Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rencana Kenaikan Suku Bunga The Fed Dinilai Bakal Pukul Ekonomi Negara Berkembang

Rencana Kenaikan Suku Bunga The Fed Dinilai Bakal Pukul Ekonomi Negara Berkembang the fed. ©2018 PYMNTS.com

Merdeka.com - Direktur Eksekutif Departemen Internasional Bank Indonesia (BI), Rudy Brando Hutabarat menyoroti, rencana kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) bukti pertumbuhan ekonomi dunia tidak merata.

Padahal, seluruh dunia kini tengah berupaya memulihkan ekonominya dari dampak pandemi Covid-19. Namun, sejauh ini beberapa negara bisa melaluinya dengan cepat, dan ada juga yang masih lambat.

"Sebagai contoh di Amerika Serikat sekarang. Kalau di Amerika pertumbuhan ekonominya pulih lebih baik. Untuk itu mereka akan melakukan namanya normalisasi kebijakan," kata Rudy dalam side event Presidensi G20 Indonesia, Selasa (15/2).

Orang lain juga bertanya?

Rudy pun meminta The Fed mau memperhitungkan lebih cermat rencana ini, dan kemudian mengkomunikasikannya dengan baik. "Kalau kebijakan exit strategy itu dikomunikasikan dengan baik, dikalibrasi dengan baik, dan kemudian direncanakan dengan baik, maka itu akan melindung negara berkembang untuk pulih lebih kuat," sebutnya.

Dia berandai-andai, jika saja The Fed melakukan tapering dan mempertimbangkan kenaikan suku bunga dengan baik, maka dampaknya ke emerging market pasti akan lebih terbatas.

"Kalau dampak rambatan itu dapat dimitigasi, maka negara-negara berkembang yang saat ini masih dalam tahap pemulihan, maka mereka akan fokus pada pemulihannya," tuturnya.

"Sehingga ikut bareng-bareng pulih bersama negara-negara yang pulih lebih dulu. Ketika ekonomi dunia mengalami pemulihan bersama, kita akan melihat permintaan ekspor meningkat," tandas Rudy.

Jokowi Yakinkan Dampak Tapering Off AS Tak Besar untuk Indonesia, ini Alasannya

Presiden Joko Widodo atau Jokowi optimistis, kebijakan pengurangan likuiditas (tapering off) Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserves (The Fed) tidak akan berdampak besar pada Indonesia seperti saat 2013. Presiden Jokowi menyatakan, ekonomi domestik dinilai mempunyai ketahanan yang cukup kuat.

Hal ini tercermin dari nilai cadangan devisa Indonesia yang dinilai memadai hingga memasuki awal 2022. "Cadangan devisa pada Januari 2022 mencapai sebesar USD 141,3 miliar membawa Indonesia dalam posisi yang lebih baik dalam menghadapi tantangan eksternal pada tahun 2022. Terutama terkait normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat," tegasnya dalam Mandiri Investment Forum di Jakarta, Rabu (9/2).

Selain cadangan devisa, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga kembali pada tingkat yang optimis sebesar 118,3 pada Desember 2021. Sehingga, mendorong belanja masyarakat ke tingkat yang lebih tinggi dimasa sebelum pandemi, sebagaimana ditunjukkan oleh indeks belanja yang disusun oleh Survei Mandiri Sekuritas.

"Kita bersyukur saat ini Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia di level 53,7 berada pada zona ekspansi per Januari 2022. Dan ini lebih tinggi dari PMI Asia di level 52,7," imbuhnya.

Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia

Indonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.

Baca Selengkapnya
Amerika Terancam Resesi, Dampaknya akan Mengerikan bagi Indonesia
Amerika Terancam Resesi, Dampaknya akan Mengerikan bagi Indonesia

Penurunan suku bunga AS umumnya digunakan untuk merangsang ekonomi ketika ada ancaman resesi.

Baca Selengkapnya
Ada Ketegangan Geopolitik, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen
Ada Ketegangan Geopolitik, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen

Ekonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.

Baca Selengkapnya
Jangan Lengah, Pemangkasan Suku Bunga The Fed Bisa Jadi Bumerang Bagi Indonesia
Jangan Lengah, Pemangkasan Suku Bunga The Fed Bisa Jadi Bumerang Bagi Indonesia

The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Pede Kurs Rupiah Bakal Menguat, Ini Dia Pemicunya
Bank Indonesia Pede Kurs Rupiah Bakal Menguat, Ini Dia Pemicunya

Pelemahan rupiah tidak lebih buruk dibandingkan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea .

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan

Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.

Baca Selengkapnya
Tak Takut The Fed Naikkan Suku Bunga, Gubernur BI: Kami Tak Peduli dengan Pernyataan IMF
Tak Takut The Fed Naikkan Suku Bunga, Gubernur BI: Kami Tak Peduli dengan Pernyataan IMF

Bank Indonesia tetap akan menjalankan bauran kebijakan untuk menjaga geliat ekonomi nasional di tengah situasi tak menentu saat ini.

Baca Selengkapnya
Bos BI: Situasi Global Berubah Sangat Cepat, Ekonomi Diperkirakan Melambat
Bos BI: Situasi Global Berubah Sangat Cepat, Ekonomi Diperkirakan Melambat

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan alasan naiknya suku bunga jadi 6 persen.

Baca Selengkapnya
Sudah Ada Tanda-Tanda Ini, Bank Indonesia Sudah Seharusnya Turunkan BI Rate
Sudah Ada Tanda-Tanda Ini, Bank Indonesia Sudah Seharusnya Turunkan BI Rate

Cadangan devisa tahun ini merupakan posisi tertinggi sepanjang sejarah.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Pengusaha Lebih Takut Hal Ini Dibandingkan Pelemahan Kurs Rupiah
Ternyata, Pengusaha Lebih Takut Hal Ini Dibandingkan Pelemahan Kurs Rupiah

Kenaikan suku bunga oleh BI akan memberikan sederet dampak rambatan terhadap pelaku usaha ritel.

Baca Selengkapnya
Sektor Keuangan Tunjukkan Tren Penurunan, Ketua Banggar Minta Pemerintah Adaptif
Sektor Keuangan Tunjukkan Tren Penurunan, Ketua Banggar Minta Pemerintah Adaptif

Said mencontohkan saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terus melemah.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.

Baca Selengkapnya