Pengelolaan Data Kunci Penguatan Perikanan Berkelanjutan
Merdeka.com - Ketua Komisi Nasional Pengkajian Sumber Daya Ikan (Komnaskajiskan), Indrajaya menyebut bahwa kunci utama kesuksesan pengelolaan perikanan berkelanjutan tergantung sejauh mana perikanan dikelola berdasarkan data. Hal ini agar dapat mewujudkan tata kelola perikanan berkelanjutan di Indonesia.
"Kunci utama kesuksesan pengelolaan perikanan berkelanjutan tergantung pada sejauh mana perikanan dikelola berdasarkan data, sehingga dapat menghasilkan estimasi yang akurat atau dengan kata lain perlu penguatan pendataan. Datanya harus sesuatu yang terukur seperti jumlah ikan yang ditangkap dan kelimpahan spesies ikan atau kondisi stok," jelas Indrajaya dalam Webinar: 'Optimasi Tata Kelola Perikanan Berkelanjutan Melalui Pengelolaan Terukur & Kolaboratif' pada Senin (23/8).
Data utama lain yang diperlukan adalah upaya atau kapasitas penangkapan, biota lain yang tertangkap bersama ikan, serta kecenderungan atau tren terkait berbagai hal tersebut. Jika semua data ini diperkuat, kata Indrajaya, maka Indonesia akan mampu menghasilkan perikanan yang terukur dan berkelanjutan.
-
Apa target produksi perikanan Indonesia di tahun 2025? Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan bahwa target indikator utama dalam produksi perikanan pada rencana kerja pemerintah atau RKP 2025, mencapai 24,58 juta ton.
-
Kenapa KKP mendorong konsumsi ikan yang berkelanjutan? Fakta yang menggembirakan harus didukung ketersediaan ikan yang bermutu secara kontinyu dan mudah diakses oleh masyarakat. Mengingat kecukupan kebutuhan ikan berbanding lurus dengan ketersediaan sumber daya perikanan,' ujar Budi.
-
Bagaimana KKP dan MSC jamin keberlanjutan ikan konsumsi? Kerja sama kedua pihak dirintis sejak 2019, berhasil mengantarkan 40 unit pengolah ikan (UPI) dan 2 retail telah memiliki sertifikat Standar Rantai Pengawasan MSC atau Chain of Custody.
-
Apa yang ingin KKP dorong di sektor perikanan? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong penerapan zero waste pada perikanan. Semua bagian pada ikan dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis, seperti aneka ragam makanan hingga produk farmasi.
-
Siapa yang mendukung KKP dalam menggaungkan perikanan berkelanjutan? Sementara Direktur Program Kelautan dan Perikanan Yayasan WWF Indonesia, Dr. Imam Musthofa Zainudin, mengaku siap mendukung KKP terkait perikanan berkelanjutan untuk ketahanan pangan Indonesia.
-
Bagaimana KKP menjaga sumber daya perikanan untuk generasi mendatang? 'Kata kunci generasi emas adalah era Indonesia memiliki SDM yang berdaya saing,' tuturnya.Senada, Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP, Erwin Dwiyana beberapa waktu lalu mengatakan generasi emas adalah generasi yang cerdas, sehat, kuat, dan memiliki karakter yang baik.
Dia juga menyarankan penguatan pendataan untuk memaksimalkan kemajuan teknologi yang ada mulai dari proses pengumpulan data, pemrosesan hingga hasilnya. Dalam hal ini termasuk untuk pengumpulan data, quality control atas data hingga penggunaan atau pemanfaatan kecerdasan buatan.
"Model secanggih apapun kalau kualitas datanya kurang bagus dan tidak terselusuri dengan baik, maka tingkat ketidakpastian estimasinya bisa meleset atau terlalu besar. Mudah-mudahan dengan kerja sama semua pihak untuk memperkuat pendataan, saya yakin komitmen pemerintah untuk melakukan pengelolaan perikanan yang terukur dan berkelanjutan bisa tercapai," ungkapnya.
Ditambahkan Senior Advisor for the TLFF Sustainable Fishery Programme, Zulficar Mochtar, upaya mengelola perikanan tidak mudah karena kompleksitas data yang ada. Oleh sebab itu, dia merekomendasikan agar dilakukan optimasi kajian stok sumber daya ikan dan pendataan.
