Penerbitan SBN Valas di 2022 akan Pertimbangkan Kebijakan The Fed
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerbitan surat berharga negara (SBN) valas pada 2022 akan mempertimbangkan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, terutama terkait dengan rencana kenaikan suku bunga acuan.
"Ini yang akan mempengaruhi waktu dan jumlah penerbitan SBN kita dan ini masuk di dalam keseluruhan kerja serta kinerja yang akan kami lihat untuk pengelolaan utang tahun ini," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, dikutip Antara, Rabu (2/2).
Dengan demikian, penerbitan SBN valas tahun ini akan dilakukan secara kombinasi baik dengan denominasi dolar AS, euro, maupun yen Jepang.
-
Apa yang disampaikan Sri Mulyani tentang anggaran perlinsos Kemensos? 'Apabila dilihat pada chart tersebut, realisasi anggaran perlinsos dan bansos dari Kemensos 6 tahun terakhir, 2019—2024 periode yang sama Januari—Februari, tidak terdapat perbedaan pola realisasi belanja perlinsos kecuali pada tahun 2023,' ucap Sri Mulyani di Mahkamah Konstitusi RI, Jumat (5/4).
-
Apa yang diungkapkan Sri Mulyani tentang bukber Kabinet Jokowi? Sangat terbatas, tidak semua menteri hadir termasuk dari PDIP, PKB dan NasDem.
-
Kenapa BRI menargetkan harga sahamnya naik? 'Target harga kami mengasumsikan tingkat bebas risiko sebesar 7,25% (tidak berubah), tanggal batas akhir September 2024 (mulai Maret 2024), RoE berkelanjutan sebesar 20,5% (tidak berubah), dan pertumbuhan berkelanjutan sebesar 9% (tidak berubah). Pada target harga kami, saham akan diperdagangkan pada 3,0x PB 2024,' jelas PT UBS Sekuritas Indonesia.
-
Kapan BNI Sekuritas akan merevisi target harga BRI? Bahkan valuasi BBRI disebut menarik akibat adanya tren kenaikan suku bunga sehingga pihaknya akan kembali melakukan reviu.
-
Siapa yang ingatkan BI soal penukaran uang? Menanggapi hal ini, Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin ingatkan BI untuk terus mempermudah akses penukaran uang.'Sudah menjadi tradisi di tengah masyarakat, dimana ketika menjelang lebaran kebutuhan penukaran uang terus meningkat.
-
Apa profesi Sri Mulyani saat ini? Hingga saat ini, Ia mesih menjabat sebagai menkeu selama dua periode kepemimpinan Jokowi di Kabinet Kerja dan Kabinet Indonesia Maju.
Dia menegaskan akan terus melakukan kalibrasi mengenai optimalisasi dari komposisi mata uang asing dibanding domestik, sembari melihat perkembangan kondisi pasar untuk menentukan waktu maupun besaran yang tepat dalam penerbitan SBN.
Meski begitu, rencana penerbitan SBN dengan denominasi valas akan tetap dilihat pada keseluruhan 2022, baik di triwulan I, II, III, maupun IV. "Waktunya akan sangat ditentukan oleh kondisi pasar dan tentu dari sisi kebutuhan pembiayaan kami sendiri, serta kondisi kas negara," tambahnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan penerbitan SBN valas juga akan mempertimbangkan peluang yang paling tepat agar bisa menjamin stabilitas pembiayaan APBN, dengan risiko yang tetap dapat dikelola secara baik.
Kementerian Keuangan hingga saat ini terus melakukan adopsi strategi pembiayaan utang yang sifatnya selalu oportunistis dan fleksibel, namun tetap berfokus pada azas atau prinsip kehati-hatian dan akuntabiitas.
Menurut dia, oportunistis dan fleksibilitas sangat dibutuhkan dalam penerbitan SBN, terutama pada saat melihat kondisi pasar yang sangat dinamis seperti cepatnya pemulihan ekonomi negara maju diiringi lonjakan inflasi, sehingga terdapat normalisasi kebijakan yang akan menimbulkan dampak secara global, termasuk yang saat ini sedang dilakukan Fed.
"Oleh karena itu kami memasukkan faktor tersebut dan faktor dalam negeri. Kami akan mewaspadai, meneliti, dan merespons dinamika global yang akan terus terjadi," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.
Baca SelengkapnyaSaat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaInflasi di AS pada bulan Juni menunjukkan penurunan di angka 3 persen, didorong oleh menurunnya tekanan harga energi dan sektor perumahan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.287 per USD, menunjukkan penguatan signifikan dibandingkan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaSaid mengaku persoalan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negeri Paman Sam ini kerap membuat sakit kepala.
Baca SelengkapnyaHal ini pun mengundang pertanyaan dari Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menyebabkan penguatan mata uang dolar AS terhadap mata uang dunia lainnya hingga Rupiah.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca SelengkapnyaSalah satunya dengan melakukan sinergi lintas kementerian/lembaga, termasuk dengan Bank Indonesia (BI) untuk insentif likuiditas.
Baca SelengkapnyaPenurunan suku bunga ini diperkirakan akan membawa dampak yang signifikan terhadap perekonomian global, termasuk di sektor kripto.
Baca Selengkapnya