PLN: Pembangkit EBT Bakal Meningkat Besar-besaran Mulai 2028
Merdeka.com - PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) memproyeksikan pengembangan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) akan mengalami peningkatan besar-besaran mulai 2028. Salah satu pemicunya yaitu kemajuan teknologi baterai yang semakin murah. Setelah itu, kenaikan secara eksponensial akan mulai terjadi pada 2040.
Executive Vice President Pelayanan Pelanggan Retail PLN, Munief Budiman mengatakan, pada 2045 porsi EBT sudah mendominasi total pembangkit. "Dekade berikutnya seluruh pembangkit listirk di Indonesia berasal dari EBT," ujar Munief pada webinar Solusi Kebersamaan Energy and Mining Editor Society (SUKSE2S) dikutip Kamis (24/3).
Munief mengatakan, PLN berkomitmen mendukung pemerintah untuk mencapai target bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025 yang ditunjukkan pada pilar transformasi green PLN. Transformasi PLN untuk pilar green dengan berupaya memimpin transisi energi Indonesia melalui peningkatan EBT secara pesat dan efisien.
-
Apa target PLN dalam bauran energi tahun 2040? Sementara itu, total tambahan kapasitas pembangkit hingga 2040 adalah 86 GW, dengan rasio 75 persen berasal dari pembangkit EBT dan 25 persen dari pembangkit berbasis gas.
-
Apa saja yang PLN lakukan untuk transisi energi? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Kenapa PLN penting dalam transisi energi? PLN memegang peranan penting dalam menjalankan agenda transisi energi. Pembangunan pembangkit EBT yang makin digenjot, penguatan jaringan distribusi dan transmisi serta langkah dekarbonisasi merupakan serangkaian proyek transisi energi yang membutuhkan keterlibatan banyak pihak,“ imbuh Darmawan.
-
Bagaimana PLN mengatasi ketidaksesuaian EBT dengan pusat beban? Dengan sistem baru ini, kami memahami adanya ketidaksesuaian antara sebagian besar sumber EBT dengan pusat beban sehingga kami akan membangun green enabling super grid untuk menghubungkannya.
-
Kenapa PLN kolaborasi untuk transisi energi? Kolaborasi dalam transisi energi adalah kunci penting menyeimbangkan trilema energi, yaitu security, affordability, dan sustainability.
"Green breakthrough kami adalah implementasi RJPP 2019-2024, launch green booster 3,5 GW, dan launch large scale renewable energy," kata Munief
Menurut dia, pada 2015-2019 PLN mempunyai forecast demand dari kebutuhan tenaga listrik yang cukup tinggi. Ini akan menjadi dasar PLN menyiapkan infrastruktur untuk respon pertumbuhan yang tinggi. Namun pada 2016-2017 ternyata pertumbuhan tenaga listrik tidak seperti yang diharapkan. Padahal pada 2015 sudah ada komitmen pembangunan proyek IPP yang sudah berjalan.
"Ini menjadi hal yang harus kita antisipasi. Pada 2019 estimasi diupayakan dikoreksi. Pada 2021 estimasi demand dari 361 TWh, dikoreksi jadi 279 TWh. Target 2022 estimasi demand 392 TWh, dikoreksi jadi 300 TW," ungkap dia.
Saat ini sebaran sistem kelistrikan secara nasional semuanya surplus sangat tinggi di atas 30-40 persen. Ada yang bahkan 109 persen di sistem Nias. Untuk Jawa – Bali surplusnya 50 persen.
Munief mengatakan hanya ada beberapa di sistem khatulistiwa yang sistem reserve marginnya 9 persen. Ini menunjukkan cadangan kapasitas listrik banyak yang belum terutilisasi. "PLN perlu arif dan bijaksana agar kapasitas ini bisa dimanfaatkan dan bisa ikut berpartisipasi dalam pengembangan EBT," katanya.
Surplus Pasokan Listrik
Munief menambahkan, kondisi surplus pasokan listrik adalah sebuah dinamika dari adanya proses perkembangan teknologi yang cepat dan masif. PLN mempunyai program strategis, tidak hanya ketahanan energi tapi juga perlu dilakukan kemandirian.
"Untuk kemandirian energi dengan program electrifying lifestyle. Seperti penggunaan kendaraan listrik, dan kompor listrik. Ini upaya untuk menyerap reserve margin yang tersedia. Mudah-mudahan kapasitas berlebih bisa secara baik terserap," katanya.
Andriah Feby Misna, Direktur Aneka EBT Kementerian ESDM yang mewakili Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, mengatakan untuk sektor energi pemanfaatan EBT menjadi hal yang sangat kritikal untuk transisi energi. Pada 2060 pemanfaatan pembangkit 60 persen akan berasal dari energi surya.
PLTS menjadi salah satu prioritas untuk jangka pendek. Potensinya cukup besar dan waktu konstruksinya cukup pendek membuat PLTS menjadi prioritas. "Kalau bicara PLTS atap yang menjadi salah satu program untuk mencapai target 23 persen, maka pada 2025 ditargetkan terpasang 3,6 GW. 2025 harapan kami sektor industri mempunyai peran cukup tinggi untuk mengimplementasikan PLTS atap," kata Feby.
Perkembangan PLTS atap tercatat signifikan. Pada dua bulan pertama 2022, ada 5.321 pelanggan baru dan kapasitas 59,84 MWp atau sebesar 13,3 persen dari target 2022. Berdasarkan sebaran lokasinya, pelanggan PLTS atap mayoritas berada di wilayah Jawa dan Bali. Berdasarkan kategori pelanggan, jumlah pelanggan PLTS atap paling tinggi berasal dari pelanggan rumah tangga, yakni sekitar 4.175 pelanggan.
"Berdasarkan kapasitas PLTS atap, paling tinggi berasal dari pelanggan industri 17,7 MW. Ini kami harapkan bisa terus didorong ke depannya," kata Feby.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Strategi PLN untuk mencapai net zero emission 2060, terbagi menjadi beberapa tahap.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Sumber Energi Listrik Jadi Andalan untuk Penuhi Kebutuhan 35 Tahun ke Depan
Baca SelengkapnyaPLN menggalang kolaborasi dengan komunitas global dalam Conference of the Parties 29 yang digelar di Baku, Azerbaijan, pada 11-24 November 2024.
Baca SelengkapnyaDalam perjalanannya, subholding generation company terbesar se-Asia Tenggara ini, terus mengakselerasi pemenuhan energi hijau menuju net zero emission.
Baca Selengkapnyadalam proyek Hijaunesia 2023, PLN IP memprioritaskan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
Baca SelengkapnyaPLN tengah fokus dalam pengurangan penyediaan listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan diperlukan inovasi energi baru terbarukan, pengembangan teknologi ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaStrategi PLN IP mendukung target Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060.
Baca SelengkapnyaDi bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia berkomitmen penuh untuk menjalankan transisi energi selaras dengan upaya mitigasi perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaAIPF bertujuan untuk menghubungkan sektor swasta dan publik di kawasan ASEAN dan Indo-Pasifik untuk kerja sama yang lebih kuat.
Baca SelengkapnyaJika tak juga dieksekusi, Bahlil mengancam akan menyerahkan hal tersebut kepada pihak swasta.
Baca SelengkapnyaPemerintah kembali mengkaji skema power wheeling dalam RUU EBET.
Baca Selengkapnya