Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengusaha Keluhkan Tingginya NIM Perbankan RI Dibanding Negara Tetangga

Pengusaha Keluhkan Tingginya NIM Perbankan RI Dibanding Negara Tetangga Ketua Umum Kadin Rosan Perkasa Roeslani. ©Liputan6.com/Athika Rahma

Merdeka.com - Kamar Dagang Indonesia (Kadin) menggelar Kadin Talks bersama Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Dalam acara tersebut, Perry berdiskusi dengan Ketua Umum Kadin Rosan Perkasa Roeslani mengenai kebijakan bank sentral.

Di sesi diskusi, Rosan menyinggung Net Interest Margin (NIM) perbankan Indonesia yang dinilai masih tinggi. NIM yang tinggi dirasa menjadi penghambat para pelaku usaha yang selama ini mengandalkan pinjaman bank untuk mengembangkan bisnisnya.

NIM sendiri merupakan suatu rasio yang dijadikan patokan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan bank untuk mnegelola seluruh aktiva produktifnya agar bisa menghasilkan penghasilan netto yang lebih tinggi.

"Saya rasa NIM Indonesia paling tinggi dibandingkan negara tetangga. NIM kita sekarang 4,9 persen, sedangkan negara tetangga tidak ada yang diatas 3,5 persen, itu kenyataannya," ujar Rosan di Jakarta, Senin (26/8).

Sebagai perbandingan, Rosan menyebutkan tingkat NIM di beberapa negara tetangga. Misalnya, Malaysia, NIMnya 1,6 hingga 1,7 persen. Singapura 1,3 hingga 1,4 persen, Filipina di bawah 3 persen, Vietnam 2,4 persen, Korea 1,5 persen dan China 2,5 persen.

Jika NIM rendah, maka para pelaku usaha akan lebih mudah mengajukan kredit sehingga usaha akan berkembang. Ketika usaha berkembang, produktivitas ikut meningkat. "Saya tahu mungkin perbankan tidak akan suka dengan ini, tapi kami dari perwakilan dunia usaha harus menyampaikan ini," lanjutnya.

Sementara, Perry menyatakan NIM Indonesia saat ini sebenarnya sudah turun, dari angka 5 persen menjadi 4,7 persen. Namun, angka tersebut bisa ditekan lagi asal perbankan bisa meningkatkan efisiensi. "Ada beberapa faktor yang bisa menurunkan suku bunga kredit. Pertama kebijakan suku bunga dari BI, lalu likuiditas yang longgar serta regulasi dari OJK," tutur Perry.

Perry menambahkan, pelaku usaha juga harus proaktif dan tidak wait and see. Jika suku bunga sudah diturunkan namun permintaan kredit minim, akan sama saja.

Reporter: Athika Rahma

Sumber: Liputan6.com (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Daftar Negara Asean Paling Banyak Pengangguran, Indonesia Nomor Berapa?
Daftar Negara Asean Paling Banyak Pengangguran, Indonesia Nomor Berapa?

Pengangguran terjadi karena ketidakseimbangan antara jumlah lapangan kerja yang tersedia dan laju pertumbuhan penduduk.

Baca Selengkapnya
Entepreneur Hub, Jurus Pemerintah jadi Indonesia Negara Maju 2045
Entepreneur Hub, Jurus Pemerintah jadi Indonesia Negara Maju 2045

Pemerintah meluncurkan program Entepreneur Hub dalam rangka meningkatkan rasio pengusaha baru di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Melemah Menuju Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Beri Penjelasan Begini
Kurs Rupiah Melemah Menuju Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Beri Penjelasan Begini

Menurut Sri Mulyani, banyak masyarakat Indonesia yang melihat pelemahan Rupiah itu dari nominalnya terhadap USD.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Komentari Pelemahan Nilai Tukar Rupiah: Negara Lain Lebih Parah
Sri Mulyani Komentari Pelemahan Nilai Tukar Rupiah: Negara Lain Lebih Parah

Menyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.

Baca Selengkapnya
Badan Otorita Ungkap Alasan Minimnya Korea Selatan Investasi di IKN Nusantara
Badan Otorita Ungkap Alasan Minimnya Korea Selatan Investasi di IKN Nusantara

Korea Selatan menempati peringkat 6 dengan 9 LOI terkait investasi di IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya
4 Negara yang Paling Banyak Berminat Investasi di IKN Nusantara
4 Negara yang Paling Banyak Berminat Investasi di IKN Nusantara

Terbaru, surat pernyataan minat tersebut telah mencapai 328 LoI.

Baca Selengkapnya
Otorita IKN Klaim Ada Minat Investasi Rp 1.042 Triliun di Ibu Kota Baru, Paling Banyak dari China
Otorita IKN Klaim Ada Minat Investasi Rp 1.042 Triliun di Ibu Kota Baru, Paling Banyak dari China

Meskipun secara jumlah lebih dominan, namun potensi investasi dalam negeri masih kalah besar dibanding investasi asing.

Baca Selengkapnya
Orang Dekat Prabowo Bongkar Biang Kerok Investasi Asing Lebih Pilih Malaysia Dibanding Indonesia
Orang Dekat Prabowo Bongkar Biang Kerok Investasi Asing Lebih Pilih Malaysia Dibanding Indonesia

Investor asing ogah berinvestasi di Indonesia karena sederet masalah klasik.

Baca Selengkapnya
Prabowo Nilai Penerimaan Pajak RI Rendah: Orde Baru Pernah 14 Persen, Masak Kalah dari Malaysia
Prabowo Nilai Penerimaan Pajak RI Rendah: Orde Baru Pernah 14 Persen, Masak Kalah dari Malaysia

"Apa kita lebih bodoh dari orang Thailand, apa kita lebih bodoh atau kita lebih malas," kata Prabowo.

Baca Selengkapnya
Hampir Setahun, Realisasi Investasi Sudah Tembus Rp1.261 Triliun
Hampir Setahun, Realisasi Investasi Sudah Tembus Rp1.261 Triliun

Realisasi investasi ini setara 76,45 persen dari target Presiden Jokowi Rp1.650 triliun.

Baca Selengkapnya
Jurus BRI Kelola NPL UMKM Tetap Rendah Dibawah Industri Perbankan Nasional
Jurus BRI Kelola NPL UMKM Tetap Rendah Dibawah Industri Perbankan Nasional

UMKM merupakan tulang punggung ekonomi di Indonesia.

Baca Selengkapnya