, mereka memulai dalam menekuni bisnis pastel, membeli bahan-bahan utama serta wadah untuk mengemas produk mereka.
Baca SelengkapnyaMereka berhasil membanggakan kesuksesan mereka sebagai pemilik usaha fesyen yang sukses di Lamongan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSemua berawal dari melihat Cana (ikan gabus hias) sebagai salah satu ikan hias yang daya tahannya kuat dan memiliki banyak peminat.
Baca SelengkapnyaPenerimaan berasal dari pajak penghasilan (PPh) non migas sebesar Rp83,69 triliun atau 7,87 persen dari target.
Baca Selengkapnya