Per Akhir Maret 2019, BTN Telah Salurkan Kredit Rp 202,5 Triliun
Merdeka.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Bank BTN) mencatatkan kenaikan penyaluran kredit sebesar 19,57 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp 202,5 menjadi Rp 242,13 triliun pada triwulan I-2019. Data tersebut diperoleh hingga 31 Maret tahun ini.
Direktur Utama Bank BTN, Maryono mengungkapkan kenaikan positif pada penyaluran kredit dan pembiayaan Bank BTN tersebut juga masih berada di atas rata-rata industri perbankan nasional. Bank Indonesia (BI) merekam kredit perbankan secara nasional hanya naik di level 12 persen yoy per Februari 2019.
"Perseroan konsisten menggelar berbagai aksi strategis, kemitraan, dan promosi agar kian ekspansif dalam menyalurkan kredit," kata dia dalam paparan kinerja keuangan, di Menara BTN, Selasa (23/4).
-
Kapan BNI tingkatkan kredit? Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Bagaimana pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? Hingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year.
-
Apa target pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? BRI pun optimistis pertumbuhan kredit di tahun ini dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan pada awal tahun, yakni double digit dikisaran 10-12% yoy.
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
Dia mengungkapkan, meski tetap fokus dalam bisnis inti perseroan di bidang pembiayaan perumahan, pihaknya terus aktif memacu akselerasi kredit di sektor non-perumahan. "Capaian penyaluran kredit kami pada kuartal I-2019 ini akan terus kami pacu hingga akhir tahun nanti, tentunya dengan tetap selektif dan fokus menjaga kualitas kredit," ujarnya.
Dia menjelaskan kuatnya pertumbuhan kredit di Bank BTN tersebut bersumber dari lini sektor perumahan dan non-perumahan. Di sektor perumahan, kredit tercatat tumbuh 19,11 persen yoy dari Rp 184,46 triliun pada akhir Maret 2018 menjadi Rp 219,72 triliun di akhir Maret 2019.
Sementara itu, permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi yang masih tinggi menjadi pendorong kuat kenaikan total kredit di segmen ini. Catatan keuangan Bank BTN merekam KPR Subsidi naik 28,87 persen yoy dari Rp 79,14 triliun per 31 Maret 2018 menjadi Rp 101,99 triliun di periode yang sama tahun ini.
Per triwulan I-2019, KPR Non-Subsidi pun naik sebesar 14,37 persen yoy menjadi Rp 79,83 triliun. Dengan capaian tersebut, KPR emiten bersandi saham BBTN ini tumbuh sekitar 22,07 persen yoy menjadi Rp 181,83 triliun pada 31 Maret 2019. Rapor hijau tersebut sukses menempatkan Bank BTN sebagai pemimpin pasar di segmen KPR dengan pangsa sebesar 39,35 persen per Desember 2018.
"Bank BTN juga masih menempati posisi wahid di pasar KPR Subsidi dengan pangsa sebesar 92,96 persen per 31 Maret 2019," ujarnya.
Kemudian, di segmen kredit perumahan, kredit konstruksi juga terpantau naik 8,96 persen yoy menjadi Rp 29,45 triliun pada akhir Maret 2019. "Pada akhir bulan ketiga tahun ini, kredit perumahan lainnya tercatat telah disalurkan senilai Rp 8,44 triliun," ujarnya.
Di sektor kredit non-perumahan, Bank BTN juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 24,24 persen yoy. Kenaikan tersebut ditopang laju positif penyaluran kredit di segmen kredit konsumer dan kredit komersial yang naik masing-masing sebesar 25,53 persen yoy menjadi Rp 4,97 triliun dan 23,88 persen yoy menjadi Rp 17,43 triliun per triwulan I-2019.
Maryono mengungkapkan, pertumbuhan kredit tersebut didukung oleh Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) nett perseroan yang rendah berada di level 2 persen. "Posisi tersebut jauh di bawah ambang batas atas NPL yang ditetapkan regulator sebesar 5 persen," tutupnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank BTN berhasil bukukan laba bersih senilai Rp1,5 triliun pada parah pertama tahun 2024.
Baca SelengkapnyaDari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BTN tumbuh 16,6 persen menjadi Rp365,4 triliun pada semester I-2024.
Baca SelengkapnyaDengan kinerja tersebut, BTN mencatatkan laba bersih sekitar Rp983,8 miliar atau naik sekitar 5,15 persen YoY.
Baca SelengkapnyaPenyaluran kredit BTN per Agustus naik 13,05 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaCapaian tersebut tumbuh 15 persen (yoy) dibandingkan dengan perolehan laba bersih di tahun 2022 sebesar Rp3,04 triliun.
Baca SelengkapnyaBTN menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp356,1 triliun per akhir September 2024 atau tumbuh sebesar 11,9 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN tersebut ditopang oleh kredit dan pembiayaan perumahan.
Baca SelengkapnyaBTN mencatat, pencapaian kinerja keuangannya per Mei 2024 telah sejalan dengan yang ditetapkan perseroan atau on track.
Baca SelengkapnyaRealisasi penyaluran kredit dan pembiayaan BTN sepanjang tahu 2023 mencapai Rp333,69 triliun.
Baca SelengkapnyaBTN menargetkan dapat mencapai perolehan CASA Rp200 triliun atau menempati porsi 53 persen dari total simpanan di Bank BTN pada akhir 2023.
Baca SelengkapnyaTercatat, aset BTN naik dari Rp361,20 triliun pada 2020 menjadi Rp455,60 triliun pada semester I-2024.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN hingga akhir Agustus 2024 mencapai 13,05 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp355,2 triliun.
Baca Selengkapnya