Kajian stok ini idealnya diperbarui secara reguler setiap satu atau dua tahun. Hal ini penting agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pengambilan keputusan terkait pengelolaan perikanan berkelanjutan. "Kenapa penting satu atau dua tahun, ini supaya kita bisa melakukan responsif manajemen dalam tata kelolanya. Karena kalau misalnya datanya 5 sampai 6 tahun lalu, jangan-jangan potret stok yang ada di situ sudah berubah, atau bisa-bisa kita juga salah atau bias dalam mengambil kebijakan atau keputusan manajemen," tutur Zulficar.
Hasil penguatan data dalam kajian stok ini juga akan memperkuat strategi penangkapan, termasuk pemantauan kapal, dan laporan indikator kesehatan stok secara real time.
Dia juga merekomendasikan agar pemerintah mengoptimalkan sistem perizinan yang sudah ada saat ini. Menurutnya, akan jauh lebih baik jika sistem perizinan terhubung secara langsung dengan sistem manajemen perikanan tersebut misalnya secara spesifik mengenai komoditas kakap dan kerapu.
"Jadi kita mendorong ke depan agar sistem perizinan sudah mulai bisa merekomendasikan, misalnya waktu penangkapan ikan, panjang musim, atau fishing days, sesuai dengan berbagai kondisi di lapangan, ketersediaan sumber daya, atau kemampuan kapal," katanya.
Peran Kerja Sama
Hal serupa disampaikan oleh Direktur Kelautan dan Perikanan Bappenas, Sri Yanti. Menurutnya, salah satu tantangan dalam pengelolaan perikanan karena masih kurangnya data terkait Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) untuk menentukan arah kebijakan.
Dia mengatakan bahwa pengelolaan perikanan tidak bisa dilakukan secara one fit for all. Sehingga kebijakan pengelolaan WPP, serta pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan harus disesuaikan dengan karakteristik wilayahnya.
"Ketersediaan data ini harus betul-betul kita manfaatkan sumber daya yang ada, untuk memperbaiki data yang kita punya dalam menentukan upaya sesuai prinsip berkelanjutan," jelasnya.
Selain itu, dia juga menekankan pentingnya keterlibatan para pemangku kepentingan dalam pengoptimalan tata kelola perikanan berkelanjutan.
"Data ada dimana-mana dan itu mungkin bisa kita konsolidasikan untuk kita peroleh data yang akurat, kredibel dan bisa dipertanggungjawabkan," pungkasnya.
Reporter: Andina Librianty
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Target yang menjadi indikator utama dalam produksi perikanan itu dikatakan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono.
Baca SelengkapnyaData yang valid, akurat dan terkini amat dibutuhkan sebagai pondasi perencanaan pembangunan.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus bisa melakukan revitalisasi seluruh pelabuhan perikanan.
Baca SelengkapnyaJumlah ikan di Indonesia masih surplus, diharapkan menjadi kekuatan pangan nasional ke depan.
Baca SelengkapnyaKKP berharap dapat terus menjamin tersedianya sumber daya ikan tuna agar bisa memberikan nilai kesejahteraan serta kontribusi untuk negara.
Baca SelengkapnyaAturan ini menjadi landasan penangkapan ikan berdasarkan kebutuhan pasar.
Baca SelengkapnyaTerutama, kata dia terkait produksi pangan nasional.
Baca SelengkapnyaLuluk menyampaikan Indonesia berperan penting mendorong keberlanjutan ekonomi laut dan ketahanan pangan global.
Baca SelengkapnyaKepala BMKG Dwikorita Karnawati menilai saat ini kondisi bumi mengkhawatirkan dan tidak mudah diprediksi.
Baca SelengkapnyaGanjar berjanji untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan untuk meningkatkan sektor perikanan dan laut.
Baca SelengkapnyaPenangkapan Ikan Terukur (PIT) berbasis kuota akan dilaksanakan bertahap tahun ini, sebelum diterapkan sepenuhnya mulai tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKesenjangan pendanaan menjadi salah satu persoalan mencapai pembangunan berkelanjutan di sektor kelautan (SDGs 14).
Baca Selengkapnya