Pungutan BBM tak pas untuk negara yang banyak koruptor
Merdeka.com - Pungutan Dana Ketahanan Energi mulai diberlakukan saat harga baru Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan solar ditetapkan pada 5 Januari 2016. Di mana, harga premium turun sebesar Rp 150 menjadi Rp 7.150 per liter dari saat ini Rp 7.300 per liter. Sementara, solar turun Rp 800 menjadi Rp 5.950 per liter dari Rp 6.700 per liter.
Harga baru itu sudah termasuk pungutan dana ketahanan energi sebesar Rp 200 per liter dan Solar Rp 300 per liter. Diperkirakan, pemerintah bisa meraup dana ketahanan energi sekitar Rp 15 triliun hingga Rp 16 triliun per tahun.
Pungutan dana tersebut tentu menimbulkan polemik di berbagai kalangan karena dianggap merugikan masyarakat. Nantinya, dikhawatirkan masyarakat akan menganggap negatif kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.
-
Kenapa Pertamina jamin pasokan energi di Bali? 'Melalui regional Jatimbalinus, Pertamina jamin pasokan avtur, BBM dan LPG di kegiatan WWF 2024,' jelas Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Siapa yang meminta anggaran Rp20 triliun? Jelang rapat, Menteri HAM Natalius Pigai sempat dicecar terkait permintaan anggaran Rp20 triliun.
-
Kapan Pertamina menyalurkan subsidi energi? Pertamina mendapat tugas menyalurkan BBM Bersubsidi untuk Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (JBT) Minyak Tanah dengan kuota 0,5 Juta Kilo Liter (KL), JBT Minyak Solar dengan kuota 17,8 Juta KL, dan LPG Tabung 3 Kg sebesar 8,03 Juta Metric Ton (MT).
-
Kapan konsumsi BBM Pertamina melonjak? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
-
Bagaimana Pertamina menjaga ketahanan energi di Indonesia Timur? Tanki LPG Wayame dan Jayapura misalkan, kedua tanki LPG ini meningkatkan ketahanan energi LPG sekitar 8-13 hari. Lalu hadirnya tanki BBM Pare Pare, ini bisa menyuplai sekitar 40% kebutuhan Pertalite masyarakat setiap harinya 'Tanki BBM dan LPG yang berlokasi di kota besar ini memiliki peran penting menjadi titik suplai utama di wilayah Indonesia Timur.
-
Bagaimana Pertamina membangun energi berkelanjutan? Salah satu program TJSL juga berdampak pada dekarbonisasi dan telah menghasilkan reduksi emisi karbon hingga 715 ribu ton CO2e per tahun.
"Kalau menurut saya sebaiknya tidak usah diadain itu pungutan BBM. Soalnya masyarakat bakal berpikir macam-macam tentang pemerintah dan menterinya meskipun tujuannya baik. Kebijakan seperti ini tidak cocok diterapkan di suasana negeri yang banyak koruptornya. Mending kemarin tidak usah iming-imingin masayarakat untuk penurunan BBM," ujar salah seorang mahasiswa Universitas Nasional, Willi Bradus kepada merdeka.com di Jakarta, Sabtu (2/1).
Walau sudah terlanjur basah ditetapkan, Willi menyebut sebaiknya pemerintah mengurangi nilai pungutan yang ditetapkan. Dia merasa keberatan dengan nilai yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 200.
"Ya mungkin lebih dikecilkan lagi jadi Rp 50 atau Rp 100. Masyarakat yang kurang mampu terbebani mungkin. Karena BBM pasti dibeli setiap saat dan tidak akan ada habisnya atau pungutannya berdasarkan klasifikasi kendaraannya, semakin tinggi CC semakin tinggi dana pembebanan. biar semua adil, kalau mahasiswa keberatan pasti," jelas dia.
Sementara itu salah seorang pegawai swasta, Ibnu Sani juga mengatakan hal senada. Dia menyebut pemerintah sebaiknya mengoptimalkan pungutan dari pajak daripada membebani rakyat.
"Saya tidak setuju. Daripada pungut dari rakyat kenapa tidak mengoptimalkan dari pajak?," kata Ibnu.
Selain itu, salah seorang karyawati, Erika Dewi, mengatakan seharusnya pemerintah membebankan dana ketahanan energi dari pos anggaran lain bukan dari masyarakat.
"Saya tidak setuju, karena pemerintah sebetulnya bisa mengambil dana ketahanan energi itu dari pos anggaran lain, bukan di lempar ke masyarakat," tukas Erika.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah telah mengimpor BBM hingga Rp251 triliun sepanjang 2019-2023.
Baca SelengkapnyaProgram pendidikan, hingga kesehatan harus berbagi dengan impor BBM.
Baca SelengkapnyaErick menyebut, temuan BPK atas permasalahan yang terjadi di perusahaan BUMN merupakan hal yang lumrah.
Baca SelengkapnyaPembayaran Rp132,44 triliun tersebut merupakan pembayaran untuk Dana Kompensasi TW I-III 2023.
Baca SelengkapnyaPemerintah target mencapai bauran EBT 23 persen di 2025.
Baca SelengkapnyaRendahnya realisasi bauran EBT ini tak lepas dari belum tercapainya target investasi di sektor energi hijau.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengalokasikan secara total subsidi energi sebesar Rp444,2 triliun untuk tahun 2024.
Baca SelengkapnyaHal ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi dampak perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaProduk yang dihasilkan dari kilang sebagai bagian dari PSO juga dijaga tetap dapat terjangkau.
Baca SelengkapnyaRata-rata konsumsi sepeda motor tersebut mencapai 1 liter dalam satu hari.
Baca SelengkapnyaSumber-sumber energi terbarukan membutuhkan pendanaan besar.
Baca SelengkapnyaPNBP panas bumi pada 2024 ditargetkan sebesar Rp2,1 triliun.
Baca Selengkapnya