Pertamina pakai skema swap atasi masalah minyak dari Irak
Merdeka.com - PT Pertamina (Persero) mengakui kilang minyak yang dimilikinya tidak dapat mengolah minyak dari Basrah, Irak. Untuk itu, Pertamina memakai skema pertukaran minyak dengan perusahaan lain.
"Dari Basrah Resources tidak bisa langsung ke kilang Pertamina. Jadi kita lakukan swap (pertukaran), jual ke perusahaan luar, nanti kita beli minyak lagi dari perusahaan yang sama," ujar Dwi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (1/2).
Opsi lain yang sedang dipelajari Pertamina terhadap crude yang tidak bisa diolah kilang adalah dengan mengolahnya menggunakan kilang di luar negeri.
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
-
Bagaimana Pertamina mengembangkan produk sekunder dari panas bumi? Beberapa produk sekunder yang sedang dikembangkan oleh Pertamina Geothermal Energy diantaranya green methanol, green hydrogen, dan ekstraksi silika,' jelas Julfi.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi di Blok Mahakam? Melalui beragam inovasi dan penerapan teknologi yang tepat, Pertamina berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah dan sekaligus meningkatkan produksi migas Pertamina yang sangat penting dalam mendukung pemenuhan kebutuhan energi Indonesia.
-
Apa saja yang Pertamina salurkan? Pertamina Patra Niaga siap menyalurkan BBM dan LPG subsidi sesuai dengan kuota yang ditetapkan Pemerintah.
-
Dimana proyek kilang baru Pertamina berada? Pertamina saat ini sedang fokus menyelesaikan Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, dimana proyek tersebut memasuki milestone baru yaitu program Turn Around (TA) Revamp yang ditargetkan selesai di awal Mei 2024.
"Kami lihat potensi crude yang enggak bisa dipakai agar diproses di kilang luar saja. Hasilnya dikirim ke dalam negeri, itu lebih murah daripada impor minyak langsung. Itu yang akan kita lakukan pada minyak dari Basrah," jelas Dwi.
Atas dasar itulah, Pertamina melirik kilang minyak di India. Alasannya, kilang di India dinilai paling cocok untuk mengolah minyak mentah dari Irak.
"Minyaknya saat ini paling potensial diolah di kilang India. Kita bayar toll fee saja. Karena ongkos angkut ke kilang India yang paling murah," pungkas Dwi.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Negara Afrika dan Amerika Latin dipilih menjadi alternatif karena rute pengiriman tidak melintasi Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaPertamina akan menjalin kerjasama melalui skema Kerja Sama Operasi (KSO) dengan Sinopec.
Baca SelengkapnyaSelain Rokan, Arifin juga menyebut Blok Cepu yang punya potensi migas lebih besar dari perhitungan saat ini.
Baca SelengkapnyaSelain negara di Afrika, pemerintah juga menjajaki peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin.
Baca SelengkapnyaPertamina mengatakan bahwa suplai BBM terus dijaga di level 20 hari dan telah diamankan dari produksi kilang dan kargo dari kawasan Asia.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga berkomitmen untuk menjadi solusi energi dan mitra dekarbonisasi utama bagi industri hulu migas.
Baca SelengkapnyaSinopec telah mengungkapkan ketertarikannya untuk masuk ke 5 lapangan yang dikelola Pertamina EP.
Baca SelengkapnyaBahlil tidak mempermasalahkan apakah BUMN atau swasta yang mengelola, selama itu masih perusahaan nasional .
Baca SelengkapnyaPertamina terus berinvestasi dengan melakukan kegiatan pengeboran sumur-sumur baru.
Baca SelengkapnyaMoU antara kedua badan usaha milik negara dari Indonesia dan Tiongkok meliputi berbagai kegiatan bisnis, mulai dari hulu, hilir.
Baca SelengkapnyaMenurut Nicke, ENI merupakan salah satu perusahaan migas yang sukses melakukan eksplorasi.
Baca SelengkapnyaPHE siap mendukung pemerintah untuk mencapai target produksi minyak nasional tahun 2030 sebesar 1 juta Barel per hari.
Baca Selengkapnya