PLTU Cirebon unit II ditarget beroperasi 2022
Merdeka.com - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Unit II Expansion berkapasitas 1.000 Mega Watt (MW) ditargetkan beroperasi pada April 2022. Saat ini proses pembangunan sudah mencapai 12,7 persen.
Presiden Direktur PT Cirebon Energi Prasaran, Heru Dewanto, mengatakan saat ini pembangunan PLTU Cirebon Unit II Ekspansion sudah masuk dalam tahap konstruksi, berupa pemadatan lahan untuk bangunan pembangkit proses tersebut diperkirakan memakan waktu 1 tahun.
"Proses pembangunan sudah masuk konstruksi, sebesar 12,7 persen," kata Heru, di Jakarta, Jumat (4/5).
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Kapan PLTU Batang dibangun? 'Karena teknologi untuk bikin 1 unit 1.000 itu harus dilakukan reviewing kemudian berdasarkan pengalaman di lapangan baru timbul 1 unit 1.000. Dan itu disebut Ultra Super Critical. Selama ini yang paling tinggi yang pernah dibangun adalah Super Critical ini,'
-
Kenapa PLTU Batang dibangun? Pembangunan PLTU Batang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan merupakan bagian dari program penyediaan listrik 35.000 MW.
-
Apa target Pertamina dalam pengembangan energi panas bumi? Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau Pertamina Geothermal Energy, secara keseluruhan industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16 persen dari total target dekarbonisasi nasional di tahun 2030.
-
Bagaimana Pertamina Geothermal Energy membangun PLTP Lumut Balai Unit 2? 'Setelah groundbreaking kami akan akselerasi ke tahap desain engineering, pengeboran pondasi Fluid Collection and Reinjection System (FCRS) serta persiapan jalur transmisi,' ungkap Julfi.
-
Apa teknologi utama yang digunakan PLTU Batang? PLTU Batang menggunakan teknologi mutakhir terbesar di Asia Tenggara untuk saat ini, yaitu Ultra Super Critical, yang memberikan tingkat efisiensi yang tinggi dan memberikan dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan teknologi PLTU sebelumnya.
Menurut Heru, pengerjaan pembangunan PLTU tersebut memakan waktu 51 bulan dari penyelesaian keuangan pada November 2017, dengan begitu diperkirakan dapat beroperasi komersial pada April 2022. "Mudah-mudahan masa konstruksi bisa lancar dan selesai tepat waktu dengan kualitas yang diharapkan," ujarnya.
Heru mengungkapkan, target pengerjaan pembangkit mengalami perubahan dari yang awal ditargetkan pada 2021. Hal ini diakibatkan adanya gugatan hukum pada Desember 2017 terkait izin lingkungan. Namun permasalahan tersebut telah selesai, dengan ditolaknya gugatan tersebut oleh Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) pada 2 Mei 2018.
"Akhirnya, majelis hakim PTUN Bandung menyatakan menolak gugatan Walhi dan mempertahankan izin lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tersebut," tutur Heru.
Heru mengungkapkan, PLTU Cirebon Unit II Expansion menggunakan teknologi ultra super critica, yang mampu menekan konsumsi batubara hingga 3 persen. Dengan kapasitas 1.000 Mega Watt (MW) mengkonsumsi 3,2 juta ton per tahun dengan kalori 4.500 kkal per kilo gram (kg).
"Jadi teknologi ini bertumpu pada tekanan dan suhu yang sangat tinggi dan ini bisa meningkatkan efisiensi pembangkit listrik. Dengan efisiensi ini artinya untuk menghasilkan energi yang sama dibutuhkan lebih sedikit bahan bakar lebih sedikit batu bara," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembangunan PLTP Lumut Balai Unit 2 akan menambah kapasitas panas bumi di Area Lumut Balai sebesar 55 MW.
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 68 gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan.
Baca Selengkapnyadalam proyek Hijaunesia 2023, PLN IP memprioritaskan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
Baca SelengkapnyaPercepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca SelengkapnyaPLTU ini dinilai jadi yang paling memungkinkan untuk dipensiunkan.
Baca SelengkapnyaRencana ini untuk mencapai target net zero emission di 2060.
Baca SelengkapnyaPLN tengah fokus dalam pengurangan penyediaan listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Baca SelengkapnyaSikap tergesa-gesa pemerintah melakukan pensiun dini operasional PLTU Cirebon-1 berpotensi menimbulkan malapetaka bagi masyarakat kelas menengah bawah.
Baca SelengkapnyaPembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi masih jauh dari target.
Baca SelengkapnyaPerdagangan karbon PLN Indonesia Power telah mencapai 2.428.203 ton CO2 dan akan meningkat dua kali lipat pada tahun-tahun selanjutnya.
Baca SelengkapnyaSistem kelistrikan Nusa Penida akan ditambah kembali dengan pembangkit hijau sebesar 14,5 MW.
Baca SelengkapnyaKeputusan untuk menyuntik mati PLTU Cirebon-1 juga harus dipastikan tidak melanggar peraturan yang berlaku.
Baca Selengkapnya